ArcNesia Blog

cancel
Showing results for 
Show  only  | Search instead for 
Did you mean: 

Other Boards in This Place


Latest Activity

(83 Posts)
KhadijahNurulLathifah
Esri Contributor

Halo ArcNesian!

Pada artikel ini, ArcMin akan membantu teman-teman ArcNesian yang mengalami kendala pada ArcGIS Pro dan membutuhkan clean uninstall sebagai solusinya. Jangan khawatir, ArcMin akan memandu teman-teman!

flow.png

 

Sebelum mulai, pastikan semua project ArcGIS Pro dan data penting sudah dibackup untuk menghindari kehilangan data yang tidak diinginkan. 

Uninstall ArcGIS Pro

  1. Pastikan tidak ada aplikasi ArcGIS Pro yang sedang berjalan.
  2. Lakukan proses uninstall melalui: Control Panel > Programs > Programs and Features > pilih ArcGIS Pro – klik kanan item > pilih uninstall/change dan ikuti petunjuk dengan memilih remove. Untuk informasi lebih lanjut tentang proses ini, teman-teman dapat melihat dokumentasi berikut: Install ArcGIS Pro—ArcGIS Pro | Documentation

KhadijahNurulLathifah_1-1730183630193.png

 

Remove Directories

Setelah selesai melakukan uninstall, login as an Administrator dan pastikan proses ArcGIS Pro tidak berjalan di Task Manager Windows (menu Start > cari ‘Task Manager’):

  • ArcGISCleanup.exe
  • ArcGISPro.exe

Hapus atau ganti nama direktori berikut dengan menambahkan "_Old" pada akhir nama direktori (jika masih ada):

  • C:\Users\username\AppData\Local\ESRI – ArcGISPro dan folder Pro lainnya
  • C:\Users\username\AppData\Roaming\ESRI – ArcGISPro
  • C:\Program Files\ArcGIS – Pro
  • C:\ProgramData\Microsoft\Windows\StartMenu\Programs\ArcGIS – ArcGIS Pro
  • C:\Users\username\Documents\ArcGIS\AddIns\ArcGISPro

Jika kamu tidak menemukan beberapa direktori yang disebutkan di atas, mungkin direktori tersebut tersembunyi. Untuk menampilkannya, buka tab View di Windows Explorer > navigasi ke panel Show/Hide dan pilih Hidden Items. Direktori seperti ‘AppData’ biasanya adalah folder tersembunyi.

hidden.png

 

Remove Registry Keys

Buka registry editor (Dari Start Menu, ketik “Regedit”).

KhadijahNurulLathifah_3-1730183629756.png

 

Sekarang, mari kita periksa apakah kunci registri berikut masih ada. Jika ada, hapus atau ubah namanya dengan menambahkan "_Old" pada akhir nama kunci registri:

  • HKEY_CURRENT_USER\SOFTWARE\ESRI\ArcGIS Online For Pro

Sekarang periksa untuk memastikan bahwa lisensi tidak dicentang untuk mode offline. Pada Registry Editor, navigasikan pada:

  • HKEY_CURRENT_USER\Software\ESRI\ ArcGISPro\Licensing
  • HKEY_CURRENT_USER\Software\ESRI\ ArcGISPro1.0\Licensing

Di setiap direktori di atas (jika ada), pastikan kunci ARCPROWORKOFFLINE adalah FALSE. Jika ditetapkan ke TRUE, masuk ke ArcGIS Pro dan pastikan lisensi tidak dicentang untuk mode offline.

authorize offline.png

 

Bila Arcnesian telah mengonfirmasi bahwa kunci ARCPROWORKOFFLINE ditetapkan ke FALSE, lanjutkan untuk mengubah nama dengan menambahkan "_Old" pada akhir nama direktori atau menghapus direktori berikut:

  • HKEY_CURRENT_USER\Software\ESRI\ ArcGISPro
  • HKEY_CURRENT_USER\Software\ESRI\ ArcGISPro1.0
  • HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\ESRI\ArcGISPro

direktori.png

Setelah semua langkah di atas selesai, restart perangkat teman-teman Arcnesian untuk memastikan semua perubahan telah diterapkan.

 

Instal Ulang ArcGIS Pro

  1. Masuk ke akun myEsri teman-teman dan unduh file instalasi ArcGIS Pro.
  2. Setelah diunduh, jalankan file instalasi dan ikuti petunjuk yang muncul.
Untuk langkah-langkah lebih rinci tentang cara melakukan instalasi, teman-teman Arcnesian dapat melihat dokumentasi: How to: Buy, Install, and Authorize ArcGIS for Per... - Esri Community
 

Semoga artikel ini membantu! Selamat mencoba ya, Arcnesian😊

 

Sekian artikel kali ini, jika ada pertanyaan silahkan ArcNesian menghubungi tim support Esri Indonesia melalui Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id).

more
1 2 383
FeliaNiwanWilwatikta
Occasional Contributor

Halo ArcNesian!

Beberapa dari rekan-rekan developer aplikasi Android tentu sudah sering menggunakan Android Studio untuk mengembangkan aplikasi. Esri, dalam hal ini, menyediakan ArcGIS Runtime SDK for Android, yang dapat digunakan dalam membangun aplikasi terkait platform ArcGIS.

Read more...

more
2 0 4,981
MuhammadAdamSuni
Emerging Contributor

Titik Panas ( Hotspot ) adalah indikator kebakaran hutan yang mendukung lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu sekitarnya. Permenhut No. P 12 / Menhut-II / 2009.

Read more...

more
2 1 6,950
HamzahIpul
Emerging Contributor

Pesatnya perkembangan suatu wilayah, maka bertambah juga penduduk yang ada, sehingga berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal. Perubahan lahan merupakan hal yang umum terjadi, baik dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, maupun pengelolaan sumber daya alam. Perubahan lahan dapat diartikan sebagai praktik konversi lahan menjadi lahan perkebunan atau peternakan, perluasan fungsi lahan pertanian, penggundulan hutan, penanaman kembali fungsi lahan hutan, dan ekspansi lahan perkotaan (urban sprawl). Salah satu dampak dari perubahan lahan yang tidak teratur adalah berkurangnya fungsi produktivitas biologis dan keberagaman ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, isu terkait perubahan lahan masih relevan untuk dianalisis, dalam konteks identifikasi perubahan tutupan lahan (land cover) dari periode waktu tertentu.

Read more...

more
2 0 100K
DikaRojikin
Emerging Contributor


Analisis peta menggunakan Adobe Creative Cloud kini dapat dipermudah dengan adanya mendesign peta yang terhubung langsung dalam Adobe Illustrator. Sehingga dapat menjadi tampilan yang menarik dalam smartphone. Adanya hal tersebut, tentu memiliki tujuan seperti berikut ini :

  • Menceritakan berbagai hal dalam bentuk peta
  • Memvisualisasikan data dalam bentuk peta 

Dalam mendukung terciptanya karya ini terdapat beberapa perangkat lunak yang digunakan pada tabel dibawah ini.

Perangkat LunakFungsi
Adobe Creative CloudMengakses dan merancang dengan peta berbasis data
Adobe IllustratorMemodifikasi peta wilayah Kota Semarang 
ArcGIS OnlineAnalisis spasial berbasis cloud 

Data yang digunakan berupa basemap dari wilayah kajian Kota Semarang dengan berdasarkan langkah-langkah berikut ini :

  • Membuka ArcGIS Vector Tile Style Editor dan pilih gaya basemap yang akan diedit di browser
  • Simpan desain basemap di ArcGIS Online
  • Buka Adobe Illustrator dan create New Document dengan ukuran Mobile dan Dekstop
  • Klik Windows>Extension>ArcGIS Maps for Adobe Creative Cloud
  • Sign in ArcGIS Online di Extension tersebut
  • Buat Mapboard  dan masukkan data basemap yang telah di custom
  • Desain vektor peta dan export sebagai png

Tampilan peta berbasis data tersebut dapat menarik karena berperan sebagai karya seni vektor dan beresolusi tinggi. ArcGIS Maps untuk Adobe Creative Cloud sangat ideal untuk merancang kreativitas dengan mudah mendesignnya di dalam Adobe Illustrator 

more
0 0 2,696
AgilFahrezi
Emerging Contributor

   Hallo Gisgeeks ini adalah post pertama saya, jadi mohon maaf jika masih banyak kesalahan dari materi maupun penulisan, okay, let’s get started.

   Para kesatria pemetaan tentu sudah tidak asing lagi dengan namanya informasi geospasial. Informasi geospasial adalah informasi yang berhubungan dengan lokasi, yang dapat dikumpulkan, dimanipulasi dan ditampilkan secara real-time (Folger, 2009). Untuk melakukan analisis, manipulasi dan visualisasi data tersebut diperlukan suatu framework, framework itu adalah Sistem Informasi Geografis yang dirancang untuk menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan spasial (Setiawan, 2015). Salah satu persoalan yang berhubungan dengan lokasi di Indonesia dan di dunia saat ini adalah pandemic Covid-19 yang menjadi suatu masalah terberat dunia sejak Perang Dunia II (BBC, 2020).

   Pada desember 2019, beberapa kasus pneumonia-like illness yang misterius ditemukan di Wuhan, Cina. Kasus – kasus ini berujung pada penemuan virus baru yang pada awalnya dikenal dengan 2019-new coronavirus dan disingkat sebagai 2019-nCoV (Lu, Stratton, dan Tang, 2020 hlm. 401). Seiring dengan perkembangan situasi, WHO menami virus tersebut dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan virus ini menyebabkan penyakit Coronavirus Disease 2019 (Yuliana, 2020 hlm 188). Seperti halnya pada epidemi SARS dan penyakit lainnya SIG merupakan suatu senjata yang sangat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan, dengan melalui pemetaan resiko, pemetaan sebaran penderita, pelacakan super-spreader dan lain sebagainya (Geraghty & Boulos, 2020).

Mungkin Gisgeeks disini pernah melihat atau bahkan membuka dashboard sebaran kasus Covid-19 global yang dikembangkan oleh Johns Hopkins University Center for Systems Science and Engineering. Berikut adalah tampilan Dashboard Covid-19 milik JHU:

Sumber: https://coronavirus.jhu.edu/map.html diakses pada tanggal 6 Juli 2020

Sumber: COVID-19 Map - Johns Hopkins Coronavirus Resource Center diakses pada tanggal 6 Juli 2020

   Dashboard ini merupakan salah satu metode penyampain informasi Covid-19 yang paling terkenal di dunia. Namun dibalik kemudahan Gisgeeks mengakses dan melihat informasi tersebut, terdapat aluran data yang sangat kompleks dan dinamis yang terbungkus dalam Big Data, salah satu data dalam Big Data ini adalah data spasial. Dengan data ini informasi yang semula hanya dalam bentuk table atau grafik, dapat ditampilkan dengan informasi lokasi dan interaktif. Okay, sekarang kita kembali ke Indonesia, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sedang mengalami tren kenaikan yang signifikan, berbagai kebijakan dilakukan untuk menurunkan kurva kenaikan kasus namun seakan – akan tidak berguna.

   Banyak pihak yang mengkritik pemerintah Indonesia yang diduga menyembunyikan atau menahan data mengenai sebaran Covid-19 di Indonesia, terlepas benar atau tidaknya dugaan tersebut, mari kita lihat melalui data. Penyampaian data Covid-19 di Indonesia dilakukan dengan memuat informasi pada portal informasi Covid-19, baik pada skala kabupaten/kota maupun provinsi seperti dibawah ini.

Sumber: Pikobar Jabar

Sumber: Pikobar - Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat 

   Luasnya wilayah Indonesia dengan keberagaman sosial ekonomi budaya dan karakteristik geografinya menyebabkan diperlukannya penanganan yang tepat untuk setiap wilayah. Penanganan yang tepat ini adalah penanganan yang memiliki dasar ilmiah baik melalui literature dan data yang terkait. Dalam menunjang kebijakan pemerintah, data spasial akan sangat berperan, baik dalam menampilkan sebaran kasus, karakteristik wilayah atau turunan lainnya yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

   Mengingat pentingnya data spasial, kita sekarang masuk kepada masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia adalah ketersedian data khususnya yang saya akan bahas disini adalah data Covid-19. Disini saya akan membahas mengenai ada atau tidaknya informasi portal informasi yang menunjukan informasi Covid-19, bukan mengenai kualitas data yang disediakan, karena hal ini merupakan kajian tersendiri yang harus dikaji lebih dalam. Mengapa ada tidaknya portal informasi Covid-19 menjadi penting? Karena dengan adanya data ini kita dapat mengola dan menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat berdasarkan data tersebut, contohnya adalah berikut ini:

Dibuat oleh: Mahsiswa Sains Informasi Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

 

dan ini juga

 

Dibuat oleh: Mahsiswa Sains Informasi Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Kedua peta itu, dibuat oleh mahasiswa dari Prodi Sains Informasi Geografi Universitas Pendidikan Indonesia dan dihasilkan dari data yang disampaikan kepada publik melalui situs portal informasi Covid-19. Dan masih banyak contoh peta dan informasi geospasial lainnya yang dihasilkan dari data yang awalnya masih mentah.

Okay untuk melihat wilayah mana saja yang sudah memiliki portal informasi Covid-19 sebelumnya kita masuk dulu ke situs untuk melihat daerah mana saja yang telah memiliki portal informasi Covid-19.

Selanjutnya, adalah memindahkan data tersebut kedalam Arcmap, dan disini karena saya merupakan pemula dalam dunia pemetaan saya melakukannya dengan input data manual data ada tidaknya portal informasi Covid-19 pada skala provinsi dan kabupaten/kota. Pada dua shapefile yang berbeda, setelah input data selanjutnya adalah visualisasi data di ArcGIS online dapat diakses di link Berikut ini,  

   Okay, jadi jika dilihat dari sebaran ada tidaknya portal informasi dan data Covid-19 pada skala provinsi terdapat 19 provinsi yang sudah memiliki portal informasi data dan 16 provinsi yang tidak memiliki portal informasi dan data Covid-19. Dimana sebagian besar provinsi di Indonesia bagian timur tidak memiliki portal informasi dan data Covid-19. Hal ini menjadi suatu kekhawatiran sendiri karena ketiadaan portal informasi dan data ini menyebabkan keterhambatan kajian untuk pengambilan kebijakan diwilayah tertentu, khususnya kajian spasial Covid-19. Keterhambatan ini dapat menyebabkan pergeseran episentrum Covid-19 di Indonesia, yang dimana telah terjadi sekarang ini, dari DKI Jakarta ke provinsi Jawa Timur

   Selanjutnya, untuk skala kabupaten/kota terdapat 89 kabupaten/kota yang memiliki portal informasi dan data Covid-19, sedangkan 431 kabupaten/kota tidak memiliki portal informasi dan data Covid-19. Hal ini menjadi suatu masalah karena kajian spasial Covid-19 untuk skala kabupaten/kota dapat dilakukan dengan skala yang tinggi, bahkan sampai skala kelurahan/desa untuk wilayah yang sangat terdampak dan memiliki jumlah kasus Covid-19 yang cukup banyak. jadi dapat diketahui bahwa ketersedian portal informasi dan data Covid-19 pada skala provinsi, belum tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, khususnya pada Indonesia timur. Namun jika ditotalkan, ketersedian informasi pada skala provinsi sudah melewati persentase 50%. Sedangkan untuk portal informasi dan data Covid-19 pada skala kabupaten/kota masih tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, bahkan di pulau Jawa pun masih banyak wilyah yang tidak memiliki portal informasi dan data Covid-19. Jika ditotalkan persentase ketersedian portal informasi dan data Covid-19 pada skala kabupaten/kota tidak mencapai 50%.

   So, in the end pandemi Covid-19 merupakan pukulan telak bagi pemerintah Indonesia yang belum sepenuhnya sadar berharganya data, khususnya dalam konteks ini adalah data Covid-19 dan data spasial dan seiring dengan pukulan yang menyakitkan tersebut, pastilah keterpurukan akan mengikuti, namun keputusan untuk bangkit dan berkembang semua berada di tangan kita. Pandemi Covid-19 di Indonesia tentunya dan seharusnya menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan

Sumber rujukan:

BBC. (2020, April 1). Coronavirus: Greatest test since World War Two, says UN chief. Retrieved from BBC News: https://www.bbc.com/news/world-52114829

Folger, P. (2009). Geospatial Information and Geographic Information Systems (GIS): Current Issues and Future Challenges. Congresional Research Service.

Geraghty, E. M., & Boulos, M. K. (2020). Geographical tracking and mapping of Covid-19/Severe acute respiratory sydrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) epidemic and assosiated events around the world:how 21st century GIS technologies are supporting the fight against outbreaks and epidemics. International Journal of Health Geographics Vol. 19 No. 2, 1-12.

Lu, H., Stratton, C. W., & Tang, Y.-W. (2020). Outbreak of pneumonia of unknown etiology in Wuhan, China: The mystery and the miracle. Journal of Medical Virology/ Vol. 92, Issue 4, 401-402.

Setiawan, I. (2015). Peran Sistem Informasi Geografi (SIG) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Spasial (Spatial Thinking). Jurnal Pendidikan Geografi (GEA) Vol. 15 No.1 , 63-89.

Yuliana. (2020). Corona Virus Disease (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness and Healthy Magazine, Vol.2 No. 1, 187 - 192.

 

more
0 0 2,885
harismaulana
Emerging Contributor

Jika berbicara tentang peta dunia, sebagian orang sudah tentu membayangkan daratan yang terbagi atas benua dan batas-batas negara. Sedangkan lautan? Mungkin hanya dilihat sebagai latar belakang dari peta dunia tersebut. Padahal, bumi tempat manusia hidup sementara ini 71 persennya adalah lautan. Lebih penting lagi, kita semua bergantung pada oksigen yang diproduksi di lautan, yang mana menyumbang lebih dari 50 persen oksigen di atmosfer.

Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar pemikiran dan perencanaan manusia memang berorientasi pada daratan begitu pula pada peta. Laut memang selalu dinomorduakan. 

Namun, pada 1942, seorang ahli meteorologi-kelautan asal Afrika Selatan bernama Athelstan Spilhaus mengatasi ketidakadilan ini dan menciptakan proyeksi peta yang sepenuhnya berpusat pada lautan. Yang membuat unik, peta tersebut berpusat di Antartika dan mengupas Benua Asia dan Amerika. Selain unik, peta tersebut juga bisa memberikan fakta bahwa 71 persen dari permukaan bumi adalah air sebagai satu kesatuan. Peta di bawah ini adalah salah satu contoh peta yang dibuat menggunakan Proyeksi Spilhaus

Dan kabar baiknya bagi kamu, Arcnesian, proyeksi ini sudah tersedia di AcrGIS Pro. Kalau kamu penasaran dan ingin langsung mencoba, kamu bisa unduh projectnya di sini. Atau kamu juga bisa membuat manual dengan cara klik kanan pada Map lalu pilih Map Properties. Setelah jendela Map Properties muncul kemudian kamu klik Coordinate Systems. Pada kolom sebelah XY Coordinate Systems Avalable ketikkan Spilhaus. Maka akan muncul beberapa opsi dan kamu tinggal pilih Spilhaus Ocean Map in Square. Lebih jelasnya kamu bisa lihat gambar di bawah ini.

Dan ini beberapa peta tematik yang saya buat menggunakan Proyeksi Spilhaus menggunakan ArcGIS Pro..

Saya sangat menyarankan agar Acnesian mencobanya. Kalau ada pertanyaaan atau komentar, silakan tulis di bawah. Saya akan sangat senang dengan itu. Terima kasih

more
0 1 2,837
FeliaNiwanWilwatikta
Occasional Contributor

Halo ArcNesian!

Pada kesempatan kali ini ArcMin akan kembali membahas tentang penggunaan Statistical Analysis di dalam pengolahan data menggunakan bahasa pemrograman R.

Sebelumnya sudah ada blog post tentang pemahaman, peng-installan dan penggunaan sederhana dari fungsi R di dalam ekosistem ArcGIS di dalam artikel di link ini.

Untuk ArcNesian yang sudah cukup familiar dengan pengolahan data secara statistik, pengolahan data besar dan juga visualisasi dari hasil statistik, mungkin kaidah bahasa pemrograman R sudah tidak terlalu asing.

R memang dikembangkan dengan misi untuk mempermudah usernya untuk melakukan operasi statistik. Dengan banyaknya komunitas pengembang R dan repository yang terus berkembang, library R sangat powerful dalam membantu analysis statistik. Hal inilah yang membuat R-ArcGIS Bridge sangat essensial bagi pengguna ArcGIS yang akan menggunakan analisis statisktik.

A. Geoprocessing Toolbox

Di dalam ArcGIS sendiri, operasi terhadap dataset yang berada di dalam content pane seringkali dilakukan melalui Geoprocessing Toolbox. Geoprocessing Toolbox adalah sebuah framework dan set dari tools yang dibuat untuk memproses data geografis.

Tools-tools yang berada di dalam Geoprocessing Tools juga biasa digunakan untuk melakukan analisis spasial atau me-manage GIS data. Tools yang paling umum biasanya berfungsi untuk melakukan operasi dan analisa terhadap dataset seperti feature class, raster, table dan berfungsi memberikan output dataset.

Tools dengan simbol seperti ini () berarti adalah tools yang didasari oleh script dalam operasionalnya. Script ini bisa berdasarkan berbagai macam program, Python file (.py), AML file (.aml), executable (.exe or .bat) atau bahkan R (.R). Untuk mempelajari lebih lanjut, ArcNesian bisa mengunjungi link ini ya.

Selain untuk melakukan analisa di dalam environment R (RStudio), R-ArcGIS Bridge juga memungkinkan user untuk melakukan analisa langsung di dalam ArcGIS Desktop melalui pembuatan R toolbox. R script yang akan kita buat akan menjadi referensi dari operasi toolsnya ketika di “Run” di dalam ArcGIS Desktop.

Pada kesempatan kali ini, ArcMin akan mencoba membuat geoprocessing toolbox yang terbuat dari script R.

B. Instalasi R-ArcGIS Bridge

Untuk mengikuti langkah langkah dalam pembuatan R toolbox, ArcNesian perlu untuk menginstal R-ArcGIS Bridge terlebih dahulu. Secara umum program program yang akan digunakan oleh ArcNesian kali ini adalah:

1. ArcGIS Pro 2.5 (Basic, Standard, Advanced)

2. R 3.5.3

3. RStudio

4. Rtools (optional)

Untuk informasi lebih lanjut tentang instalasi R-ArcGIS Bridge hingga proses testing jika R-ArcGIS Bridge sudah berjalan bisa ArcNesian lihat di dalam blog post di link ini.

C. Package untuk Geoprocessing Toolbox

Di dalam operasinya, semua operasi yang di lakukan di dalam R menggunakan tools tersendiri yang dinamakan sebagai package. Package adalah set tools yang memungkinkan R untuk melakukan berbagai macam operasi.

Di dalam blog post sebelumnya, ArcMin sudah memberikan salah satu contoh package yang paling essensial dalam penggunaan R-ArcGIS Bridge.

1

Package arcgisbinding yang digunakan untuk memulai koneksi antara R dan ArcGIS bridge yang berada di dalam ArcGIS. Selain package arcgisbinding, ada beberapa package lain yang umum untuk melakukan operasi sederhana. Salah satunya adalah sp yang digunakan untuk mengkonversii data R dan ArcGIS.

Package package diatas bisa dipanggil kedalam R workspace kita melalui syntax library(...) sehingga kadang orang memanggilnya sebagai library.

Kali ini ArcMin akan mencoba menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan salah satu package dari R dan akan mengimplementasikannya ke dalam toolbox sehingga tools yang kita gunakan dapat digunakan oleh organisasi, atau perorangan yang memerlukan.

D. Package Raster untuk Perhitungan Semak Belukar Berbahaya

Bayangkan jika ArcNesian adalah seorang GIS specialist di Gunung Merbabu. ArcNesian telah diminta untuk melihat data semak belukar yang tersebar disekitaran ngarai Gunung Merbabu yang sudah ditandai tingkat kebahayaannya berdasarkan tingkat kekeringannya.

ArcNesian ditugaskan untuk membuat cluster yang menunjukan dimana saja konsentrasi dari semak belukar yang berhaya, karena akan dilakukan proses preventif terhadapap semak yang dinilai berbahaya.

Untuk melakukan tugas ini, ArcNesian akan menggunakan kapabilitas R-ArcGIS Bridge untuk membuat data raster yang menunjukan konsentrasi semak berbahaya dan membuatnya sebagai toolbox.

Untuk melakukan tugas ini, ArcNesian dapat mendownload data yang sudah ArcMin siapkan di link ini ya.

E. Persiapan RScript sebagai Geoprocessing Toolbox

Di dalam .zip file yang sudah di download dan extract, akan terdapat salah satu file bernama ScanStatistic.R. Untuk membukanya, ArcNesian bisa membuka program RStudio, kemudian mengklik open yang berada di bawah tanda ini:

2

Lalu, ArcNesian akan melihat banyak bagian dari code yang dibagi kedalam beberapa proses operasi.

Salah satu hal yang harus ArcNesian tahu, dalam script R yang akan digunakan sebagai tools, ada satu syntax khusus yang harus digunakan:

tool_exec <- function(in_params, out_params) {................}

Syntax ini memberitahu ArcGIS bahwa script ini memiliki function yang akan di proses dengan parameter input (in_params) dan output (out_params).

Jika ArcNesian perhatikan juga, di row 30 kebawah terdapat beberapa argumen yang dimasukkan kedalam paramater masuk:

occurence_dataset <- in_params[[1]]

level <- in_params[[2]]

out_raster <- out_params[[1]]

out_feature <- out_params[[2]]

dsb.

Ini adalah parameter yang akan digunakan ketika ArcNesian menggunakan toolboxnya di dalam ArcGIS Pro. Jadi ketika memasukkan parameter parameter, R script akan dapat membaca datanya dan melakukan prosesnya di dalam R.

Selain input parameter 1 dan 2, masih ada parameter 3 sampai 7 yang perlu diisi, ArcNesian bisa mencoba mengisi syntax-nya dengan mengikuti panduan dari tabel berikut:

Variable name

Parameter value

occurrence_dataset

in_params[[1]]

level

in_params[[2]]

model_type

in_params[[3]]

dist_bands

in_params[[4]]

radius_min

in_params[[5]]

radius_max

in_params[[6]]

num_sims

in_params[[7]]

*ArcNesian juga bisa membuka ScanStatisticComplete.R untuk melihat code yang sudah terpenuhi sebagai referensi jika mengalami kesulitan.

Untuk bagian lain yang ada di dalam script, ArcNesian bisa membiarkannya dan save dokumen scriptnya. Selanjutnya kita akan membuat toolbox di dalam ArcGIS Pro.

 

F. Membuat Script Tool Baru dalam ArcGIS Pro

Untuk menambahkan toolbox baru dalam ArcGIS Pro, ArcNesian dapat mengikuti langkah berikut ini:

1. Buka ArcGIS Pro, kemudian pilih tab Map dan namai project sesuai dengan yang diinginkan.

2. Di dalam tab Insert, klik Toolbox dengan tanda panah kebawah, lalu pilih New Toolbox.

3

3. Di dalam New Toolbox dialog, masukan path yang sama di kedalam folder zip extractnya agar memudahkan untuk di temukan (contoh D:\Downloads\ScanStats)

4. Lalu simpan data toolbox dengan menggunakan nama Scan Statistic Tool.

5. Pada jendela Catalog, expand bagian toolbox dan lihat tool Scan Statistic Tools yang baru saja di buat. Lalu klik kanan pada Scan Statistic Tools, arahkan kepada New dan pilih Script untuk membuat Script di dalam toolboxnya.

4

6. Di dalam dialog box, masukkan data sesuai dengan data yang ada di bawah.

Pathnya harus mengarah ke dalam R script yang sudah di extract dan di save melalui RStudio tadi. (Contoh: D:\Downloads\ScanStats\ScanStatistic.R)

5

7. Di dalam dialog box, klik Parameters, dan masukan data sesuai dengan tabel berikut ini secara teliti, karena perbedaan sedikit saja akan membuat scriptnya tidak mengenali variable yang dimasukkan.

Label

Name

Data Type

Type

Direction

Default

Occurrence Dataset

Occurrence_Dataset

Feature Layer

Required

Input

Level

Level

String

Required

Input

Model Type

Model_Type

String

Required

Input

Number of Distance Bands

Number_of_Distance_Bands

Double

Required

Input

10

Beginning Distance

Beginning_Distance

Double

Required

Input

Maximum Distance

Maximum_Distance

Double

Required

Input

Simulations

Simulations

Double

Required

Input

100

Output Raster

Output_Raster

Raster Layer

Required

Output

Output Feature Class

Output_Feature_Class

Feature Class

Required

Output

 

8. Jangan klik OK dahulu, fungsi Filter memungkinkan value yang sudah ditentukan sebelumnya agar bisa terpilih dan membatasi user untuk memasukkan jawaban mereka.

9. Di bagian Level tool parameter, klik bagian di bawah filter untuk mengaktifkannya. Setelahnya klik drop-down listnya kemudian pilih Value List. Masukkan kode berikut:

6

10. Untuk Model Type Parameter, masukkan value list berikut:

7

11. Untuk Beginning Distance, pilih Range dan masukkan nilai berikut:

8

12. Terakhir, masukkan nilai berikut sebagai filter di dalam Simulations filter:

9

Jika ArcNesian sudah menkonfigurasi semua parameter ArcNesian seharusnya melihat 9 parameter yang sudah terkonfigurasi (0-8). Klik OK untuk menyimpan perubahannya.

G. Run Geoprocessing Toolbox

Kemudian, untuk test jika geoprocessingnya sudah bekerja kita akan mulai menganalisa data yang ada. Di file .zip yang sudah ArcNesian download sudah terdapat data yang dapat digunakan.

1. Buka geodatabase yang terdapat di dalam .zip file bernama gdb. Klik Map, lalu klik Add Data, lalu pergi ke folder ekstraksi dari yang sudah di download lalu ke folder Merbabu.gdb.

2. Add dataset point bernama “Semak”. Data semak yang berada di sekitar Gunung Merbabu kemudian akan muncul di dalam mapnya.

3. Di dalam jendela Catalog, expand Toolboxes lalu expand kembali Scan Statistics Tools.tbx.

10

4. Double-Click Scan Statistic, dalam interface Scan Statistic, masukkan data sesuai dengan contoh berikut:

11

5. Klik Run tool untuk mulai progress Scan Statistic toolnya. Di dalam Content, akan ada feature baru yang berisi hanya titik titik semak belukar yang memiliki attribute level = Berbahaya.

6. Untuk menambahkan Rasternya, pastikan bahwa path pada kolom output Raster di Scan Statistic memiliki folder yang sama sehingga ArcNesian dapat memasukkannya. (Contoh D:\Downloads\ScanStats)

File raster yang dihasilkan harusnya memiliki ekstensi .tiff.

7. Jika dataset Rasternya sudah masuk ke dalam Catalog, untuk memudahkan pengguna membedakan konsentrasinya, ArcNesian bisa mengubah simbologi dari rasternya. Untuk menggantinya double klik pada Value dan ubah warna yang hitam putihnya menjadi hijau dan merah.

12

13

Sekarang, data raster yang ArcNesian butuhkan untuk proses prevensi kebakaran lahan di gunung merbabu sudah selesai. Dan data raster ini bisa digunakan oleh pemangku kebijakan terkait.

H. Cara Pembagian Geoprocessing Toolbox

Untuk membagikan toolbox yang sudah dibuat, ArcNesian hanya perlu mengirimkan file ekstensi .tbx (dalam case ini Scan Statistic.tbx) dan juga R script yang digunakannya (dalam hal ini file ScanStatistic.R)

ArcNesian cukup menggabungkan kedua filenya ke dalam .zip dan mengirimkannya kepada kolega yang akan menggunakan toolboxnya. Perlu diperhatikan juga bahwa untuk menggunakan toolbox ini, kolega ArcNesian harus menginstal R-ArcGIS terlebih dahulu sebelum menggunakan toolboxnya.

Kemudian, setelah ArcNesian sudah mendapatkan .zip filenya dan mengekstraknya. ArcNesian hanya perlu pergi ke Insert, kemudian pilih toolbox dan pilih pilihan add toolbox.

14

Begitulah cara agar ArcNesian dapat memanfaatkan kapabilitas dari R ke dalam ArcGIS, serta membungkusnya ke dalam sebuah Geoprocessing Toolbox. Sekarang ArcNesian semua sudah berhasil membuat Geoprocessing Toolboxnya dan dapat menggunakannya untuk dataset lainnya dan bahkan membagikannya kepada rekan rekan dan kolega ArcNesian semua!

Stay tuned untuk tips dan trik lain terkait penggunaan produk ArcGIS maupun Esri di ArcNesia ya!

See you!

Jika ArcNesian memiliki pertanyaan, silahkan menghubungi Tim Support Esri Indonesia melalui e-mail support@esriindonesia.co.id

 

 

(Artikel ini dibuat oleh Arga Rana Ruseno dari Esri Indonesia Future Leaders Program)

more
0 0 5,331
FeliaNiwanWilwatikta
Occasional Contributor

Halo ArcNesian!

 

Rekan ArcNesian tentu sudah tidak asing dengan ArcGIS Pro dan segala kapabilitas dan fungsinya yang beragam dan lengkap. Namun, bahkan sesuatu yang sangat lengkap sekalipun, masih bisa dilengkapi lagi. Nah, pada kesempatan kali ini, ArcMin ingin sharing tentang salah satu cara untuk memperkaya ArcGIS Pro dengan custom add-in menggunakan ArcGIS Pro SDK for .NET.

 

ArcMin akan membahas mengenai instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET, mencakup requirements serta langkah-langkahnya. Kemudian, akan dibahas mengenai cara-cara mendapatkan add-ins untuk ekstensi dari ArcGIS Pro pada poin 3. Pada poin terakhir, akan dicontohkan penggunaan salah satu add-ins dari community samples sebagai ekstensi dari ArcGIS Pro.

1.  Pendahuluan

.NET merupakan suatu platform developer terbuka dan gratis untuk membuat berbagai macam aplikasi. Platform ini mendukung penggunaan bermacam bahasa pemograman, editor, dan library untuk membuat aplikasi web, mobile, desktop, game, serta IoT.

 

ArcGIS Pro SDK for .NET merupakan SDK bagi .NET yang menyediakan kemampuan untuk melakukan kustomisasi dan menambah extension bagi ArcGIS Pro, seperti membuat add-in dan melakukan konfigurasi. Kemampuan ini memungkinkan pengguna ArcGIS Pro untuk memiliki fungsionalitas spesifik demi menyediakan solusi bagi organisasi atau industri.

 

ArcGIS Pro SDK for .NET memanfaatkan fitur-fitur dan pattern .NET yang modern (Task Asynchronous Programming, LINQ, WPF Binding, dan WVVM) untuk membuat add-ins dengan menggunakan API terbaru dari ArcGIS Pro. SDK ini sendiri mulai tersedia di Microsoft Visual Studio 2017 dan 2019.

2.  Instalasi ArcGIS Pro SDK untuk .NET

A. Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Kebutuhan/requirement minimum bagi ArcGIS Runtime SDK for .NET versi 1008.0 dapat dilihat pada tautan berikut.

 

B. Langkah Instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET

Template dan utilities ArcGIS Pro SDK  for .NET sudah tersedia pada ekstensi Visual Studio (.vsix files). Sehingga tidak diperlukan akun administrator ataupun persyaratan akun user untuk menginstal ArcGIS Pro SDK untuk .NET. Meskipun demikian, disarankan untuk melakukan instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET langsung pada Microsoft Visual Studio

Langkah-langkah instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET dapat diakses di tautan ini. Apabila Arcnesian belum mengunduh Microsoft Visual Studio, software ini dapat diunduh pada tautan ini.

3.  Memperoleh Coding untuk Add-In

A. Membuat Kode Add-In Menggunakan Microsoft Visual Studio

Bahasa pemograman yang digunakan adalah C#. Terdapat berbagai referensi dan sumber untuk membantu dalam pemrograman antara lain home page SDK, SDK Wiki di GitHub, sample code SDK, SDK Snippets, dan lain-lain.

1. Klik File > New Project

2. Apabila ArcGIS Pro SDK sudah terinstal, maka akan muncul beberapa pilihan. Pilih ArcGIS Pro Module Add-In. Klik Next.

1

3. Lengkapi konfigurasi nama project serta nama solusi, lalu klik Create.

2

4. Akan muncul tampilan default, dengan window Solution Explorer berisi folder DarkImages, Images, Config.daml, dan Module1.cs Folder DarkImages dan Images digunakan untuk menyimpan ikon untuk theme terang (light) dan gelap (dark). Config.daml merupakan demo file yang digunakan untuk mengatur seluruh item pada solution, sedangkan Module1.cs digunakan untuk melakukan pemrograman atas solution itu sendiri.

5. Untuk menambah item pada Config.daml, klik kanan pada solusi di Solution Explorer > Add > New Item.

6. Pada window Add New Item, expand pilihan Visual C# dan pilih ArcGIS Pro Add-ins. Terdapat berbagai item template yang dapat digunakan untuk membuat solusi. Antara lain untuk membuat button, dock, atau tool yang ada di ArcGIS Pro. Keterangan lebih lanjut mengenai setiap item template dapat dilihat di dokumentasi berikut.

7. Pada contoh ini, ArcMin menambahkan item Button. Dapat dilihat bahwa penambahan item ini menambahkan beberapa gambar untuk theme pada folder, serta file Button1.cs. Baik kode pada Button1.cs maupun Config.daml dapat dilengkapi untuk mengatur kapabilitas dan fungsi dari item yang baru ditambahkan.

34

8. Apabila sudah selesai dengan tahap coding, dapat dilakukan compile dan built. Add-in yang baru dibuat akan muncul pula pada folder.

<Data Directory>/ArcGIS/AddIns/ArcGISPro/xxxxxxxxx

Sebagai Esri AddinX File. Add-in ini akan di-load oleh ArcGIS Pro ketika program tersebut dibuka dalam tab default yaitu Add-In. Tab ini dapat diatur apabila dibutuhkan.

B. Menggunakan/Memodifikasi Sample Code dari GitHub

Terdapat community samples untuk berbagai subjek di GitHub yang dapat diakses melalui link ini. Subyek yang dapat diakses mencakup Core Host, Data Reviewer, Editing, Geodatabase, Geoprocessing, Layouts, Map-Authoring, Map-Exploration dan Parcel Fabric di antara yang lain.

Untuk membuka community samples untuk digunakan/dimodifikasi, berikut langkah-langkah yang dilakukan.

1. Buka https://github.com/Esri/arcgis-pro-sdk-community-samples dan unduh sampel-sampel yang ada sebagai ZIP dan kemudian ekstrak pada direktori pilihan rekan Arcnesian.

5

2. Buka Visual Studio, kemudian klik File > Open > Project/Solution dan arahkan ke file berekstensi .sln (Visual Studio Solution) di dalam folder dari zip yang sudah diekstrak sebelumnya.

6

3. Solusi akan di-load di dalam Visual Studio.

C. Debug, Compile, Build, dan Menjalankan Add-Ins di ArcGIS Pro

Rekan Arcnesian dapat melakukan debug pada tab Debug > Start Debugging. Compile dan build dapat dilakukan dari tab Build > Build Solution.

Setelah solusi berhasil di-build, Arcnesian dapat menjalankan add-in secara langsung dengan men-klik Start. ArcGIS Pro akan terbuka dan add-ins akan ter-load.

4.  Demo: Menggunakan Add In Colorizer dari Community Samples untuk           Data Raster

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat banyak contoh add-in atau konfigurasi lain di dalam community sample, termasuk untuk bekerja dengan layer raster. Pada demo kecil ini, kita akan mencoba add-in Colorizer yang dapat mengubah warna piksel berdasarkan field/value tertentu. Add-in in ijuga bisa mengubah warna piksel berdasarkan value R, G, B dengan sekali pengaturan, sehingga cocok untuk mengatur simbologi bagi peta dengan color code yang pasti (misalnya peta geologi/peta umur geologi).

 

1. Buka solusi Colorizer dari folder Community Samples > Raster > Colorizer.

7

2. Lakukan perubahan yang diinginkan untuk solusi ini, atau langsung build kemudian Start untuk membuka ArcGIS Pro.

3. Klik New Blank Template - Map untuk menggunakan add-in di project baru.

4. ArcGIS Pro sudah terbuka dengan tab Add In berisi add-in.

8

5. Data yang digunakan dalam demo ini dapat diperoleh di tautan berikut. Buka data penggunaan lahan dari Modis di folder <directory>/Data/Raster/Landuse/Landuse.gdb/MODIS_Landcover.tiff

9

6. Buka attribute table untuk melihat field-field yang ada pada data ini, yaitu OBJECTID, Value, LandType, dan nilai RGB dalam kolom masing-masing Red, Green, dan Blue.

10

7. Ubah menu dropdown Use this attribute menjadi Attribute driven RGB. Klik OK bila muncul tulisan “In ArcGIS Pro 2.5 and older this method only works when using the ‘value’ field, unless you deploy the ‘RecalculateColorizer’ workaround."

8. Simbologi pewarnaan kategori pada data raster telah diatur sesuai dengan nilai RGB yang diberikan.

11

 

Sekian secuil contoh dari sangat banyak contoh aplikasi ArcGIS Pro SDK for .NET untuk melakukan ekspansi fungsionalitas ArcGIS Pro. Semoga bermanfaat! Jika ada pertanyaan, ArcNesian dapat menghubungi Tim Support Esri Indonesia melalui e-mail support@esriindonesia.co.id

 

(Artikel ini dibuat oleh Nadira Nanda Wijanarko dari Esri Indonesia Future Leaders Program)

more
1 0 3,596
AchiruddinIslami
Emerging Contributor

Halo ArcNesian! ini adalah Q&A untuk teman-teman ArcNesian yang pertanyaannya belum sempat terjawab ataupun yang belum sempat ikut webinarnya. Silahkan dibaca Q&A nya iya.

Untuk query misalnya dari tingkat provinsi ke tingkat desa apakah bisa kita menggunakan survey123?
Untuk info detail mengenai penggunaan Survey123 bisa diakses melalui link dibawah ini: https://community.esri.com/groups/survey123/blog/2017/08/30/understanding-multiple-choice-questions-...

 

Bagaimana merubah kelas symbologi "propotional symbol”?
Simbol proporsional dapat dikonfigurasikan di ArcGIS Desktop, detail informainya dapat diakses melalui link berikut: https://pro.arcgis.com/en/pro-app/help/mapping/layer-properties/proportional-symbology.htm 

Apakah ada tool lain terkait covid seperti pemodelan CHIME (milih university of pennyslavania) yang ada di ArcGIS Pro?
Tools lain berkaitan dengan analisis spasial covid di ArcGIS Pro diantaranya, spatial statistics, location-allocation, time series map, dan proximity tracing. Selengkapnya bisa diakses melalui link berikut: https://www.esri.com/arcgis-blog/?s=#covid 

Apakah kedepannya Esri dan ITS ada kemungkinan mengumpulkan semua data seluruh indonesia mengenai covid-19 (pasien tertular dan tenaga medis serta kebutuhan tenaga medis) dan membantu pemerintah dalam decision making?
Ada rencana ke sana, namun saat ini belum tersedia resources yang cukup. Mengingat beberapa pekerjaan teknis masih harus kami lakukan di kampus seperti produksi APD, penyiapan logistik dan penyaluran bantuan.

Apakah dapat melakukan raster analisis pada ArcGIS pro, Karena dalam pengambilan keputusan data GIS akan lebih baik jika dipadukan dengan teknologi penginderaan jauh?
Bisa merujuk ke: https://pro.arcgis.com/en/pro-app/tool-reference/raster-analysis/an-overview-of-the-raster-analysis-... 


Bagaimanakah cara memastikan respondent mengupdate status kesehatannya secara periodic, agar peta dapat terupdate sesuai status terkini?
Yang pertama, kami memastikan bahwa semua pihak yakin bahwa survei ini resmi dan data akan dikelola dengan baik dengan memperhatikan aspek privasi, serta memastikan akan ada tindak lanjut yang perlu ditangani. Setelah itu Kami memanfaatkan jalur birokrasi secara berjenjang, mulai Dekan kemudian ke Kepala Departeman untuk mem-broadcast link survei secara berkala ke mahasiswa di lingkungan mereka.

Karena COVID ini kan dinamikanya sangat tinggi setiap waktu, apakah untuk mendapatkan update data-data yg ada dari masing-masing mahasiswa dilakukan pengisian form secara berkala, Apakah metode ini bisa diterapkan dalam skala yg lebih luas, lalu apakah efektif untuk wilayah kota/ kabupaten?
Kami sebenarnya mendesain survei untuk bisa diisi secara harian, namun ada kendala dari sisi mahasiswa, Sehingga dibuat per minggu. Untuk wilayah yang besar, justru akan efektif sekali karena tidak perlu untuk mengumpulkan data secara manual. bisa diterapkan dengan responden khusus, misal kepala desa, kepala puskesmas atau lainnya.

Seperti apa yang diambil/ditetapkan oleh Kampus ITS dari data yang telah dikumpulkan?
Berikut beberapa kebijakan ITS mengenai pengelolaan data yang telah dikumpulkan
1. Kebijakan untuk memperpanjang belajar daring sampai akhir semester
2. Membantu pemulangan mahasiswa dengan kendaraan khusus
3. Menindaklanjuti temuan di sekitar kampus terkait kesehatan dan suplai makanan untuk mahasiswa.

Apakah data tersebut dapat diupdate secara berkala oleh para mahasiswa agar mungkin nantinya dapat melihat data surveynya secara spasial dan secara temporal?
Secara ide sebenarnya sangat mungkin, dengan memantau NRP sebagai kunci primer (primary key, yang sifatnya tunggal). Di survei yang kami lakukan, hal di atas belum diterapkan.


Berdasarkan pengalaman menghadapi pandemi ini, persiapan atau protokol mitigasi seperti apa yang dibutuhkan dan seharusnya dimiliki Indonesia dalam menghadapi pandemi dari segi pemanfaatan GIS?
Kita untuk pertama kalinya menghadapi wabah menular seperti ini, berbeda dengan negara lain yang lebih siap (karena pernah mengalami hal yang mirip). Untuk itu, di Indonesia perlu dibuat semacam lembaga https://www.cdc.gov yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mitigasi dan penanganan wabah.

Jika saya ingin membantu suatu lembaga atau kab/kota dengan pendekatan geospasial, apa hal yg paling sederhana yg dapat saya lakukan dan data apa saja yg sekiranya saya butuhkan beserta sumber datanya?
Hubungi PIC Esri di UGM (salah satunya pak Heri Sutanta), anda dapat membuat dashboard menggunakan data BPBD atau dinas kesehatan setempat. tau membuat aplikasi survei yang bisa diisi oleh kepala desa/puskesmas terkait jumlah ODP, PDP, Positif di masing masing desa dan membuatkan dashboard realtime.

Saya sempat mengusulkan konsep pemetaan seperti ini beserta bertanya riwayat kesehatan dan faktor risiko untuk pegawai kantor, Tapi saya belum tau cara analisis lebih lanjutnya seperti yang sudah dilakukan di Webinar. Kira2 kalau saya mau menerapkan apakah ada petunjuk lebih lanjut?
Anda bisa memanfaatkan cara ini untuk mengontrol kondisi pegawai secara harian dan bisa dipakai sebagai pengganti presensi. Buatkan formulir dan asesmen kondisi kesehatan pegawai (beserta keluarganya). Dari sisi kantor, bisa menyiapkan dashboard yang bisa dipakai untuk memonitor pergerakan atau secara harian. Jika ada kondisi MERAH, maka kantor bisa mengambil tindakan segera.

Apakah GIS dapat memprediksi kapan covid-19 ini kapan berkahir?
GIS dapat digunakan untuk mengetahui kapan berakhirnya sebuah pandemi jika didukung dengan data premir yang akurat dan multitemporal.

Bagaimana cara menarik json atau api misal seperti pada aplikasi radarcovid jatim ke webmap kita?
Untuk scraping data bisa menggunakan bahasa pemrograman seperti Python atau R. ArcGIS sendiri memiliki fitur Python library yang dapat digunakan di ArcGIS API for Python https://developers.arcgis.com/pythonSalah satu contoh penggunaannya apabila data nya berbentuk JSON: https://support.esri.com/en/technical-article/000019701     

Bagaimana mengatur informasi pembaharuan data terakhir pada dashboard agar tampil secara otomatis seperti pada fitur list di dashboard?
Bisa lakukan beberapa pengaturan seperti link berikut: https://www.esri.com/about/newsroom/arcwatch/create-your-first-dashboard-using-arcgis-dashboards/ 

Apa saja saran yang dapat diberikan untuk pemerintah terutama pemerintah pusat untuk memanfaatkan Location Strategy GIS menghadapi pandemi ini?
Kita bisa memulai, walau terlambat, dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas data. Jika sulit disentralisasi dari pusat, bisa dilakukan lewat bawah secara berjenjang. Kita punya pengalaman seperti ini ketika pemilu. Sistem disiapkan pusat, sementara data mengalir dari bawah.

Apakah data survey tersebut juga dibagi dengan pemerintah lokal Agar nantinya mungkin dapat memberikan informasi bagi pemerintah lokal (terutama yang di luar Pulau Jawa) tentang adanya mahasiswa ITS yang memilik gejala atau pernah berkontak dengan pasien lainnya?
Yang kami kontrol adalah memastikan semua mahasiwa mengikuti protokol kesehatan dan kesalamatan diri dan lingkungan. Jika ada gejala, mereka bisa menghubungi hotline yang telah kami siapkan untuk diarahkan ke tindakan lebih lanjut.


Untuk query misal dari tingkat provinsi ke tingkat desa apakah bisa dilakukan survey123?
Detail informasi mengenai data query tingkat provinsi/daerah melalui  form survey123, dapat mengakses link berikut https://community.esri.com/groups/survey123/blog/2017/08/30/understanding-multiple-choice-questions-... 

Bagaimana cara membuat grafik logarithmic?
Penggunaan Serial Chart (termasuk grafik logaritmik) bisa diakses melalui link berikut: https://doc.arcgis.com/en/dashboards/get-started/serial-chart.htm 

bagaimana merubah kelas symbologi propotional symbol?
Simbol proporsional dapat dikonfigurasi di ArcGIS Desktop, bisa diakses di link berikut: https://pro.arcgis.com/en/pro-app/help/mapping/layer-properties/proportional-symbology.htm 

Apakah ada informasi link survey123 data query mengenai pendataan COVID-19 di ITS dan publik?
Alamat formulir survei dari ITS dapat diakses di link berikut: https://arcg.is/TeK8q  dan
alamat hasil survei versi public dapat diakses di link berikut: https://arcg.is/1Kz8mT 


Ikuti Webinar lainnya dari Esri Indonesia melalui website berikut:
https://esriindonesia.co.id/webinars 

Untuk mendapatkan materi video dari Webinar ini, silahkan akses link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=7W87uRSBAvs 

more
0 0 1,878
13 Subscribers