Drone2Map - 2D Mapping: Membuat Orthomosaic dari Data Foto Drone/UAV

3555
0
06-27-2018 12:08 AM
Spatial_Heroes2018
New Contributor
0 0 3,555

Drone2Map – 2D Mapping

Oleh: Andika Hadi Hutama

Drone2Map for ArcGIS merupakan salah satu premium apps yang memiliki kapabilitas untuk memproses data foto yang diambil oleh drone/UAV menjadi produk digital fotogrametri seperti orthophoto (2D) ataupun model 3D untuk keperluan visualisasi dan analisis. Pada tulisan kali ini, user akan berlatih membuat orthomosaic (2D) dengan studi kasus sederhana menggunakan data foto UAV yang sudah ter-geotag. Studi kasus kali ini akan memetakan kawasan Taman Tugu Tani, DKI Jakarta.

Gambar 1. Interface Awal Drone2Map

1. Create New Project > 2D Mapping > Create

Give Your Project A Name

Berikan nama untuk project terkait

Select Where To Store Your Project

Tentukan tempat penyimpanan project

 

Coordinate System > Edit > Choose A Spatial Reference

Tentukan sistem koordinat yang digunakan pada daerah yang bersangkutan. Pada kasus ini, sistem koordinat yang digunakan merupakan GCS WGS 1984

Gambar 2. Memilih sistem koordinat

Add folder/images > Select Drone Imagery Folder

Input data set foto yang akan diproses. Sebaiknya data foto dikumpulkan dalam 1 folder, dengan penamaan file yang berurutan seperti yang dapat dilihat pada gambar. Pada studi kasus ini, data foto diperoleh menggunakan wahana DJI Mavic Pro, sehingga masing-masing data foto tersebut sudah memiliki informasi posisi berupa koordinat (lintang, bujur, ketinggian).

Gambar 3a. Lokasi folder data foto

Gambar 3b. Lokasi folder data foto

Apabila data foto sudah ditentukan, maka akan tampil seperti layar berikut:

Gambar 4. Informasi Gambar

2. Toolbars

  • Basemap -> merupakan fitur untuk memilih layer basemap. Pada kasus ini basemap yang dipilih merupakan Imagery

Gambar 5. Online Basemaps

  • Manage GCPs -> GCP atau Ground Control Point merupakan titik kontrol yang akan digunakan sebagai koreksi posisi pada hasil produk orthomosaic nantinya. Syaratnya, user harus mengetahui nilai koordinat dari titik-titik GCP tersebut. Namun, pada studi kasus ini, penentuan titik-titik GCP tidak perlu dilakukan. Pembuatan orthomosaic tetap dilakukan karena data foto yang akan diproses sudah memiliki nilai koordinat hasil pengukuran GPS dari wahananya.
  • Image Properties -> menyediakan informasi mengenai masing-masing data foto

Gambar 6. Image Properties

3. Processing Options

Sebelum pemrosesan dimulai, konfigurasi harus terlebih dahulu dilakukan. Masing-masing produk akan menentukan pengaturan konfigurasi yang berbeda, maka dari itu, user diharapkan memahami produk apa yang ingin dibuat dan data apa yang sudah dimiliki.

  • Initial Processing

Keypoints Image Scale [Rapid]

Parameter ini bertujuan untuk menentukan banyaknya keypoints dalam 1 foto. Parameter Rapid dipilih bertujuan untuk mengurangi durasi pemrosesan data.

Matching Image Pairs [Use Triangulation of Image Geolocations]

Parameter [Aerial Grid or Corridor] dipilih berdasarkan metode akuisisi data foto. Berdasarkan studi kasus ini, sebelumnya telah dilakukan akuisisi data foto menggunakan DJI Mavic Pro dengan desain terbang grid atau corridor. Pada umumnya, beberapa wahana UAV komersil sudah memiliki sistem otomasi desain terbang seperti ini.

Parameter [Use Triangulation of Image Geolocations] dipilih sebagai metode untuk menentukan metode pemrosesan data set foto menjadi orthomosaic. Parameter ini dipilih karena seluruh dataset foto sudah memiliki informasi posisi (koordinat lintang, bujur, ketinggian)

Gambar 7a. Initial Processing Parameter

  • Point Cloud and Mesh

Karena tujuan dari pemrosesan data adalah untuk memproduksi produk orthomosaic (2D), apabila user dirasa tidak membutuhkan model 3D, maka proses pembuatan Point Cloud dan Mesh tidak perlu dilakukan. Matikan mode centang pada tab Processing

  • Orthomosaic and DSM

Create Orthomosaic [Automatic]

GSD adalah Ground Sampling Distance. Nilai ini biasanya sudah diestimasi berdasarkan parameter-parameter lainnya seperti spesifikasi sensor pada kamera, tinggi terbang, dan lainnya.

Gambar 7b. Initial Processing Parameter

4. Start

Klik start untuk memulai pembuatan orthomosaics. Durasi pemrosesan data akan bergantung kepada jumlah foto dan konfigurasi pada Processing Options yang sudah ditentukan. Ketika proses pemrosesan sudah dimulai, indikator proses dapat dilihat di bagian bawah interface Drone2Map, seperti berikut:

Gambar 8. Indikator Proses - Computing Matches

 

Berikut merupakan penampakan pada Drone2Map apabila pemrosesan data sudah selesai. Orthomosaic dapat langsung dilihat pada fitur mapviewer.

 Gambar 9. Interface Drone2Map setelah proses

5. Processing Reports

Untuk membuat laporan mengenai project terkait -> Processing Report. Informasi spesifik mengenai project Drone2Map terkait, seperti luasan area, GSD, desain terbang, dan lainnya dapat dilihat pada Report tersebut.

Gambar 10. Processing Reports

6. Share As -> Tile Layer

Setelah pemrosesan data selesai, produk orthomosaics dapat dibagikan menggunakan akun ArcGIS Online/Portal for ArcGIS.

Gambar 11. Share as Tile Layer

 

 

Artikel ini dibuat oleh Andika Hadi Hutama dari ESRI Indonesia Spatial Heroes 3.0