Select to view content in your preferred language

GEOREFERENCE HERITAGE MAP

1648
1
05-25-2020 06:17 AM
rosulinanda
Emerging Contributor
0 1 1,648

Intro

      Sering kita membayangkan suatu tempat misalkan rumah tinggal kita, kantor tempat kita kerja, atau taman-taman yang biasa kita kunjungi pada sore hari bersama keluarga, sebenarnya apa fungsi dari tempat-tempat ini pada zaman dahulu, bisa jadi penjara, makam, atau masih berbentuk hutan dan sawah. Akan sangat menarik apabila kita dapat membandingkan secara langsung seperti ditampalkan/overlay pada peta digital kondisi sekarang dengan Heritage Map untuk memudahkan mendapatkan informasi tertentu. Pada beberapa bidang ilmu penampalan peta ini sangat membantu memudahkan perbandingan kondisi, seperti pada kajian perkotaan ingin melihat arah perkembangan kota bisa melalui penampalan kondisi dulu hingga sekarang dan akan terlihat kearah mana suatu kota berkembang. Atau pada studi kesejarahan ingin melihat dimana lokasi bangunan cagar budaya pada masa dulu yang hilang untuk dapat memudahkan mencarinya pada masa sekarang karena telah memiliki sistem koordinat yang sama sehingga lokasi nya akan sama karena telah ditampalkan. 

      Namun permasalahan muncul karena Heritage Map tidak memiliki sistem koordinat secara digital karena biasanya diperoleh dari hasil scan dokumen atau hard copy, sehingga kita tidak serta merta untuk dapat menampalkannya. Melalui blog post ini saya akan berbagi cara penampalan Heritage Map menggunakan Georeference Tools pada ArcGIS Pro, berikut step by step nya !

arcgispro‌ georeference‌ 

Tutorial

      Langkah pertama adalah kita perlu menyiapkan peta yang ingin kita tampalkan. Beberapa open source yang dapat kita akses untuk mendapatkan heritage map seperti di laman Colonial | architecture & town planning.

Pada blog post ini bertepatan dengan hari jadi Kota Surabaya pada 31 Mei saya ingin menapaktilasi Kota Surabaya pada jaman kolonial, saya menggunakan peta Kota Surabaya Tahun 1935 untuk coba kita tampalkan menggunakan georeference dengan kondisi sekarang, untuk melihat perubahan yang terjadi selama tahun 1935 dan sekarang. Seperti pada umumnya heritage map belum memiliki sistem koordinat secara digital sehingga kita perlu menambahkannya menggunakan tools Georeference

Info !

Heritage Map akan banyak ditemui perbedaan luas dan bentuk seperti pada lebar jalan, bentuk dan lebar sungai, serta bentuk guna lahan dikarenakan terbatasnya teknologi pemetaan pada masa itu dan/atau telah mengalami banyak perubahan kondisi. sehingga kita akan menyesuaikan pada saat proses georeference nanti. 

Setelah itu buka ArcGIS Pro, dan Login menggunakan akun anda. 

ArcGIS Pro bisa didapatkan dengan membeli subscription license ArcGIS for Personal Use disini  ArcGIS For Personal Use | Buy ArcGIS Software Online 

 

Making New Map dan Add Data

      Setelah login pada ArcGIS Pro kita akan melihat tampilan awal pada jendela ArcGIS Pro, buat lembar kerja baru dengan klik new map, beri judul peta yang akan kita buat dan simpan pada lokasi yang kita inginkan. Tampilan ArcGIS Pro akan menampilkan Basemap bawaan berupa Topographic Map.

      Basemap ini nantinya akan membantu kita mengidentifikasi titik acuan yang dapat kita identifikasi dari Heritage Map ke basemap. Kita akan menampalkan titik-titik yang menjadi intersect peta seperti persimpangan jalan, bangunan kunci, dan poin-poin yang dapat diidentifikasi baik pada peta kuno dan basemap yang kita gunakan. Sehingga untuk memudahkan mencari titik-titik intersect tersebut kita perlu merubah basemap peta ke imagery

      Setelah basemap sudah kita rubah menjadi imagery, Add data Heritage Map yang sudah kita siapkan. Haritage Map tersebut akan muncul dan akan terdisplay di suatu tempat yang bukan pada lokasi aslinya karena tidak terinput sistem koordinat didalamnya. 

Georeference

      Kita masuk pada langkah proses georeference. setelah peta terdisplay pada ArcGIS Pro, klik menu Imagery dan klik tools georeference. 

  1. Klik Georeference tab on the Imagery tab Transformation pada menu georeference dan akan keluar menu drop down menunjukkan metode yang bisa digunakan dalam melakukan georeference.

    Sedikit menjelaskan terkait metode transformasi, terdapat beberapa metode tranformasi diantaranya adalah seperti Polynomial, Spline, Adjust, Projective dan Similiarity. Masing-masing memiliki perbedaan pendekatan dalam menentukan koordinat yang tepat pada setiap sel pada raster gambar Heritage Map dan masing-masing membutuhkan jumlah kontrol point yang berbeda-beda. Setiap metode transformasi ini memiliki hasil masing-masing sehingga kita harus tepat dalam memilih transformasi sesuai dengan karakter peta yang kita proses. Kaitannya dengan Heritage Map yang memiliki karakter terjadi perbedaan luas, panjang dan bentuk dengan kondisi eksisting sehingga lebih dianjurkan untuk menggunakan transformasi Spline. 
    Kenapa Spline ?
    Karena transformasi ini memiliki akurasi pada tingkat ketelitian peta yang tinggi secara lingkup lokal dibandingkan dengan secara global. Transformasi ini meberikan hasil transformasi yang halus pada peta karena banyak penyesuaian pada Heritage Map. Pada Heritage Map untuk mendapatkan lokasi yang paling tepat sehingga antara kontrol point dan target kontrol point harus benar-benar pas dan dengan menambah semakin banyak kontrol point dapat semakin meningkatkan akurasi peta.
    Penjelasan lengkap tentang jenis-jenis transformasi georeference dapat dibaca disini Overview of georeferencing—ArcGIS Pro | Documentation  dan Fundamentals of georeferencing a raster dataset—Help | ArcGIS for Desktop  
  2. Langkah selanjutnya adalah add control point  Add Control Points
    Tips
     !
    Meletakkan control point sangat penting dalam proses Georeference. Ibaratkan meletakkan control point seperti meletakkan pin pada note yang akan kita tempel di dinding. Kita biasanya akan meletakkan 4 pin pada setiap sudut agar tidak miring. Prinsip itu sama dengan meletakkan control point pada heritage map ini, usahakan untuk meletakkan 4 control point pada setiap bagian ujung untuk mendapatkan skala yang presisi pada peta. 
    Dalam meletakkan control point kita perlu mengidentifikasi lokasi yang dapat kita kenali di heritage map dan usahakan untuk mengaplikasikan prinsip pin note pada tips diatas. 
    Control Point pertama yang dapat saya identifikasi adalah jembatan wonokromo Surabaya, kita add control point taruh target point pada lokasi yang dimaksud yakni jembatan wonokromo pada basemap. Jika kita menambahkan control point pada suatu jalan usahakan untuk meletakkan control point tepat pada as jalan. karena pada penggambaran Heritage Map ukuran lebar jalan tidak akurat, semua jalan tergambarkan dengan lebar jalan yang sama.

    Lanjutkan untuk menambahkan control point hingga minimal 10 control point agar dapat menerapkan transformasi Spline dan usahakan untuk menerapkan prinsip pin note. setelah membuat 10 control point pindahkan transformasi ke Spline pada menu Transformation tadi.
    Contoh pada gambar dibawah ini adalah Heritage Map yang sudah ditambahkan control point, disini saya menaruh control point sebanyak 32 buah untuk menambahkan keakuratan lokasi, dan menyebarkan control point tersebut merata ke setiap sisi peta. 

    Tips !
    Untuk mengecek apakah lokasi pada Heritage Map dan basemap sudah presisi kita bisa menggunakan tools swipe pada menu Appearance 
    .
  3. Setelah dipastikan Heritage Map tertampalkan dengan baik sesuai dengan basemap kita bisa meng-eksport Heritage Map tersebut ke format file Tiff agar dapat menyimpan sistem koordinat didalamnya. Klik Save As New pada menu georeference, pilih lokasi penyimpanan dan rubah Output Format menjadi Tiff.

Setelah Heritage Map kita sudah tersimpan dengan file Tiff kita dapat membukanya pada beberapa platform pemetaan yang biasa kita gunakan untuk mobilitas kita seperti Google Earth. Caranya adalah dengan import file tersebut ke ke google earth, dan pilih extensi file Tiff dan otomatis peta kita akan terdisplay di google earth dengan lokasi yang sudah kita georeference tadi. Selain itu kita juga bisa membuat web apps dengan platform esri yang lain yakni App Studio dan Web App Builder. Pada kesempatan selanjutnya saya akan berbagi cara untuk upload file geotiff ke cloud esri dan membuat Web App Persandingan Heritage Map dengan peta eksisting sekarang menggunakan Web App Builder. 

#ArcNesia

‌ArcNesiaCommunityChallenge‌

ArcGIS‌

esriindonesia‌

1 Comment