ArcNesia Blog - Page 5

cancel
Showing results for 
Show  only  | Search instead for 
Did you mean: 

Latest Activity

(83 Posts)
Spatial_Heroes2018
Emerging Contributor

Drone2Map – 2D Mapping

Oleh: Andika Hadi Hutama

Drone2Map for ArcGIS merupakan salah satu premium apps yang memiliki kapabilitas untuk memproses data foto yang diambil oleh drone/UAV menjadi produk digital fotogrametri seperti orthophoto (2D) ataupun model 3D untuk keperluan visualisasi dan analisis. Pada tulisan kali ini, user akan berlatih membuat orthomosaic (2D) dengan studi kasus sederhana menggunakan data foto UAV yang sudah ter-geotag. Studi kasus kali ini akan memetakan kawasan Taman Tugu Tani, DKI Jakarta.

Gambar 1. Interface Awal Drone2Map

1. Create New Project > 2D Mapping > Create

Give Your Project A Name

Berikan nama untuk project terkait

Select Where To Store Your Project

Tentukan tempat penyimpanan project

 

Coordinate System > Edit > Choose A Spatial Reference

Tentukan sistem koordinat yang digunakan pada daerah yang bersangkutan. Pada kasus ini, sistem koordinat yang digunakan merupakan GCS WGS 1984

Gambar 2. Memilih sistem koordinat

Add folder/images > Select Drone Imagery Folder

Input data set foto yang akan diproses. Sebaiknya data foto dikumpulkan dalam 1 folder, dengan penamaan file yang berurutan seperti yang dapat dilihat pada gambar. Pada studi kasus ini, data foto diperoleh menggunakan wahana DJI Mavic Pro, sehingga masing-masing data foto tersebut sudah memiliki informasi posisi berupa koordinat (lintang, bujur, ketinggian).

Gambar 3a. Lokasi folder data foto

Gambar 3b. Lokasi folder data foto

Apabila data foto sudah ditentukan, maka akan tampil seperti layar berikut:

Gambar 4. Informasi Gambar

2. Toolbars

  • Basemap -> merupakan fitur untuk memilih layer basemap. Pada kasus ini basemap yang dipilih merupakan Imagery

Gambar 5. Online Basemaps

  • Manage GCPs -> GCP atau Ground Control Point merupakan titik kontrol yang akan digunakan sebagai koreksi posisi pada hasil produk orthomosaic nantinya. Syaratnya, user harus mengetahui nilai koordinat dari titik-titik GCP tersebut. Namun, pada studi kasus ini, penentuan titik-titik GCP tidak perlu dilakukan. Pembuatan orthomosaic tetap dilakukan karena data foto yang akan diproses sudah memiliki nilai koordinat hasil pengukuran GPS dari wahananya.
  • Image Properties -> menyediakan informasi mengenai masing-masing data foto

Gambar 6. Image Properties

3. Processing Options

Sebelum pemrosesan dimulai, konfigurasi harus terlebih dahulu dilakukan. Masing-masing produk akan menentukan pengaturan konfigurasi yang berbeda, maka dari itu, user diharapkan memahami produk apa yang ingin dibuat dan data apa yang sudah dimiliki.

  • Initial Processing

Keypoints Image Scale [Rapid]

Parameter ini bertujuan untuk menentukan banyaknya keypoints dalam 1 foto. Parameter Rapid dipilih bertujuan untuk mengurangi durasi pemrosesan data.

Matching Image Pairs [Use Triangulation of Image Geolocations]

Parameter [Aerial Grid or Corridor] dipilih berdasarkan metode akuisisi data foto. Berdasarkan studi kasus ini, sebelumnya telah dilakukan akuisisi data foto menggunakan DJI Mavic Pro dengan desain terbang grid atau corridor. Pada umumnya, beberapa wahana UAV komersil sudah memiliki sistem otomasi desain terbang seperti ini.

Parameter [Use Triangulation of Image Geolocations] dipilih sebagai metode untuk menentukan metode pemrosesan data set foto menjadi orthomosaic. Parameter ini dipilih karena seluruh dataset foto sudah memiliki informasi posisi (koordinat lintang, bujur, ketinggian)

Gambar 7a. Initial Processing Parameter

  • Point Cloud and Mesh

Karena tujuan dari pemrosesan data adalah untuk memproduksi produk orthomosaic (2D), apabila user dirasa tidak membutuhkan model 3D, maka proses pembuatan Point Cloud dan Mesh tidak perlu dilakukan. Matikan mode centang pada tab Processing

  • Orthomosaic and DSM

Create Orthomosaic [Automatic]

GSD adalah Ground Sampling Distance. Nilai ini biasanya sudah diestimasi berdasarkan parameter-parameter lainnya seperti spesifikasi sensor pada kamera, tinggi terbang, dan lainnya.

Gambar 7b. Initial Processing Parameter

4. Start

Klik start untuk memulai pembuatan orthomosaics. Durasi pemrosesan data akan bergantung kepada jumlah foto dan konfigurasi pada Processing Options yang sudah ditentukan. Ketika proses pemrosesan sudah dimulai, indikator proses dapat dilihat di bagian bawah interface Drone2Map, seperti berikut:

Gambar 8. Indikator Proses - Computing Matches

 

Berikut merupakan penampakan pada Drone2Map apabila pemrosesan data sudah selesai. Orthomosaic dapat langsung dilihat pada fitur mapviewer.

 Gambar 9. Interface Drone2Map setelah proses

5. Processing Reports

Untuk membuat laporan mengenai project terkait -> Processing Report. Informasi spesifik mengenai project Drone2Map terkait, seperti luasan area, GSD, desain terbang, dan lainnya dapat dilihat pada Report tersebut.

Gambar 10. Processing Reports

6. Share As -> Tile Layer

Setelah pemrosesan data selesai, produk orthomosaics dapat dibagikan menggunakan akun ArcGIS Online/Portal for ArcGIS.

Gambar 11. Share as Tile Layer

 

 

Artikel ini dibuat oleh Andika Hadi Hutama dari ESRI Indonesia Spatial Heroes 3.0

more
0 0 4,462
Spatial_Heroes2018
Emerging Contributor

Oleh: Alexander Daniel Pratama

Operation Dashboard adalah salah satu aplikasi monitoring yang ditawarkan oleh Esri untuk menampilkan seluruh informasi proyek atau pekerjaan dalam satu layar. Aplikasi ini sering dipakai untuk memonitoring atau memantau keseluruhan aktivitas kerja secara live atau dikenal dengan istilah real-time. Salah satu penggunaan Operation Dashboard yang mudah dipahami adalah monitoring lalu lintas jalan. Pemantauan seperti berapa jumlah kendaraan dalam suatu jalan yang termonitor melalui CCTV bisa dilakukan dengan Operation Dashboard. Apabila ingin melihat secara langsung Dashboard, dapat berkunjung halaman web ini, http://pm.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/d8e84f99f08e40688c338cdccefdcc02 .

Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan bagaimana cara membuat Dashboard dari awal sampai publishing Dashboard. Untuk membuat suatu Operation Dashboard tidak diperlukan kemampuan coding atau programming sama sekali. Esri telah membuat default template yang bisa diakses dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dari Operation Dashboard yang akan dibuat. Salah satu tampilan Operation Dashboard dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tampilan Operation Dashboard

Langkah-langkah membuat oeration dashboard

  1. Aplikasi internet browser, lalu meluncur ke alamat Arcgis online. Lakukan sign in dengan akun Arcgis online yang dimiliki
  2. Setelah proses sign in berhasil, klik map pada bagian kiri atas
  3. Pada bagian ini akan ditampilkan window web-map ArcGIS Online dengan tools dan beberapa menu yang lain. Masukkan Feature class yang akan ditampilkan dalam Operation Dashboard, dengan memakai fitur menu "Add",di bagian main menu bar
  4. Setelah data dimasukkan ke dalam web-map, lakukan rename di setiap nama featureclass. Rename ada di sub-menu "..."  setiap feature class. Hal ini perlu dilakukan karena label nama yang ada dalam content akan menyesuaikan dengan isi di Operation Dashboard
  5. Apabila proses rename selesai, lakukan juga proses pengubahan bentuk simbol dan warnanya
  6. Kemudian, simpan web-map dengan menggunakan fitur  "Save" di main menu bar. Isilah name, tag, summary (Optional), dan tempat penyimpanan web map di portal. Klik tombol save bila selesai melakukan semuanya
  7. Untuk membuat Operation Dashboard, klik  "Share" di menu bar, lalu akan tampil window share. Dalam window share, lakukan penyetelan choose who can view this map. Penyetelan ini lebih dikhususkan apabila Operation Dashboard yang akan dibuat ingin diakses oleh publik. Apabila telah selesai, klik tombol CREATE A WEB APP
  8. Lalu, akan Window Share akan berubah menjadi Window Create a New Web App. Dalam proses ini akan ada pilihan untuk mengembangan web-map menjadi web-app. Untuk web-app berbasikan Operation Dashboard, klik tab Operation Dashboard. Isilah Title, Tags, dan Summary (Optional), dan menyetel tempat penyimpanan Operation Dashboard
  9. Selanjutnya akan ditampilkan Window Operation Dashboard yang masih kosong. Untuk menambahkan fitur-fitur operation dashboard dapat dilakukan dengan mengklik tombol " + "
  10. Dalam fitur-fitur operasi terdapat 12 fitur, diantaranya,
    • Header, umumnya digunakan untuk judul dari Operation Dashboard
    • Left-panel, digunakan untuk menambahkan panel di kanan Operation Dashboard
    • Map, fitur yang menambahkan peta ke dalam Operation Dashboard
    • Map-Legend, fitur yang menambahkan legenda ke dalam Operation Dashboard
    • Serial chart, fitur yang menambahkan grafik batang atau garis ke dalam Operation Dashboard.
    • Pie-chart, fitur yang menambahkan grafik pie ke dalam Operation Dashboard
    • Indicator, fitur yang menambahkan suatu tampilan nilai angka ke dalam Operation Dashboard
    • Gauge, fitur yang menambahkan suatu ukuran dalam bentuk grafik meteran
    • List, fitur yang menambahkan sub-legenda yang spesifik ke dalam Operation Dashboard
    • Details
    • Rich Text, fitur yang menambahkan deskripsi tulisan di dalam panel ke dalam Operation Dashboard
    • Embedded Content, fitur yang menambahkan konten website diluar Operation Dashboard
  11. Dalam konten ini, akan dicontohkan membuat Serial Chart. Klik Serial Chart, lalu akan keluar configuration window untuk serial chart. Pilih feature class yang akan dibuat dalam serial chart, lalu klik feature tersebut
  12. Di bagian tab Data, pilih Categories Form yaitu Feature, Category Field adalah field yang memiliki nilai label yang unik misal nama, dan untuk series 1-field adalah field yang memiliki nilai dari atribut nama tersebut
  13. Untuk menambahkan nilai yang berbeda dari field 1, klik tombol “+ Series” yang ada dibawah Series 1 field. Lakukan penyetelan field atribut tambahan yang akan ditampilkan
  14. Untuk mengganti tipe grafik menjadi grafik yang bertumpuk, atur di tab Series, dengan aturan Stacking adalah Stacked
  15. Untuk membuat label setiap grafik lebih rapi, gunakan Placement yaitu Staggered di tab Category Axis
  16. Bila sudah selesi, klik tombol Done di bagian pojok kanan bawah
  17. Untuk mengatur letak dan besarnya ukuran panel series-chart dapat dilakukan dengan mengarahkan mouse ke tengah panel untuk mengubah posisinya, atau batas-tepi dari panel untuk mengatur ukuran dashboard

Selamat belajar dan mencoba

more
0 0 13.6K
Spatial_Heroes2018
Emerging Contributor

Halo Arcnesian!

Pada post thread kali ini saya akan membagikan trik bagaimana para ArcMap user mampu berkreasi dengan symbology pada pembuatan peta serta efisiensi dalam memberikan symbology yang telah dibuat secara custom di setiap layout peta yang dibuat. Pernahkah teman-teman dalam membuat layout peta ingin menggunakan custom symbology? Simbol-simbol yang telah dibuat regulasinya oleh pemerintah baik secara warna? Lalu bagaimana cara menyimpan symbol yang telah dibuat? Thread ini akan menjawab pertanyaan tersebut secara satu persatu.

  1. Membuat symbol custom pada layout peta?

Mungkin beberapa ArcMap user yang membaca ini pernah memiliki keinginan untuk menggunakan symbol secara custom dan tidak ingin menggunakan symbol yang telah tersedia di dalam library symbol ESRI, sebagai contoh adalah gambar gambar seperti dibawah ini.

   

Gambar diatas merupakan contoh dari gambar berjenis file .png yang dapat digunakan untuk menjadi symbol didalam peta yang di layout, ArcMap memiliki fitur untuk menggunakan gambar berjenis file .jpg ataupun .png untuk menjadi symbol. Dalam kasus ini jenis file .png akan lebih sering digunakan karena sisi luar (dari lingkaran) tersebut akan tercetak secara transparan. Berikut adalah cara untuk memasukkan gambar .png yang bisa didapat dari websource seperti google atau membuat sendiri di aplikasi lain seperti photoshop dan coreldraw.

  • Menyiapkan file berjenis .png, buka direktori folder dimana file ikon tersebut akan dipakai

   

  • Bukalah ArcMap, Masukkan file berjenis point (contoh: titik rumah sakit), lalu atur lah symbology dengan cara klik 2 kali pada symbol dibawah nama layer titik rumah sakit yang terdapat pada table of content. Pilih edit symbol, dan akan muncul Symbol Property Editor

  • Pada bagian Properties pilih lah tipe symbol yang diinginkan, pada kasus ini pilihlah Picture Marker Symbol

  • Setelah itu akan muncul pop-up window yang meminta lokasi gambar yang diinginkan untuk menjadi symbol

  • Pilih ikon yang diinginkan, kemudian secara otomatis window tertutup dan kembali Symbol Property Editor, dapat dilihat juga bahwa logo icon rumah sakit telah menjadi symbol. Kalian bisa langsung klik OK pada Symbol Property Editor untuk langsung mengatur ukuran dan juga sudut dari ikon tersebut. Setelah selasai kalian bisa langsung klik OK maka symbol akan terganti dengan symbol yang kalian inginkan.

  1. Menyesuaikan warna symbol dengan regulasi?

Seringkali kita menemukan kondisi dimana warna pada peta telah ditentukan oleh pembuat regulasi (pemerintah, sektor swasta, organisasi, akademisi, dll). Jika di Indonesia sebut saja Badan Informasi Geospasial yang telah memiliki standar warna untuk setiap jenis guna lahan. Hal tersebut dapat kita konfigurasikan dengan peta yang telah kita buat dengan cara mengatur warna RGB (Red Green Blue), CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Key), dan HSV (Hue, Saturation, Value). Biasanya pemegang regulasi yang telah mengatur standar warna menggunakan pengaturan warna RGB, CMYK, dan HSV. Berikut adalah contoh regulasi peta yang dikeluarkan oleh BIG pada modul spesifikasi teknis penyajian peta desa tahun 2016 oleh BIG.

Pada sisi kanan dapat terlihat bahwa BIG membuat standar pewarnaan peta dengan standar CMYK, kode pada CYMK tersebutlah yang akan kita jadikan acuan pewarnaan pada ArcMap untuk mewarnai peta tersebut. Berikut adalah langkah-langkahnya.

  • Sebagai contoh masukkan shapefile bertipe polygon (dalam kasus ini file bangunan) ke dalam ArcMap, lalu buka pengaturan symbology.

  • Lalu akan keluar window pengaturan warna, pilih tipe warna sesuai regulasi yang ingin diikuti (dalam kasus ini CMYK) kemudian isilah kode angkanya sesuai dengan regulasi yang ada.

  • Setelah sudah klik OK, lalu secara otomatis window akan kembali ke Symbol Selector dengan warna layer yang telah disesuaikan dengan regulasi.

  1. Cara menyimpan symbol yang telah dibuat?

Setelah membuat berbagai macam symbol yang berbeda-beda tentunya symbol tersebut harus dapat disimpan agar dapat digunakan pada file .mxd lain. Cara menyimpannya sangat mudah, yaitu pada Symbol Selector dengan melakukan fungsi save as. Berikut adalah cara menyimpan symbol:

  • (masih melanjutkan file pada pertanyaan nomor 2)
  • Klik 2 kali pada symbol dibawah nama layer agar masuk ke dalam window Symbol Selector, pilih save as, lalu akan muncul window Item Properties
  • Masukkan Nama untuk symbol yang akan disimpan

  • File akan tersimpan di dalam direktori yang ada dalam kolom style, setelah selesai finish, maka symbol baru akan secara otomatis masuk ke dalam library symbology

Sekian thread Arcnesia kali ini mengenai melakukan kostumisasi dan menyimpan custom symbol pada ArcMap 10.X. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di thread-thread berikutnya!

 

Catatan : Artikel ini dibuat oleh Wildan Fadhlillah Ardi dari Esri Indonesia Spatial Heroes 3.0

more
0 0 63K
Spatial_Heroes2018
Emerging Contributor

Tutorial berikut akan memberitahu anda bagaimana cara membuat custom widget pada ArcGIS Web AppBuilder. Sebagai pendahuluan, sebelum melakukan langkah-langkah yang ada pada tutorial ini, pastikan IIS (Internet Information Service) anda telah terinstall. Pastikan juga anda sudah mendownload Web AppBuilder for ArcGIS (Developer Edition). Jika belum, file tersebut dapat di download di link berikut: Web AppBuilder for ArcGIS (Developer Edition) | ArcGIS for Developers. Setelah mendownlad Web AppBuilder for ArcGIS (Developer Edition), extract folder tersebut pada salah satu folder anda. Setelah syarat-syarat tersebut diatas terpenuhi, maka anda bisa melanjutkan ke langkah-langkah berikut:

  1. Buka folder WebAppBuilderForArcGIS/client/stemapp/widgets/samplewidgets, di dalam folder tersebut anda akan menemukan folder "CustomWidgetTemplate."
  2. Copy folder "CustomWidgetTemplate", ganti nama folder baru tersebut menjadi "WidgetSaya."
  3. Edit file widget.js yang ada di dalam folder (semua proses editing pada tutorial ini dapat dilakukan dengan menggunakan Notepad, atau Notepad ++ untuk tampilan yang lebih mudah dilihat). Ganti nama baseClass menjadi 'jimu-widget-widgetsaya':

    define(['dojo/_base/declare', 'jimu/BaseWidget'],

    function(declare, BaseWidget) {

    //To create a widget, you need to derive from BaseWidget. return declare([BaseWidget], {

    // Custom widget code goes here

    baseClass: 'jimu-widget-widgetsaya'

    });

    });

    Simpan file tersebut.
  4. Ubah tampilan dari widget.
    1. Edit file widget.html, masukkan baris berikut ke dalam widget.html:
      <div>
      <div>Ini Widget Saya.</div>
      </div
    2. Simpan file tersebut
  5. Tambah widget ke  file app configuration:
    1. Buka file config-demo.json di folder stemapp/sample-configs
    2. Temukan baris widgetPool> widgets, tambahkan widget anda dengan cara menambahkan baris berikut:

      {
                 "label": "WidgetSaya",
                 "uri": "widgets/samplewidgets/WidgetSaya/Widget"
      }
    3. Simpan file tersebut.
  6. Untuk mencoba apakah widget anda bisa dijalankan atau tidak, anda dapat membuka http://[hostname komputer anda:3344]/webappviewer/?config=sample-configs/config-demo.json dan klik ikon "WidgetSaya" (sebelumnya,pastikan Web AppBuilder anda telah berjalan).Screenshot Widget
  7. Konfigurasi widget anda:
    1. Edit file config.json pada folder WidgetSaya
    2. Tambahkan berikut ke dalam file config.json:
      { "configText":"abcdefg" }
    3. Edit file Widget.html. Ganti semua baris di dalam file dengan baris berikut:

      <div>
      <div>Ini WidgetSaya.</div>
      <div>Ini dapat dikonfigurasi.[${config.configText}]</div>
      </div>

    4. Save kedua file diatas. Buka http://[hostname komputer anda:3344]/webappviewer/?config=sample-configs/config-demo.json untuk melihat hasilnya.
  8. Ubah style widget. Pada file HTML, pengubahan style widget dapat dilakukan dengan cara mengedit file CSS (Cascading Style Sheet).
    1. Buka folder css yang ada dalam folder WidgetSaya. Setelah itu, edit file style.css. Masukkan baris berikut ke dalamnya:
      .jimu-widget-widgetsaya div:first-child{ color: blue; }
    2. Save file style.css. Buka http://[hostname komputer anda:3344]/webappviewer/?config=sample-configs/config-demo.json untuk melihat hasilnya.
  9. Atur agar widget dapat digunakan di Web AppBuilder:
    1. Edit file manifest.json di dalam folder WidgetSaya. Ganti properti widget (seperti widget type, name, locals, dan sebagainya) sesuai dengan kebutuhan.
    2. Copy folder WidgetSaya ke folder stemapp/widgets
    3. Tutup dan jalankan ulang Web AppBuilder, dan setelah itu buka http://[hostname komputer anda:3344]/webappbuilder

Sekian tutorial yang dapat saya sampaikan untuk saat ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Muhammad Naufal Ihsan

Spatial Heroes 3.0, Esri Indonesia

more
0 0 811
ArshaYuditha_Amiranti
Frequent Contributor

Hallo ArcNesian!

Pada post kali ini, ArcMin akan membahas mengenai kendala yang ditemui terkait penggunaan License Manager atau License Server Administrator untuk penggunaan ArcGIS Desktop Concurrent Use.

Mungkin beberapa ada yang pernah atau mungkin belum pernah mengalami hal ini, oleh karena itu ArcMin akan berbagi informasi bagaimana cara mengatasi error yang seperti ini.

Gambar 1. License Manager status: NOT RUNNING.

Penyebab

Memang untuk license manager ini dapat kita atur statusnya apakah NOT RUNNING atau RUNNING dengan cara klik tab Start/Stop License Service di sebelah kiri, lalu pilih Start atau Stop dan OK. Namun, untuk kondisi kali ini walaupun sudah melakukan cara tersebut, License Server Administrator tetap dalam kondisi NOT RUNNING.

***Untuk penjelasan detil mengenai fitur-fitur pada license manager dapat dilihat pada link https://community.esri.com/groups/arcnesia/blog/2018/02/23/borrowreturn-license-arcgis-desktop 

Selain itu, dugaan terjadinya permasalahan ini bisa datang dari berbagai macam penyebab yang diantaranya adalah, firewalls, anti-virus, ketersediaan jaringan dalam port jaringan, port yang terpilih di dalam file lisensi dan adanya file lisensi lama yang tertanam di dalam mesin/PC yang harus dibersihkan sebelum meng-install software terbaru. Jika tetap dibiarkan statusnya NOT RUNNING maka software tidak akan mampu dijalankan karena masih belum terhubung dengan ArcGIS License Manager.

Solusi

Ada berbagai cara untuk menyelesaikan kendala ini, silahkan untuk mengikuti tahapan-tahapan dibawah ini secara berurutan agar mampu mengetahui dimanakah letak penyebab dari permasalahan tersebut. Setelah melakukan cara dalam urutan dibawah selalu cek apakah ArcGIS License Manager dapat dijalankan dan diubah statusnya menjadi RUNNING.

1. Menonaktifkan firewall, ada kemungkinan bahwa firewall dari mesin/PC Anda memblok akses dari License Manager Anda. Silahkan menonaktifkan kemudian coba jalankan kembali License Managernya.

2. Menonaktifkan antivirus, ada kemungkinan bahwa antivirus dari mesin/PC Anda memblok akses dari License Manager Anda. Silahkan menonaktifkan kemudian coba jalankan kembali License Managernya.

3. Menjalankan “Netstat -a” di command prompt untuk melihat koneksi dari TCP yang mana yang terhubung ke dalam jaringan. Perintah ini akan memperlihatkan protocol yang digunakan, alamat dan nomor port lokal, alamat dan nomor port tujuan, dan status koneksi. Perintah ini akan membantu untuk mengidentifikasi jika salah satu dari port License Manager mulai dari 27000 – 27009 sedang digunakan oleh proses lain.

Berikut adalah langkah rinci untuk melakukan perintah “netsat -a”

  • Klik Start>Command Prompt
  • Ketikkan netstat -a
  • Perintah “-a” adalah untuk mengetahui seluruh pilihan koneksi
  • Cek status port apakah sudah terkoneksi atau belum
  • Jika sudah close command prompt
  • Jalankan service dari ArcGIS License Manager

4. Melakukan modifikasi manual terhadap file lisensi software yang telah di-install, ada kemungkinan bahwa nomor port yang ada di dalam file lisensi Anda tidak berjalan dengan baik dan perlu diganti. Beberapa nomor port yang biasa digunakan adalah 27000, 27001, dan 27009.

Berikut adalah langkah rinci untuk memodifikasi file lisensi.

  • Buka Windows Explorer, pergi ke folder tempat instalasi ArcGIS, umumnya berada di C:/Program Files (x86)/ ArcGIS. Masuk ke dalam folder software yang akan dimodifikasi lisensinya. Contoh: “Desktop 10.x”
  • Setelah masuk ke folder tersebut masuk ke dalam folder bin, dan cari file service.txt
  • Buka file tersebut dengan notepad
  • Pada baris pertama setelah kata “ANY” terdapat 5 bilangan yang merupakan nomor port, silahkan untuk menggantinya dengan 27000, 27001, dan 27009, kemudian save dan close.

Gambar 2. Tampilan service.txt untuk edit port.

  • Jalankan service dari ArcGIS License Manager

5. Menghapus trusted storage. Biasanya solusi ini dapat dipakai jika ArcNesian telah memakai software yang sama sebelumnya dan melakukan update software. Berikut adalah langkah rinci untuk menghapus trusted storage.

  • Deauthorized terlebih dahulu license yang lama jika hal ini dapat dilakukan
  • Stop License Manager Service dengan cara masuk ke dalam License Manager kemudian pilih 'Stop' sehingga Lisensi memiliki status “Not Running”
  • Pergi ke dalam direktori folder FLEXnet yang didalam terdapat file lisensi, berikut adalah letak folder FLEXnet pada berbagai macam OS
    • Windows XP dan 2003 server

C:\Documents and Settings\All Users\Application Data\FLEXnet

Windows Vista, 7 and Server 2008 

C:\ProgramData\FlexNet

Unix/ Linux

/usr/local/share/macrovision/storage

  • Hapus file 'ArcGIS_xxxxxxxx_tsf.data' atau hapus seluruh file ArcGIS di dalam folder FlexNet
  • Jalankan service dari ArcGIS License Manager

 

Semoga bermanfaat! Sampai jumpa di post selanjutnya!

 

Contact Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id) for further assistance.

Note:This article is written by two authors, me and Wildan from Esri Indonesia Spatial Heroes #3

more
0 0 30.9K
ArshaYuditha_Amiranti
Frequent Contributor

Sesuai dengan judul post kali ini, ArcMin akan menjelaskan cara melakukan Authorize dan Deauthorize ArcGIS Desktop. Post kali ini sedikit berbeda dengan post sebelumnya, https://community.esri.com/groups/arcnesia/blog/2017/05/15/authorize-dan-deauthorize-arcgis-desktop , karena di post kali ini akan membahas langkah melakukan authorize dan deauthorize secara offline. Terkadang teman-teman ArcNesian berada di area yang tidak memiliki internet atau jaringan internet terbatas bukan? Maka post ini dijamin bisa membantu kendala kalian!

Sedikit mengulang pembahasan mengenai istilah Authorize dan Deauthorize. Authorize atau Authorization, adalah proses dimana setelah melakukan instalasi software, lisensi yang telah dikirimkan dilakukan proses aktivasi atau registrasi dengan memasukkan data pengguna. Sebaliknya, Deauthorize atau Deauthorization adalah proses mencabut lisensi yang telah aktif di salah satu mesin. Proses ini umumnya dilakukan untuk memindahkan lisensi yang telah aktif tersebut ke mesin yang baru atau yang berbeda. Jika sudah dilakukan deauthorize, maka software ArcGIS dapat di-uninstall dan Anda dapat melakukan proses authorize kembali. Perlu diingat, proses deauthorize hanya dapat dilakukan empat kali dalam satu tahun pada satu lisensi.

1. Authorize

      a. Single Use License

            1. Jalankan ArcGIS Administrator (Start > All Programs > ArcGIS > ArcGIS Administrator).

            2. Klik tab 'Desktop'.

            3. Pilih level software yang dimiliki (Advanced/Standard/Basic) yang akan dilakukan authorize.

                **(Pilih Desktop Advance, JIKA menggunakan lisensi trial (Kode lisensi: EVA)**

            4. Klik 'Authorize Now'.

            5. Lanjutkan dengan pilihan default, 'I have installed my software and need to authorize it', lalu klik Next.

     6. Pilih pilihan kedua yaitu, 'Authorize at Esri's website or by email to receive your authorization file', lalu klik                 Next.

            7. Isikan data personal, lalu klik Next.

            8. Pilih kategori yang sesuai dengan organisasi Anda, lalu klik Next.

            9. Isikan nomor lisensi Anda, (ESU123456789), lalu klik Next.

          10. Masukkan nomor lisensi untuk extensions jika ada. Namun, jika tidak muncul dalam daftar, silahkan mengetik                 manual nama extension, nomor lisensi dan jumlahnya, lalu klik Next.

          11. Klik Next pada wizard ‘Evaluate Software Extensions’.

          12. Pada kotak dialog Email Authorization, pilih 'Save...' dan file 'authorize.txt' akan otomatis terunduh ke dalam                    PC/mesin.

   13. Pindahkan file tersebut ke PC/mesin yang tersedia koneksi internet, lalu kirimkan file tersebut ke                               support@esriindonesia.co.id.

   14. Selanjutnya Anda akan menerima balasan email beserta file *.RESPS, unduh file tersebut.

   15. Lalu klik dua kali file tersebut, kotak dialog Software Authorization akan terbuka dan ikuti tahapan authorize             hingga selesai.

           16. Klik Finish jika proses authorization selesai.

      b. Concurrent Use License

           1. Jalankan License Manager (Start> All Programs > ArcGIS> License Manager> License Server Administrator).

            2. Klik tab ‘Authorization’.

            3. Pilih versi yang digunakan, lalu klik ‘Authorize now’.

            4. Lanjutkan dengan pilihan default, 'I need to authorize licenses on my license server', pilih ArcGIS Desktop dan                 klik Next.

            5. Pilih pilihan kedua yaitu, 'Authorize at Esri's website or by email to receive your authorization file', lalu klik                        Next.

            6. Isikan data personal, lalu klik Next.

            7. Pilih kategori yang sesuai dengan organisasi Anda, lalu klik Next.

            8. Isikan nomor lisensi Anda, (EFL123456789), lalu klik Next.

            9. Masukkan nomor lisensi untuk extensions jika ada. Namun, jika tidak muncul dalam daftar, silahkan mengetik                 manual nama extension, nomor lisensi dan jumlahnya, lalu klik Next.

          10. Klik Next pada wizard ‘Evaluate Software Extensions’.

          11. Pada kotak dialog Email Authorization, pilih 'Save...' dan file 'authorize.txt' akan otomatis terunduh ke dalam                    PC/mesin.

   12. Pindahkan file tersebut ke PC/mesin yang tersedia koneksi internet, lalu kirimkan file tersebut ke                               support@esriindonesia.co.id.

   13. Selanjutnya Anda akan menerima balasan email beserta file *.RESPS, unduh file tersebut.

   14. Lalu klik dua kali file tersebut, kotak dialog Software Authorization akan terbuka dan ikuti tahapan authorize             hingga selesai.

          15. Klik Finish jika proses authorization selesai.

          16. Untuk menjalankan lisensi, klik tab 'Start/Stop License Service', lalu klik Start dan klik OK.

 

2. Deauthorize

      a. Single Use License

            1. Jalankan ArcGIS Administrator (Start > All Programs > ArcGIS > ArcGIS Administrator)

            2. Klik 'Support Operation', lalu klik 'Deauthorize'.

            3. Pada 'Deauthorization Method', pilih opsi kedua: 'Deauthorize at Esri's website or by email to receive your                        deauthorization file.' 

            3. Pilih produk yang ingin dilakukan deauthorize, lalu klik Next.

     4. Pada 'Email Deauthorization', klik 'Save' untuk menyimpan file 'deauthorize.txt', yang otomatis akan                           tersimpan di PC/mesin Anda.

     5. Kirimkan file tersebut ke support@esriindonesia.co.id

     6. Selanjutnya Anda akan menerima balasan email beserta file *.RESPS, unduh file tersebut.

     7. Ulangi tahapan 1 hingga 3, lalu pilih opsi ketiga: 'I have received a deauthorization file from Esri and am now           ready to finish the deauthorization process.'

     8. Unggah file *.RESPS tadi, lalu klik Next.

      b. Concurrent Use License

            1. Jalankan License Manager (Start> All Programs > ArcGIS> License Manager> License Server Administrator)

            2. Klik tab ‘Authorization’.

            3. Klik ‘Deauthorize’.

     4. Pada 'Deauthorization Method', pilih opsi kedua: 'Deauthorize at Esri's website or by email to receive your                 deauthorization file.' 

            4. Pilih produk yang ingin dilakukan deauthorize, lalu klik Next.

     5. Pada 'Email Deauthorization', klik 'Save' untuk menyimpan file 'deauthorize.txt', yang otomatis akan                           tersimpan di PC/mesin Anda.

     6. Kirimkan file tersebut ke support@esriindonesia.co.id

     7. Selanjutnya Anda akan menerima balasan email beserta file *.RESPS, unduh file tersebut.

     8. Ulangi tahapan 1 hingga 3, lalu pilih opsi ketiga: 'I have received a deauthorization file from Esri and am now           ready to finish the deauthorization process.'

     9. Unggah file *.RESPS tadi, lalu klik Next.

 

Semoga bermanfaat! Sampai jumpa di post selanjutnya!

 

Contact Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id) for further assistance.

more
0 0 1,359
ArshaYuditha_Amiranti
Frequent Contributor

Halo ArcNesian!

Pernah mengalami error ini pada saat membuka ArcMap?

"ArcMap.exe has encountered an error and needs to close. We apologize for the inconvenience."

Apabila muncul error diatas, dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Kali ini ArcMin akan memberikan tips apabila ArcMap kamu crash. Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan apabila hal ini terjadi, tapi jangan khawatir ArcMin akan menjelaskan sedetil mungkin:)

1. Memory penuh

  • Restart ulang mesin/PC.

2. Matikan Geoprocessing Background

  • Klik Start > ArcMap.
  • Pada menu Geoprocessing > pilih Geoprocessing Options > lalu uncheck Background Processing.

3. Membuka ArcMap dari file direktori

  • Akses file direktori C:\Program Files (x86)\ArcGIS\Desktop10.x\bin pilih ArcMap.exe.

4.  Menghapus Trusted Storage

  • Akses file direktori C:\ProgramData\FlexNet.
  • Hapus file 'ArcGIS_xxxxxxxx_tsf.data' dan folder FlexNet.
  • Hapus 'fnp_registrations.xml' pada file direktori C:\Program Files\Common Files\Macrovision Shared\FLEXnet Publisher.
  • Melakukan proses authorize ulang.

**Apabila muncul error message "Error: Authorization denied because request would have exceeded max copies for the <authorization number>", silahkan untuk menghubungi Esri Indonesia Support untuk request reset license.**

5. Mengubah nama normal template

  • Akses file direktori C:\Users\<user>\AppData\Roaming\Esri\Desktop10.x

**Umumnya folder App Data adalah hidden folder maka perlu di-unhide terlebih dahulu**

  • Pilih folder untuk seluruh komponen ArcGIS, ArcCatalog atau ArcMap
  • Setiap komponen software tersimpan pengaturan template yang merupakan bagian dari ArcGIS, yaitu:ArcCatalog: normal.gxt

       ArcMap: normal.mxt, tersimpan pada folder Templates

       ArcToolbox: arctoolbox.dat

  • Beri nama ulang pada ketiga file tersebut, contohnya oldnormal.gxt. Pada saat membuka ulang ArcGIS, template baru akan otomatis terbentuk. Ini akan menyelesaikan beberapa permasalahan di software ArcGIS. 

6. Menghapus direktori TEMP:

  • Akses file direktori C:\Users\<user>\AppData\Local\Temp. Folder ini umumnya berisi ratusan bahkan ribuan file atau folder.
  • Setelah menghapus atau reset TEMP dan TMP, silahkan untuk reboot mesin/PC. Folder TEMP akan otomatis terbentuk kembali. 

7. Melakukan repair ArcMap

  • Klik Start > Settings > Control Panel lalu pilih Add or Remove Programs.
  • Pilih ArcGIS Desktop dan klik Uninstall/Change, pilih Repair dan ikuti tahapannya hingga akhir.

8. Upgrade Python 2.7.12

  • ArcMap secara tiba-tiba keluar pada saat proses "Loading Document...". Tidak ada muncul error code.
  • Hal ini disebabkan karena adanya upgrade versi Python 2.7.11 yang dirilis pada Desember 2015. Pada versi terbaru ini terdapat statement 'PyWin_DLLVersionString' now is "2.7-32", dimana statement tersebut akan mencari registry key HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Python\PythonCore\2.7-32\PythonPath, yang tidak ada.
  • Hal ini dapat diperbaiki dengan cara melakukan upgrade Python 2.7.12. Namun apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka tahapan-tahapan dibawah ini dapat diikuti.
  • Solusi A:
    • Klik Start > Regedit, lalu pilih HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Python\PythonCore\2.7
    • Klik kanan pada folder 2.7 dan pilih Rename, ubah nama folder tersebut menjadi '2.7-32'.
    • Tutup Registry Editor dan buka ArcMap.
  • Solusi B:
    • Klik Start > Windows Control Panel. Pilih uninstall Python 2.7.11 dari sistem.
    • Pilih ArcGIS for Desktop dan klik Uninstall/Change.
    • Pilih Modify.
    • Pilih menu drop-down di sebelah Python lalu pilih, X This feature will not be available.
    • Jalankan installer untuk menghapus Python dari instalasi ArcGIS Desktop
    • Apabila tahapan diatas sudah selesai, sekali lagi pilih ArcGIS for Desktop dan pilih Uninstall/Change. 
    • Pilih Modify.
    • Pililh menu drop-down di sebelah Python lalu pilih, This feature will be installed on the local hard drive.
    • Jalankan installer untuk menghapus Python dari instalasi ArcGIS Desktop
  • Solusi C:
    • Klik Start > Windows Control Panel.
    • Uninstall Python 2.7.11.
    • Uninstall ArcGIS for Desktop.
    • Reinstall ArcGIS for Desktop.

Sekian untuk post kali ini mengenai troubleshooting apabila ArcMap crash.

Semoga bermanfaat! Sampai jumpa di post selanjutnya!

 

Contact Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id) for further assistance.

more
1 6 30.7K
ArshaYuditha_Amiranti
Frequent Contributor

Untuk teman-teman ArcNesian, pasti pernah mengalami error seperti diatas. Jangan panik! Secara umum, hal yang menyebabkan error ini muncul adalah:

1. Publishing service is not started

2. Permissions 

3. Bad data connections

4. Lack of Memory/too many ArcSOC processes

Seperti biasa, ketika muncul error apapun Server Logs akan dengan senang hati memberitahu ArcNesian tentang apa yang sedang terjadi. Hal ini adalah tahapan pertama investigasi untuk mengetahui tahapan troubleshooting seperti apa yang cocok untuk dilakukan.

Server Logs dapat diakses di https://yourwebadaptorname.domain.com/webadaptorname/manager lalu pilih Logs. Lakukan query dengan memilih filter Verbose dan bacalah pesan yang muncul.

*Note: untuk kondisi tertentu, misalnya untuk pengecekan rutin Log Filter dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk detilnya mengenai log level dapat dibaca di link ini.

Selain mengecek Server Logs, juga perlu diperhatikan jumlah ArcSOC.exe yang dihasilkan di Start>Task Manager> pilih tab Processes. Apabila jumlahnya banyak, artinya service yang dimiliki juga banyak, yang berujung pada kapasitas memori Anda. Bisa jadi sebetulnya ini hanyalah masalah memori, yang artinya permasalahan ini akan kerap terjadi!

1. Publishing service is not started

Cek publishing service apakah status nya Started atau Stopped. Jika kondisinya sudah Started, maka lakukan proses Restart, dengan cara klik Stop lalu klik Start kembali.

2. Permissions

Cek permissions di Services kamu, Start>Services. Lihatlah pada kolom Log On As

Jika:

a. Tertulis ".\username", maka ArcGIS Server dijalankan menggunakan local account

Local account adalah akun yang hanya ada atau terdaftar pada mesin tersebut. Sehingga akun ini hanya akan ada pada mesin ArcGIS Server.

b. Tertulis "DOMAIN\username", maka ArcGIS Server dijalankan menggunakan domain account

Domain account adalah akun yang ada pada windows domain. Contohnya ESRIID\username adalah domain account, karena hanya ada pada domain ESRIID.

Akun yang ada harus memiliki akses untuk ketiga folder direktori ini:

1. c:\Python27

2. c:\arcgisserver

3. c:\Program Files\ArcGIS\Server

Klik kanan pada folder ini, lalu pilih tab Security, tambahkan ArcGIS Account tersebut dengan cara klik Add, lalu cari username tersebut.

Periksa juga, apakah memungkinkan untuk melakukan publishing? Lihat kompleksitasnya, apakah yang tidak berhasil hanya file yang memiliki kompleksitas data yang tinggi? Karena bisa jadi ini disebabkan oleh jumlah instances yang tidak mencukupi.

3. Cek data

Apakah mxd file kamu corrupted? Jika ya, buatlah mxd file baru. Alternatif lain, bisa juga menggunakan MXD Doctor untuk memperbaiki mxd file kamu.

Melakukan register ulang datastore saat publishing.

Note: Langkah ini berpotensial menurunkan banyak services dan merusak data reference.

4. Pengecekan memori

Cek jumlah "ArcSOC.exe" pada command prompt, dengan menuliskan command: tasklist | find "ArcSOC.exe" /c

1. Jika jumlahnya melebihi dari 200, ini tidak baik. 

When a large number of web service instances are running on an ArcGIS for Server machine (e.g., about 200 or more) in a Windows environment, the ArcGIS Server may fail to publish new or start existing services. The existing hardware resources appear adequate to support instantiating additional service instances including having enough physical and virtual memory available (see http://support.esri.com/en/Technical-Article/000001218)

2. Apabila ditemui jumlah service melebihi dari 200 maka sebaiknya:

a. Mengatur nilai minimum of instance untuk service yang jarang digunakan menjadi '0'.

b. Stop seluruh service yang jarang digunakan.

c. Mengatur nilai maximum of instance untuk service yang tidak terlalu populer.

d. Menghapus services yang tidak pernah digunakan.

Detilnya, dapat mengikuti link ini.

Semoga bermanfaat! Sampai jumpa di post selanjutnya!

 

Contact Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id) for further assistance.

more
0 0 1,061
ArshaYuditha_Amiranti
Frequent Contributor

Hi ArcNesian,

Masih seputar ArcGIS Desktop, karena pertanyaan seputar administrasi di ArcGIS Desktop kerap ditanyakan, jadi ArcMin akan melanjutkan tahapan administrasi di ArcGIS Desktop. Kali ini hanya khusus di penggunaan Concurrent Use license.

Concurrent Use License

Concurrent use license adalah lisensi yang dapat diakses oleh beberapa user dari berbagai komputer yang masih dalam satu jaringan yang sama. Berbeda dengan single use license yang menggunakan ArcGIS Administrator, concurrent use license menggunakan License Server Administrator untuk mengatur dan mengelola seluruh lisensi yang dimiliki oleh organisasi ArcNesian.

Jumlah lisensi concurrent, menunjukkan jumlah user yang dapat menjalankan aplikasi secara bersamaan. Jika seluruh lisensi sedang digunakan, maka user tambahan tidak dapat menjalankan aplikasinya hingga user yang lain selesai menggunakan lisensi tersebut.

Sebagai contoh, di sebuah organisasi memiliki empat concurrent use license dengan user sejumlah lima. Maka satu user tersebut tidak dapat menggunakan ArcGIS hingga salah satu dari empat user lainnya selesai menggunakan lisensi tersebut. Umumnya lisensi tipe ini dikenal dengan istilah 'floating license'. Gambar 1. menunjukkan kotak dialog License Server Administrator.

Kode Concurrent Use License: EFL123456789

 

Gambar 1. License Server Administrator

Pada saat proses instalasi, khusus untuk lisensi dengan tipe ini membutuhkan license manager (License Server Administrator) sebagai wadah dan mengatur lisensi yang dimiliki. Sehingga jumlah software yang perlu di install adalah: 1. ArcGIS Desktop

2. ArcGIS License Manager

Setelah proses instalasi selesai, selanjutnya adalah melakukan proses authorize, untuk detilnya silahkan mengikuti tahapan di post sebelumnya https://community.esri.com/groups/arcnesia/blog/2017/05/15/authorize-dan-deauthorize-arcgis-desktop 

Feature di License Server Administrator

1.Start/Stop License Service

Gambar 2. Tab Start/Stop License Service.

Feature ini digunakan untuk Stop/Start license manager ArcNesian. Selalu pastikan bahwa status license manager adalah RUNNING, hal ini dapat dilihat di bagian kiri bawah. Seusai license dipinjam/dikembalikan, ArcNesian dapat klik Re-read license agar jumlah license sesuai dengan jumlah terkini.

2. Configure

Gambar 3. Tab Configure.

Tab ini mengatur apakah license dapat dipinjam atau tidak, dengan cara memberi centang pada kotak 'Allow License Borrowing'.

Selain itu di tab ini ArcNesian juga dapat mengatur durasi peminjaman license. Secara default durasi peminjaman adalah 30 hari. Apabila license yang dipinjam sudah mendekati batas waktu peminjaman, pada saat launch ArcMap akan muncul message 'Authorization Expiration' seperti gambar berikut:

Gambar 4. Tampilan Authorization Expiration.

Sehingga license perlu dipinjam kembali, karena license akan dikembalikan ke license manager secara otomatis.

3. Availability

Gambar 5. Tab Availability.

Tab Availability mempermudah ArcNesian untuk mengetahui jumlah license yang dimiliki dan yang sedang digunakan. Perlu diingat cara membaca jumlah lisensi yang dimiliki ditunjukkan oleh kolom Total, sedangkan kolom Available menunjukkan jumlah lisensi yang dimiliki.

Contoh: Apabila kolom total tertulis 1 dan kolom available tertulis 0, artinya seluruh license sedang dipinjam/digunakan.

4. Authorization

Gambar 6. Tab Authorization.

Tab Authorization digunakan untuk melakukan proses authorize license yang dimiliki. Untuk penjelasan detil mengenai proses authorize, dapat dilihat di post sebelumnya https://community.esri.com/groups/arcnesia/blog/2017/05/15/authorize-dan-deauthorize-arcgis-desktop 

5. Diagnostics

Gambar 7. Tab Diagnostics.

Tab ini digunakan apabila client tidak berhasil meminjam license. Dari tab ini dapat diketahui penyebabnya apa, status license yang ada di license manager, dan kondisi license manager itu sendiri, hal ini dilakukan dengan cara klik 'Diagnose'.

Borrow/Return License

Ini tahapan pentingnya!

1. Klik Start>ArcGIS Administrator, lalu pilih Desktop, tentukan level license yang dimiliki. Pilih opsi Concurrent Use.

2. Pada bagian License Manager, isikan alamat IP mesin yang sudah terinstall License Server Administrator. Jika license manager terinstall di mesin yang sama dengan ArcMap, maka isikan 'localhost'. OK

Gambar 8. Menentukan IP license manager.

3. Setelah itu cek license yang tersedia di tab Availability. Pastikan kolom 'License' terisi sesuai jumlah license yang dimiliki dan kolom 'Availability' masih tersedia license yang dapat dipinjam.

4. Klik tab Borrow/Return, lalu pilih license yang diinginkan dan centang pada kotak yang disediakan. OK

5. Untuk mengembalikan license, hilangkan centang pada kotak yang disediakan. OK

Semoga bermanfaat! Sampai jumpa di post selanjutnya!

 

Contact Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id) for further assistance.

more
0 3 14.3K
SuriatiSuriati
Occasional Contributor

ArcGIS Pro merupakan produk GIS desktop terbaru dari Esri dengan sistem operasi 64 bit. Menyajikan teknologi terbaru dan tercanggih dari Esri untuk keperluan visualisasi, analisis, image processing, manajemen dan integrasi data dalam format 2D dan 3D. Sebelum mulai menggunakan ArcGIS Pro ada baiknya untuk mengenal terminologi dan user interfacenya terlebih dahulu.

Terminologi ArcGIS Pro 

Project : Koleksi dataset geografi, peta, layout, tool, pengaturan dan semua file yang berekstensi .aprx. Di project juga kita dapat melakukan pengaturan terkait portal dan phyton.

Portal : Koneksi menuju ArcGIS Online atau Portal for ArcGIS. Anda dapat mengambil konten untuk project Anda secara langsung dari portal organisasi, ArcGIS Online maupun Living Atlas.

Map  : Map dapat digunakan untuk menampilkan project yang berisi data geografik dalam bentuk dua dimensi.

Scene : Scene dapat digunakan untuk menampilkan project dalam bentuk tiga dimensi (3D). Scene dapat digunakan dalam bentuk global view dan local view. Global view digunakan untuk menampilkan project yang cakupan geografinya luas sedangkan local view digunakan untuk cakupan geografi yang lebih kecil.

Basemap Basemap digunakan untuk memilih peta dasar apa yang akan digunakan dalam mengerjakan suatu project.

View : Jendela yang menampilkan area kerja suatu project. Di ArcGIS Pro view dapat menampilkan beberapa jendela yang menampilkan area kerja yang berbeda untuk setiap projectnya.

Layer : Merepresentasikan data spasial apa saja yang ada pada suatu map atau scene.

Preset layers : Digunakan untuk menambahkan data ke dalam suatu map atau scene. Bedanya dengan layer adalah pada pada preset layer, pengaturan telah dilakukan pada layer yang akan ditambahkan.

Task : Serangkaian langkah kerja yang telah dilakukan dalam suatu project.

Layout  : Penampilan suatu peta atau lebih dan elemen-elemen pendukung seperti judul, legenda, dan teks.

Layout tersebut biasanya dibagikan dalam bentuk peta yang telah dicetak, PDF ataupun dalam bentuk poster.

Geoprocessing : Sebuah framework dan sekumpulan tools yang digunakan untuk memproses data geografik dan data terkait lainnya. Geoprocessing dapat digunakan untuk menjalankan analisis spasial dan mengatur data GIS secara efisien. 

ArcGIS Pro User Interface

The Ribbon

ArcGIS Pro menggunakan ribbon horizontal yang letaknya berada di atas jendela aplikasi dan digunakan untuk menampilkan dan mengatur fungsionalitas dalam beberapa tab. Ada dua jenis tab dalam ArcGIS Pro yaitu tab utama dan tab kontekstual. Tab utama merupakan tab yang selalu aktif dan terdiri dari Project, Insert, Analysis, View, Imagery dan Share.

                             

Tab kontekstual merupakan tab yang hanya muncul pada saat dibutuhkan, apabila sudah tidak dibutuhkan maka tab tersebut tidak akan ditampilkan. Berikut merupakan tampilan lengkap the ribbon.

                             

Quick Access Toolbar yang terletak di kiri atas the ribbon terdiri dari tombol save, open, undo, dan redo project. Pengaturan juga dapat dilakukan untuk the ribbon sehingga Anda dapat menambahkan tool yang paling sering Anda gunakan, mengilangkan tools dari the ribbon jika tidak terlalu sering digunakan, dan menambahkan tool ke dalam Quick Access Toolbar.

Views and Panes

View merupakan jendela yang menampilkan area utama dari aplikasi. View dapat berupa map, scene, tabel, grafik, ataupun visualisasi data. Anda dapat membuka beberapa view, akan tetapi hanya akan ada satu view yang aktif pada waktu tertentu.

 

                                  

Pada view yang sedang aktif Anda dapat menjalankan beberapa command dari the ribbon yang terletak di atas jendela aplikasi ataupun dari pane. Pane adalah jendela yang terletak di samping kanan atau kiri aplikasi, pane terdiri dari beberapa command dan pengaturan lanjut dari apa yang terletak di the ribbon. Pane biasanya terdiri dari contents, catalog dan geoprocessing. Contents berisikian daftar konten yang ada pada suatu map, catalog berisikan kumpulan item yang digunakan pada project dan beberapa command yang dapat digunakan untuk mengaturnya, sedangkan geoprocessing biasanya digunakan untuk mencari geoprocessing tools dan menjalankannya.

                                           

by: widwiyaswati

more
1 0 9,914
14 Subscribers