BLOG
|
ArcGIS Pro merupakan produk GIS desktop terbaru dari Esri dengan sistem operasi 64 bit. Menyajikan teknologi terbaru dan tercanggih dari Esri untuk keperluan visualisasi, analisis, image processing, manajemen dan integrasi data dalam format 2D dan 3D. Sebelum mulai menggunakan ArcGIS Pro ada baiknya untuk mengenal terminologi dan user interfacenya terlebih dahulu. Terminologi ArcGIS Pro Project : Koleksi dataset geografi, peta, layout, tool, pengaturan dan semua file yang berekstensi .aprx. Di project juga kita dapat melakukan pengaturan terkait portal dan phyton. Portal : Koneksi menuju ArcGIS Online atau Portal for ArcGIS. Anda dapat mengambil konten untuk project Anda secara langsung dari portal organisasi, ArcGIS Online maupun Living Atlas. Map : Map dapat digunakan untuk menampilkan project yang berisi data geografik dalam bentuk dua dimensi. Scene : Scene dapat digunakan untuk menampilkan project dalam bentuk tiga dimensi (3D). Scene dapat digunakan dalam bentuk global view dan local view. Global view digunakan untuk menampilkan project yang cakupan geografinya luas sedangkan local view digunakan untuk cakupan geografi yang lebih kecil. Basemap : Basemap digunakan untuk memilih peta dasar apa yang akan digunakan dalam mengerjakan suatu project. View : Jendela yang menampilkan area kerja suatu project. Di ArcGIS Pro view dapat menampilkan beberapa jendela yang menampilkan area kerja yang berbeda untuk setiap projectnya. Layer : Merepresentasikan data spasial apa saja yang ada pada suatu map atau scene. Preset layers : Digunakan untuk menambahkan data ke dalam suatu map atau scene. Bedanya dengan layer adalah pada pada preset layer, pengaturan telah dilakukan pada layer yang akan ditambahkan. Task : Serangkaian langkah kerja yang telah dilakukan dalam suatu project. Layout : Penampilan suatu peta atau lebih dan elemen-elemen pendukung seperti judul, legenda, dan teks. Layout tersebut biasanya dibagikan dalam bentuk peta yang telah dicetak, PDF ataupun dalam bentuk poster. Geoprocessing : Sebuah framework dan sekumpulan tools yang digunakan untuk memproses data geografik dan data terkait lainnya. Geoprocessing dapat digunakan untuk menjalankan analisis spasial dan mengatur data GIS secara efisien. ArcGIS Pro User Interface The Ribbon ArcGIS Pro menggunakan ribbon horizontal yang letaknya berada di atas jendela aplikasi dan digunakan untuk menampilkan dan mengatur fungsionalitas dalam beberapa tab. Ada dua jenis tab dalam ArcGIS Pro yaitu tab utama dan tab kontekstual. Tab utama merupakan tab yang selalu aktif dan terdiri dari Project, Insert, Analysis, View, Imagery dan Share. Tab kontekstual merupakan tab yang hanya muncul pada saat dibutuhkan, apabila sudah tidak dibutuhkan maka tab tersebut tidak akan ditampilkan. Berikut merupakan tampilan lengkap the ribbon. Quick Access Toolbar yang terletak di kiri atas the ribbon terdiri dari tombol save, open, undo, dan redo project. Pengaturan juga dapat dilakukan untuk the ribbon sehingga Anda dapat menambahkan tool yang paling sering Anda gunakan, mengilangkan tools dari the ribbon jika tidak terlalu sering digunakan, dan menambahkan tool ke dalam Quick Access Toolbar. Views and Panes View merupakan jendela yang menampilkan area utama dari aplikasi. View dapat berupa map, scene, tabel, grafik, ataupun visualisasi data. Anda dapat membuka beberapa view, akan tetapi hanya akan ada satu view yang aktif pada waktu tertentu. Pada view yang sedang aktif Anda dapat menjalankan beberapa command dari the ribbon yang terletak di atas jendela aplikasi ataupun dari pane. Pane adalah jendela yang terletak di samping kanan atau kiri aplikasi, pane terdiri dari beberapa command dan pengaturan lanjut dari apa yang terletak di the ribbon. Pane biasanya terdiri dari contents, catalog dan geoprocessing. Contents berisikian daftar konten yang ada pada suatu map, catalog berisikan kumpulan item yang digunakan pada project dan beberapa command yang dapat digunakan untuk mengaturnya, sedangkan geoprocessing biasanya digunakan untuk mencari geoprocessing tools dan menjalankannya. by: widwiyaswati
... View more
02-19-2018
01:40 AM
|
1
|
0
|
7895
|
BLOG
|
Halo ArcNesian! Pada tulisan ini, ArcMin akan mengulas salah satu fungsi unggulan ArcGIS Pro yaitu pengeditan fitur 3D. Sedikit bercerita, ArcGIS Pro ialah sebuah perangkat lunak GIS Desktop yang merupakan generasi baru dari ArcMap. Apabila teman-teman merasa masih belum terbiasa dengan ArcGIS Pro, ada baiknya membaca tulisan tentang perkenalan ArcGIS Pro terlebih dahulu ya. Salah satu yang menjadi perhatian di ArcGIS Pro ialah tampilannya yang dapat disajikan dari dua perspektif: 2D (Map) dan 3D (Scene) seperti yang terlihat pada Gambar 1. Kapabilitas ini bagaikan kombinasi dinamis dari kedua leluhurnya yaitu ArcMap dan ArcScene. Gambar 1. Perspektif 2D (kiri) dan 3D (kanan) Tampilan dari dua sudut pandang dapat bermanfaat saat kita melakukan pengeditan fitur. Singkatnya, fitur yang diedit pada tampilan 2D akan berubah secara otomatis di tampilan 3D. Hal ini berguna sebab terdapat beberapa fitur yang lebih mudah diedit pada tampilan 2D. Agar teman-teman ArcNesia lebih terbayang, mungkin lebih baik bila kita langsung ke contoh kasus. Salah satu permisalannya ialah pembuatan fitur pagar yang mengelilingi atap. Pekerjaan ini tentu lebih mudah diselesaikan di tampilan 2D dengan melakukan penelusuran (tracing) di bagian terluar (outline) fitur atap. Selanjutnya, kita tinggal memberikan informasi ketinggian yang diinginkan dan...voila! Pagar akan terbangun juga di tampilan 3D (Gambar 2). Gambar 2. Penambahan fitur pagar Penambahan fitur lain juga dapat dilakukan dengan mudah. Yang perlu kita perhatikan hanyalah pendefinisian sistem referensi vertikal – baik di permukaan, relatif terhadap permukaan, atau tinggi mutlak. Pengaturan ini dapat dioperasikan di Menu Edit seperti yang ditunjukkan di Gambar 3. Gambar 3. Menu Edit untuk pengaturan sumbu vertikal Agar lebih menarik, Anda juga dapat mengganti simbol suatu fitur dengan model geometri 3D yang telah dibuat sebelumnya. Salah satu format yang dpat dibuka di ArcGIS Pro ialah format OpenFlight (.flt). Apabila semua elemen sudah ditambahkan dan dikustomisasi, maka terbentuklah sebuah maket yang lengkap dan siap untuk dipamerkan (Gambar 4). Gambar 4. Maket 3D Pembuatan maket tidak pernah semudah dan se-advance ini bukan? Baiklah, sampai jumpa di tulisan berikutnya! by: Ajeng Salma Yarista
... View more
02-14-2018
01:08 AM
|
0
|
0
|
1251
|
BLOG
|
Geodatabase adalah pondasi dimana ArcGIS Platform dibangun. Geodatabase adalah pusat dari semua level dari produk Esri, mulai dari pengambilan data lapangan menggunakan Collector for ArcGIS, sampai dengan editing data dengan versioning, bahkan replikasi data lintas lokasi. Kebutuhan user dalam penggunaan data cukup bervariasi sehingga untuk memenuhi hal tersebut geodatabase muncul dalam berbagai jenis, seperti file geodatabase dan multiuser geodatabases yang dibangun di atas sistem database (SQL Express, SQL Server, Oracle, PostgreSQL, DB@, Informix). Multiuser geodatabase menyediakan fleksibilitas dalam mengedit data lewat editing base tables atau lewat versi. Jika terdapat konflik dalam beragam versi, hal tersebut akan ditangani oleh geodatabase atau lewat tools utuk menyelesaikan konflik. Untuk Anda yang familiar dengan version control tools seperti Github, cara multiuser geodatabase bekerja mirip dengan itu. Untuk memastikan penggunaan multiuser geodatabase berjalan dengan baik, beberapa hal ini perlu diperhatikan: Reconcile & Post Compress Rebuild Indexes Analyse Datasets
... View more
02-08-2018
11:57 PM
|
0
|
0
|
669
|
BLOG
|
Twitter adalah suatu servis media sosial yang memungkinkan pengguna untuk membagikan post-post pendek yang disebut tweets. Saat ini, twitter secara masif digunakan tidak hanya oleh individual, organisasi bisnis dan pemerintah juga bahkan ikut serta dalam menggunakan media sosial ini. Sebuah tweet memiliki data lokasi, dan tentu saja data tersebut dapat dimasukkan ke sebuah peta dengan menambahkan extra layer pada peta termasuk dengan informasi-informasi tweet yang lainnya. Ketika Anda ingin membuat peta di ArcGIS Online, ada sebuah template yang bernama Public Information. Template Public Information adalah sebuah template yang dapat dengan mudah dikonfigurasi dan bersifat responsif terhadap berbagai macam device dan browser. Template tersebut memiliki kemampuan untuk memetakan tweets dan media sosial lainnya yang memiliki data lokasi seperti: Instagram, Flickr, YouTube, dsb. Template tersebut juga dapat dikonfigurasi agar dapat dengan otomatis memasukkan sebuah katakunci pencarian untuk mencari lokasi dari tweets atau media sosial yang lainnya. Bagaimana cara menggunakannya? Buka sebuah web map yang sudah ada, klik share, kemudian Create a Web App. Pilih kategori Map Social Media kemudian pilih Public Information Template. Anda dapat mendownload source dari aplikasi, preview aplikasi, atau membuat aplikasi. Pilih Create Web App untuk mengkonfigurasi template yang telah Anda pilih. Masukkan judul, tags, dan ringkasan deskripsi dari aplikasi. Anda dapat mengkonfigurasi aplikasi sesuai keinginan anda di configuration panel. Untuk menampilkan tweets dengan otomatis, klik Twitter Options kemudian pilih: (1) Enable Twitter Layer, (2) Visible, (3) Tentukan kata kunci sesuai keinginan anda. Jangan lupa save jika sudah selesai dengan konfigurasinya. Selamat mencoba! Source: https://blogs.esri.com/esri/arcgis/2016/08/18/add-tweets-to-your-web-map/ by Yarjuna Rohmat
... View more
02-08-2018
11:40 PM
|
0
|
0
|
540
|
BLOG
|
Di era globalisasi seperti saat ini, kita selalu dituntut untuk serba cepat dan tanggap. Istilah ‘waktu adalah uang’ merupakan cerminan gaya hidup kita sekarang ini, bahkan untuk surveyor sekalipun. Proses memperoleh dan mengumpulkan data lapangan umumnya menghabiskan waktu yang lama, dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pengolahan data. Survey 123 for ArcGIS hadir memberikan solusi bagi para surveyor dalam proses pengumpulan data. Jika sebelumnya kita terpaku pada formulir berbentuk fisik, sekarang dengan adanya Survey123 for ArcGIS, kita tidak perlu kesulitan membawa berlembar-lembar formulir, karena sudah pada genggaman Anda. Mengapa? Karena data Anda dilengkapi tidak hanya data atribut, namun Anda juga memperoleh data spasial dan foto. Tidak hanya Anda sebagai surveyor yang mengumpulkan data, namun persilakan masyarakat ikut kontribusi untuk mengumpulkan data bersama. Bagaimana caranya? Dimulai dari versi 1.9, Survey123 for ArcGIS sudah mendukung survey publik, yaitu mempersilakan orang lain untuk turut serta dalam proses pengumpulan data. Tanpa menggunakan akun ArcGIS. Survey publik ini sangat cocok untuk masyarakat yang aktif dalam meng-update kejadian sekitar. Survey publik dapat Anda cantumkan dalam website pemerintah daerah untuk mengumpulkan pendapat mengenai pembangunan infrastruktur yang baru. Selain itu, juga dapat Anda manfaatkan untuk melaporkan mengenai masalah lingkungan yang ditemui. Survey publik dapat Anda gunakan dari web browser, atau unduh aplikasi Survey123 for ArcGIS untuk mengumpulkan data saat sedang offline. Buka survey123.arcgis.com lalu pilih survey Anda dari galeri, pada tab Collaborate pilih untuk bagikan ke seluruh orang (Everyone). Langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah mensosialisasikan kepada masyarakat dengan cara menyalin URL. URL ini bisa Anda tampilkan dimana pun, sebut saja laman Facebook, Twitter dan masih banyak lagi. Cukup bermodalkan web browser yang ada di computer, laptop, tablet, bahkan smartphone Anda sudah dapat mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan Anda nantinya. Langkah terakhir yang perlu Anda lakukan adalah, bagikan hasil kerja Anda melalui aplikasi yang sudah disediakan oleh ArcGIS. Tersedia berbagai macam aplikasi seperti Story Maps, Web AppBuilder dan Configurable Application Templates, yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan Anda. Selamat Mencoba! by Arsha Yuditha
... View more
02-06-2018
08:27 PM
|
0
|
0
|
2457
|
BLOG
|
Model Builder saat ini sering disebut juga sebagai 'visual programming language' atau sering juga disebut sebagai sebuah alat yang digunakan untuk membuat sebuah script. Mengapa demikian? Karena Model Builder dapat digunakan untuk memetakan sebuah alur pekerjaan yang repetitif yang melibatkan banyak pekerjaan yang lainnya, sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan tugasnya. Dalam memecahkan sebuah analisis spasial yang melibatkan banyak tools dalam pengerjaannya, akan lebih mudah jika kita membuat modelnya sehingga ketika ingin memecahkan analisis spasial yang serupa, kita tidak perlu untuk memulai kembali proses analisis dari awal, hanya tinggal memakai kembali model yang pernah kita buat, disitulah kegunaan ModelBuilder. Jika Anda belum pernah membuat model di ArcGIS sebelumnya, berikut ini merupakan langkah-langkah yang perlu Anda ketahui untuk memulainya. Ada lima langkah utama dalam membuat sebuah model: Mendesain alur kerja Sebelum membuat model, tentu kita harus tau model seperti apa yang akan dilakukan. Mulai lah dengan membuat daftar apa saja yang akan menjadi input dari model yang akan kita buat, geoprocessing tools yang dibutuhkan, dan output dari model. Jika alur kerjanya sederhana, Anda cukup membayangkannya saja. Namun, jika alur kerjanya cukup rumit, Anda mungkin ingin membuatnya terlebih dahulu dalam bentuk sketsa, dimanapun. Sebagai referensi, mungkin Anda bisa mengecek link berikut : ArcGIS Resources Membuat model Di ArcGIS, model harus disimpan di dalam toolbox. Jad sebelumnya kita perlu untuk membuat toolbox terlebih dahulu, dan hal tersebut sangatlah simple. - Klik kanan sebuah folder di ArcMap Catalog window, kemudian pilih New > Toolbox. - Klik kanan toolbox yang baru dibuat dan pilih New > Model. Sebuah model baru akan muncul. Menambahkan tools dan parameter Setelah persiapan-persiapan sebelumnya selesai, barulah kita menuju hal yang utama. Sebelumnya Anda perlu mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan Model Builder. Sebuah model terdiri dari satu atau lebih dari satu proses. Sebuah proses terdiri dari 3 elemen: data input, tool, output dari tool. Setiap output dapat menjadi input untuk proses berikutnya. Sama seperti ketika Anda menjalankan geoprocessing tool di luar model, jika input data sebelumnya ada yang ter-select, maka tool hanya akan memproses data yang ter-select. Output dari setiap proses di dalam model (kecuali output terakhir), disebut sebagai intermediate data. Ketika Anda menjalankan model melalui ModelBuilder, intermediate data akan secara otomatis disimpan. Jika tidak dibutuhkan, Anda dapat menghapusnya dengan klik Model Menu > Delete Intermediate Data. Anda dapat memasukkan tool ke dalam model dengan drag/drop tools dari Catalog. Ketika Anda melakukan hal tersebut, elemen output juga ditambahkan ke dalam model dan keduanya akan berwarna putih. Di dalam model, putih artinya tool belum dapat dijalankan. Anda harus men-double-click tool untuk menentukan parameter. Ketika Anda telah menentukan parameter, tampilan elemen input akan menjadi berwarna, dan Anda siap untuk menjalankan model. Memvalidasi model Setelah Anda memasukkan tools dan menentukan seluruh parameternya, saatnya untuk memastikan bahwa model akan berjalan dengan baik. Proses validasi sangatlah mudah, klik Model Menu > Validate. Jika terdapat error selama proses validasi, proses akan berhenti pada proses pertama yang membutuhkan perbaikan. Menjalankan model Untuk menjalankan model yang telah Anda buat, terdapat dua cara yaitu dengan manjalankannya di dalam ModelBuilder (Model > Run), atau dari luar ModelBuilder sebagai sebuah tool. Jika Anda menjalankan model di dalam ModelBuilder, ketika proses berjalan, setiap proses akan berubah warna menjadi merah kemudian terdapat bayangan di bawahnya. Bayangan menandakan bahwa proses telah selesai tanpa ada kesalahan. Jika sebuah proses berubah warna menjadi putih, artinya ada sesuatu yang butuh untuk diperbaiki dan model akan berhenti berjalan. Jika sebelumnya Anda sudah memvalidasi, maka hal ini tidak akan terjadi. Sekarang Anda telah mempelajari mengenai langkah-langkah membuat model yang sederhana. Siahkan untuk mencoba kembali dengan data-data dan kasus yang Anda miliki. Happy Learning! By Yarjuna Rohmat
... View more
02-06-2018
06:46 PM
|
0
|
0
|
7526
|
BLOG
|
Sebagai pembuat peta, kita menggunakan peta sebagai media untuk menyampaikan dan memberi informasi mengenai peta kepada pembaca. Salah satu bagian pentingnya adalah dengan memberi label pada peta yang kita buat. Labelling memungkinkan Anda untuk menempatkan teks berupa deskripsi di dalam atau dekat dengan sebuah feature di dalam peta. Label tersebut secara dinamis dibuat dari tabel atribut yang terdapat di suatu layer di peta Anda. Ada dua cara untuk mengatur label pada peta: Standard Label Engine dan Maplex Label Engine. Anda dapat mengaturnya dengan memilihnya pada menu Customize > ArcMap Options > Data View Tab > Default Labeling Properties. Label disimpan di dalam map document atau dalam bentuk file .lyr atau map layer package. Anda disarankan memakai labeling engine ketika atribut di dalam tabel sering berubah dan anda butuh untuk mendeteksi hal tersebut secara otomatis. Sekarang, mari kita coba menggunakan Maplex Label Engine untuk memunculkan label. Pertama, anda bisa mengaktifkan labeling toolbar kemudian arahkan ke Label Manager. Anda dapat mengubah simbologi sebuah feature class secara individu bahkan menggunakan query SQL untuk membuat label yang berbeda-beda. Anda dapat memilih tipe labeling yang berbeda-beda pada menu placement properties, contohnya jika ingin membuat label di sekitaran sungai, maka yang dipilih adalah tipe River Placement, label akan menyesuaikan dengan bentuk sungai. Selanjutnya, Anda juga dapat mengatur posisi dari label yang dapat diatur dari pilihan Position. Label Manager akan menyediakan beberapa pilihan posisi yang dapat Anda pilih sesuai dengan preferensi Anda. Lebih lanjut mengenai Label Manager dapat Anda baca di dokumentasi Label Manager yang telah dibuat oleh Esri http://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/map/working-with-text/the-label-manager.htm. by Yarjuna Rohmat
... View more
02-05-2018
06:21 PM
|
0
|
0
|
1273
|
BLOG
|
ArcGIS API for JavaScript versi 4.x adalah generasi lanjutan dari seri 3.x yang dapat mengintegrasikan map dalam bentuk 2D maupun 3D. Versi 4.x ini memungkinkan kita untuk membangun sebuah map dengan fitur lengkap 3D, termasuk di dalamnya terdapat fitur layer, basemaps, citra, terrain, dan objek-objek 3D lainnya. Dengan API ini, developer dapat membuat web lebih powerful dan tujuan yang utama adalah memberikan gambaran representatif layaknya kondisi di lapangan. Dikutip dari laman smartcityindonesia.org, sebuah kota dikatakan Smart apabila kota tersebut benar-benar dapat mengetahui keadaan kota di dalamnya, memahami permasalahan tersebut secara lebih mendalam, hingga mampu melakukan aksi terhadap permasalahan tersebut. Nah, dengan point tersebut diharapkan tampilan map 3 dapat memberikan gambaran keadaan kota di dalamnya secara mendalam. Bahasan mendalam mengenai ArcGIS API for JavaScript versi 4.x dapat dilihat di link berikut ini https://developers.arcgis.com/javascript/. Berikut adalah tampilan web official ArcGIS API for JavaScript Versi 4.1 dimana web tersebut berisi bahasan mengenai pedoman atau guide, tutorial, API reference, bahkan sample code juga tersedia sehingga memudahkan developer melakukan pengembangan. Dalam javascript API ini berisi fungsi-fungsi terkait manipulasi visualisasi peta di aplikasi map. Kelas-kelas yang dimaksud dapat dilihat pada content API Reference dimana fungsi-fungsi yang dimaksud meliputi: Map, MapView and SceneView Kelas yang mengatur fungsi tampilan peta dasar. MapView adalah fungsi untuk menampilkan peta dalam bentuk 2 dimensi sedangkan SceneView untuk menampilkan 3 dimensi Layers Kelas yang mengatur beberapa fungsi untuk menampilkan dan memanipulasi layer pada peta dasar atau di funsi Map. Symbols Kelas yang mengatur fungsi-fungsi grafis simbol-simbol pada data spasial yang tertampil di fungsi Map. Renderers Kelas yang mengatur fungsi render yang ada kaitannya dengan graphic dari sebuah featurelayer. Widget Kelas yang mengatur fungsi-fungsi widget yang siap digunakan. Widget dapat berupa konten-konten search, geocoder, kompas, legenda, zoom, dan lain-lain. Geometries dan Geometry Engine Kelas yang menagatur fungsi-fungsi geometry dan manipulasinya meliputi point, line, polyline, dan polygon. Tasks Kelas yang berisi tasks (penugasan atau pekerjaan) pada map, seperti contohnya: query, routing, print, network analyst, dsb. Kelebihan lainnya menggunakan JavaScript API versi ini adalah developer bisa mengembangkan aplikasinya baik di 2 dimensi maupun 3 dimensi secara bersamaan dalam dua pandangan yang sama dan pencahayaan. API ini juga dirancang untuk pembuatan aplikasi yang responsif jadi penempatan widget, dan konten-konten lain beradaptasi dengan resolusi layar dari perangkat yang digunakan user. API versi ini juga mendukung vector tile layer dimana jika menggunakan leyer ini, user diringankan pada saat load peta kedua kalinya karena aplikasi akan menyimpan cache. Feature lainnya untuk kepentingan tampilan yang user-friendly bahwa API ini juga mendukung kegunaan bookmark dari tampilan yang disimpan developer, juga untuk meringankan rendering tampilan peta dari lokasi satu ke lokasi lainnya. by Ivan Aryant Putra
... View more
02-05-2018
06:02 PM
|
0
|
0
|
765
|
BLOG
|
Digitalisasi peta saat ini merupakan cara modern untuk mengumpulkan data berbasis spasial yang bisa di share secara publik menggunakan jaringan internet. Sama halnya dengan file publik lain yang di share di internet pada umumnya, data spasial juga di share yang banyak hubungannya dengan server, web server, dan webGIS. Diharapkan informasi yang terdapat pada peta dapat dijadikan acuan dalam membuat peta tematik dengan menggabungkan beberapa mapservice. Data ini juga digunakan oleh developer untuk menampilkan beberapa peta yang dibutuhkan untuk dibuat menjadi sebuah webGIS. Developer dalam mengakses data spasial ini nantinya melakukan pertukaran data spasial yang ditampilkan dalam bentuk web atau berbagai macam aplikasi dengan menggunakan protokol HTTP dalam standard web arsitektur REST (REpresentational State Transfer). Jadi, REST server menyediakan jalur untuk akses resource dan atau data spasialnya, sedangkan REST client melakukan akses resource dan kemudian menampilkan atau menggunakannya. Resource dari mapservice yang dihasilkan sebenarnya berupa teks, namun formatnya bisa bermacam-macam tergantung keinginan developer, umumnya adalah JSON dan XML. Dalam mengakses data spasial yang dibutuhkan, developer hanya perlu mengakses URI dari REST tersebut ke dalam sebuah aplikasi web atau aplikasi lainnya. Berikut adalah contoh mapservice dari lembaga WFP (United Nations - World Food Programme) Indonesia. Terlihat bahwa organisasi WFP Indonesia telah melakukan share secara publik beberapa data spasial yang dimilikinya sebagai report dan atau dapat dimanfaatkan developer dalam membuat berbagai aplikasi. URI yang dapat diakses adalah http://gis.wfp.or.id:6080/arcgis/rest/services. Kemudian dari data yang ada, mempunyai beberapa data tabular yang dapat dilihat dengan mengakses salah satu data spasial tersebut. Dalam REST ini jelas metadatanya mulai dari title, author, info layer, spatial reference, extent, dan semua informasi spasialnya termasuk tabel-tabel atribut dari data spasial tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tampilan REST data spasial dalam bentuk web menggunakan ArcGIS API for JavaScript. Selebihnya kita akan mengenal lagi berbagai service REST data spasial dari berbagai lembaga lainnya yang siap digunakan untuk mengembangkan berbagai aplikasi berbasis spasial. Dari waktu ke waktu REST ini akan bermanfaat sebagai sharing data baik dari organisasi ke organisasi dan atau lembaga pengembang lainnya untuk menyelaraskan program one map policy di Indonesia sehingga menghindari redundant data dari organisasi atau lembaga terkait. Berikut adalah service REST di berbagai lembaga di Indonesia. BIG (Badan Informasi Geospasial) http://portal.ina-sdi.or.id/arcgis/rest/services http://geoservices.ina-sdi.or.id/ArcGIS/rest/services/ http://partmapservices.ina-sdi.or.id/arcgis/rest http://geoservice.bakosurtanal.go.id/arcgis/rest/services http://geoservices.big.go.id/arcgis/rest/services http://petadesa.big.go.id:6080/arcgis/rest/services/IGT_Perdesaan Kementerian Perhubungan http://gis.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/ Kementerian Kelautan dan Perikanan http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/ArcGIS/rest/services Kementerian PU 2 (SIGI-PU) http://sigi.pu.go.id/arcgis/rest/services http://aset.pu.go.id/arcgis/rest/services Kementerian Kehutanan http://webgis.dephut.go.id/ArcGIS/rest/services http://nfms.dephut.go.id/ArcGIS/rest/services (NFMS) Kementerian Pertanian http://sig.deptan.go.id/arcgis/rest/services http://203.190.36.46/ArcGIS/rest/services/SIKPv2/MapServer http://180.250.76.14:6080/arcgis/rest/services WWF http://gis.wwf.or.id/arcgis/rest/services LAPAN http://116.66.201.53/ArcGIS/rest/services http://geoportal.lapan.go.id:6080/arcgis/rest/services ESDM http://203.189.89.41:6080/arcgis/rest/services Kemenhub http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services http://lumbung-geoportal.dephub.go.id:6080/arcgis/rest/services Kementerian PDT http://202.51.112.89:6080/arcgis/rest/services BPN http://inalandmap.bpn.go.id/ArcGIS/rest/services/ BMKG http://gis.piku.klimat.bmkg.go.id/ArcGIS/rest/services KPU http://maps.kpu.go.id/arcgis/rest/services/ Kalimantan Selatan http://geoportal.kalselprov.go.id:6080/arcgis/rest/services Kalimantan Timur http://jdsd.kaltimprov.go.id:6080/arcgis/rest/services http://geospasial-sda.pu.kaltimprov.go.id:6080/arcgis/rest/services Jawa Barat http://geodatabase.pusdalisbang.jabarprov.go.id:8399/arcgis/rest/services (litbang) Bali http://geoportal.baliprov.go.id:6080/arcgis/rest/services PPIDS FT UGM http://geoportal.ppids.ft.ugm.ac.id/arcgis/rest/services BPJT PU http://bpjt.pu.go.id:8080/geoserver/web Dirjen Penataan Ruang PU http://202.74.73.122/arcgis/rest/services Pemkab Pidie http://gis.pidiejayakab.go.id:8399/arcgis/rest/services Indonesian Networks News http://www.innmap.co.id:6080/arcgis/rest/services Dewan Energi Nasional http://webgis.den.go.id/arcgis/rest/services TDMRC Unsyiah Aceh http://tdmrc.unsyiah.ac.id:8080/ArcGIS/rest/services WFP Indonesia http://gis.wfp.or.id:6080/arcgis/rest/services DKI JAKARTA http://gis.bpbd.jakarta.go.id/layers/?limit=100&offset=0 by: Ivan Aryant Putra
... View more
02-01-2018
11:08 PM
|
0
|
0
|
6392
|
BLOG
|
ArcGIS platform menawarkan berbagai pilihan untuk membangun aplikasi custom yang mengekspos banyak fungsi melalui layanan web dan mobile. Perlu diketahui bahwa semua API dalam lingkungan ArcGIS platform ini dikembangkan berdasarkan request data dari ArcGIS REST API. Untuk lebih mengetahui mengenai dokumentasi dari ArcGIS for Developer dapat dilihat di link berikut ini https://developers.arcgis.com/. Esri menyediakan beberapa API untuk membangun sebuah aplikasi web, membangun sebuah aplikasi native, automatisasi script dalam pengembangan berbagai tools, dan penggunaan konten serta service lainnya. ArcGIS for Developer Pertama, untuk membangun sebuah aplikasi web. Developer dapat mengembangkan aplikasi web menggunakan ArcGIS API for JavaScript. ArcGIS API for JavaScript mempunyai dua kategori, yang pertama versi 3.x dan kedua versi 4.x. Perbedaan keduanya terletak pada fungsinya, untuk versi 3.x digunakan untuk membangun web dalam tampilan peta 2 dimensi, sedangkan versi 4.x digunakan untuk membangun web dalam tampilan peta 2 dan 3 dimensi. Pada versi 3.x (3.18 saat ini), terdapat dua module untuk spesifikasi tampilan di desktop dan responsive. Dokumentasi ArcGIS API for JavaScrit versi 3.x dapat dilihat di https://developers.arcgis.com/javascript/3/, sedangkan untuk yang versi 4.x dapat dilihat di https://developers.arcgis.com/javascript/. Dalam setiap dokumentasi berisi guide atau tutorial, API reference, dan juga beberapa sample code. Kedua, untuk membangun sebuah aplikasi native untuk device tertentu. Aplikasi native maksudnya adalah aplikasi yang dibangun untuk platform tertentu. Kini Esri telah mendukung pembuatan aplikasi native di platform android, iOS, windows, macOS, mac, dan linux. Untuk masing-masing platform dikembangkan bahas pemrograman tertentu. Berdasarkan https://developers.arcgis.com/arcgis-runtime/ terdapat beberapa bahasa pemrograman yang dapat mendukung pembuatan aplikasi native, yakni : ArcGIS Runtime SDK for Android, iOS, Java, MacOS, .NET, Qt. Kapabilitas aplikasi native ini memiliki kelebihan yakni aplikasi dapat dimodif dan dijalani sedemikian rupa baik online maupun offline. Kelebihan untuk user sebenarnya terletak pada kapabilitias offline dikarenakan load data akan lebih mudah dan cepat. Ketiga, untuk mengembangkan automatisasi script dalam pengembangan berbagai tools. Dalam ArcGIS Platform automatisasi ini sering dan dilakukan oleh python script untuk analisis, visualisasi, tugas manajemen, dan lebih banyak lagi. Python merupakan bahasa pemrograman yang open-source dan cross-platform, juga developer lebih dimudahkan karena dalam bahasa pemrograman python, variabel tidak harus dideklarasikan secara eksplisit. Di lingkungan ArcGIS Platform terdapat dua cara mengembangkan menggunakan python, yakni dengan ArcGIS Python API dan ArcPy. Untuk ArcGIS Python API ditujukan untuk pengguna, pengembang, atau siapa saja yang berlangganan ArcGIS Online dan atau ArcGIS Portal yang ingin mengotomatisasi alur kerja mereka. Sedangkan untuk ArcPy merupakan bagian dari, digunakan di, dan didukung oleh ArcGIS Pro, ArcMap, ArcGIS Server, dan ArcGIS Engine. Keempat, Esri juga menyediakan beberapa fasilitas bagi pengguna dengan latar belakang GIS Programming maupun Non GIS Programming yang ingin membuat beberapa aplikasi. Aplikasi yang dibuat dapat berupa web, native aplikasi, builder, dan web themes. Developer dimudahkan dengan beberapa fasilitas drag and drop widget serta konfigurasi lainnya tanpa kegiatan programming. Macam-macam aplikasinya yang dimaksud adalah AppStudio for ArcGIS, Web AppBuilder for ArcGIS, Story Maps, dan Featured Apps dari Esri. by: Ivan Aryant Putra
... View more
01-31-2018
10:28 PM
|
0
|
0
|
3405
|
BLOG
|
Lazimnya peta hanya akan digunakan sebagai penunjuk arah jalan, bahkan hanya beberapa orang yang menggunakannya untuk kebutuhan lain. Berikut adalah 10 ide unik yang bisa dilakukan dengan peta melalui aplikasi Esri Story Maps Presentasi dan Rapat Esri Story Maps adalah salah satu cara yang unik dan menarik untuk menyampaikan presentasi dalam rapat. Anda tidak perlu beralih dari Microsoft PowerPoint ke peta atau aplikasi secara berulang kali. Melalui opsi slides PowerPoint, Anda bisa dengan mudah melakukan ekspor PowerPoint dan menggunakannya di Story Maps. Perkenalan Staff Gunakan Story Maps untuk memperkenalkan staff Anda kepada publik. Peta yang digunakan dapat menampilkan informasi mengenai latar belakang staff dan profil perusahaan Anda. Promosi Acara Curi perhatian peserta di acara Anda dengan menggunakan Story Maps dan persilakan peserta untuk mengeksplor mengenai venue atau acara yang ditawarkan. Anda dapat melampirkan Story Maps ini ke dalam website acara Anda. Menampilkan Hasil Proyek atau Aktivitas Bisnis Story Maps dapat digunakan untuk menampilkan aktivitas bisnis atau proyek Anda di sektor privat maupun dalam organisasi publik atau umum. Laporan Tahunan Interaktif Laporan tahunan adalah sebagai media untuk menyampaikan ringkasan kegiatan dari sebuah bisnis atau sebuah organisasi selama satu tahun. Dengan menggunakan Story Maps, Anda dapat membuat laporan yang mampu menampilkan peta dan berbagai media yang beragam. Media Pengajaran Story Maps, khususnya Story Map Journal app, adalah pilihan yang bagus jika Anda memiliki banyak peta dengan media yang banyak juga. Anda dapat dengan mudah menyusun topik menjadi beberapa bagian dan melihatnya secara berurutan. Surat Riwayat Hidup Perkenalkan diri Anda menggunakan Story Maps agar terlihat interaktif dan menarik! Ini merupakan salah satu cara dimana seorang professional GIS dapat menampilkan hasil kerja GISnya melalui peta interaktif. Alat Penghubung Masyarakat yang Efektif Saat ada kegiatan Pemilu, para calon dapat memperoleh informasi dari Story Maps. Selain itu, organisasi amal dalam menjangkau masyarakat untuk mengumpulkan pendukung juga dapat menggunakan Story Maps. Dashboard untuk Menampilkan Kondisi Terkini Dashboard menyediakan informasi yang informatif termasuk live feeds, untuk menampilkan kondisi atau acara terkini. Story Maps dapat menampilkan ringkasan mengenai kondisi terkini itu. Atlas Dinamis Umumnya kita mengenal atlas tradisional yang berbentuk buku, namun dengan menggunakan Story Maps, atlas dapat ditampilkan secara dinamis, serta tersedia kolom untuk menambahkan atlas dengan teks dan media interaktif. Ada banyak sekali cara untuk menggunakan Aplikasi Esri Story Maps yang dapat disesuaikan dengan presentasi, cara berkomunikasi dan kebutuhan visualisasi Anda. Gunakan saran-saran ini sebagai inspirasi Anda untuk berkreasi menggunakan Story Maps. Kunjungi Story Maps Gallery untuk melihat koleksi dan contoh lainnya. Sources: http://www.esri.com/esri-news/arcuser/spring-2016/ten-surprising-and-useful-ways-to-use-story-maps https://esriid.maps.arcgis.com/apps/MapTour/index.html?appid=32285b7982284e7d98d2ab33062eee3d&webmap=13bfda5bf9f14e9d80011073bc2279a1 by: Arsha Yuditha Amiranti
... View more
01-31-2018
12:43 AM
|
0
|
0
|
5290
|
BLOG
|
Aplikasi Esri Story Maps memberikan kemudahan untuk Anda dalam memanfaatkan peta dan menggabungkannya dengan teks, gambar, dan konten multimedia lainnya. Esri Story Maps mampu menceritakan kisah Anda dalam tampilan geografis yang menarik dan informatif dengan langkah yang mudah. Jika Anda merasa kesulitan dalam menuangkan kisah Anda melalui Story Maps, ikuti 5 langkah berikut ini! Kenali pembaca Anda Sebelum Anda membuat Story Maps, sebaiknya Anda perlu mengetahui siapa yang akan membacanya sehingga tulisan, peta dan konten lainnya dapat disesuaikan dengan target pembaca Anda. 2. Sajikan konten yang menarik Pilih gambar yang menarik dan berbeda. Jangan lupa untuk menambahkan judul atau sedikit tulisan, agar lebih mudah untuk dipahami. Pastikan pembaca Anda tertarik dengan kisah Anda. Pikirkan konsep yang menarik dan secara matang. 3. Pilih aplikasi yang sesuai Esri Story Maps memiliki berbagai jenis aplikasi yang beragam, sehingga Anda dapat menyesuaikan aplikasi yang mana yang cocok dengan konten yang ingin ditampilkan. Contohnya, jika Anda ingin menampilkan foto dengan sedikit tulisan, maka Story Map Tour akan sangat sesuai. Berbeda jika Anda ingin menampilkan tulisan yang lebih panjang, maka Story Map Journal yang harus dipilih. Silahkan kunjungi laman Story Map Apps untuk melihat berbagai aplikasi lainnya. 4. Mudah dipahami Anda pasti ingin menceritakan kisah atau cerita Anda secara keseluruhan, namun ada baiknya ditampilkan secara ringkas, sederhana namun informatif dan user-friendly sehingga petanya mudah dipahami oleh pembaca. Misalnya dalam pemilihan peta dasar atau basemap, terkadang warna abu-abu akan lebih menarik dibandingkan dengan menggunakan tampilan citra satelit. 5. Sederhana Sederhana bukan berarti tidak menarik! Minimalis dan sederhana adalah kunci agar cerita Anda efektif dan dapat dinikmati oleh pembaca. Sources: https://storymaps.arcgis.com/en/five-principles/ https://blogs.esri.com/esri/arcgis/2016/10/11/10-essential-steps-story-map-success/https://blogs.esri.com/esri/arcgis/2016/10/11/10-essential-steps-story-map-success/ by: ayamiranti
... View more
01-30-2018
11:18 PM
|
0
|
0
|
1652
|
BLOG
|
Abadikan momen dan pengalaman berkesan anda dengan cara yang berbeda! Dengan peta, anda dapat menceritakan kisah menarik anda. Story Maps dari ArcGIS sangat cocok untuk menampilkan foto dan video anda dengan cara yang berbeda. Semua kisah anda akan ditampilkan dengan foto dan video yang akan menunjukkan lokasi anda. Biarkan teman-teman anda menikmati foto dan video tersebut dalam tampilan peta interaktif yang unik, sesuai keinginan anda. Sebagai bagian dari ArcGIS, Esri Story Maps memberikan anda kemudahan dalam menggunakan platform GIS untuk membuat peta anda. Tuangkan kisah anda dalam peta dengan tampilan foto, video dan tulisan. Tidak perlu khawatir, ini tidak perlu coding sama sekali! Ceritakan melalui lokasi kisah favorit anda. Jadi, kisah seperti apa yang akan anda ceritakan? Sources: https://storymaps.arcgis.com/en/ https://storymaps.arcgis.com/en/app-list/map-tour/https://storymaps.arcgis.com/en/app-list/map-tour/ by: ayamiranti
... View more
07-04-2017
12:13 AM
|
0
|
0
|
250
|
BLOG
|
Apakah saat ini Anda sudah cukup puas dengan performa Sistem Informasi Geografis (SIG) atau GIS di perusahaan atau organisasi Anda? Apakah Anda merasa masalah-masalah organisasi Anda sudah terpecahkan dengan sistem yang ada? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah hal yang wajar Anda pikirkan apabila Anda merupakan seorang GIS Manager atau GIS Analyst di perusahaan Anda. Mungkin saat ini Anda merasa apa yang Anda lakukan masih belum maksimal, atau ada tantangan yang belum berhasil Anda pecahkan. Anda juga merasa teknologi yang saat ini Anda punya agak ketinggalan dari yang kini telah tersedia. Bill Meehan di artikelnya yang berjudul Take a Look Closer at Your GIS (ArcUser Winter 2016) berpendapat bahwa sudah waktunya Anda mengintrospeksikan SIG Anda. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk Anda menilai apakah saat ini sistem yang Anda punya sudah harus berubah atau tidak. Take a Selfie with Your GIS. Tanyakan kepada diri Anda apakah SIG Anda telah bekerja sesuai yang Anda mau. Apakah Anda masih bertukar data dengan flash disk atau bahkan dengan peta yang dicetak di atas kertas? Bisakah proses kerja Anda dipercepat lagi? Jawaban Anda akan menentukan apakah Anda harus berubah—kalau bisa sekarang juga. Gunakan Sistem Informasi Geografis untuk memecahkan masalah, bukan hanya membuat peta. Visualisasi itu penting. Tetapi kemampuan analitik dari SIG adalah senjata Anda untuk mendapatkan jawaban-jawaban dari persoalan bisnis, sosial, atau ekonomi yang berkaitan dengan ruang. Jangan lagi berpikir tentang SIG sebagai software saja. SIG adalah platform. Saat ini SIG bisa dikolaborasikan dengan berbagai perangkat dan software lain. Dengan platform SIG, Anda bisa dengan mudah memanfaatkan data-data yang dihasilkan sumber lain dan menggabungkannya dengan data spasial Anda. Anda juga bisa membukanya di mana saja; browser, smartphone, dll. Berhenti membuat aplikasi SIG sendiri. Aplikasi SIG tidak perlu dikustomisasi. Dengan aplikasi bawaan, Anda bisa dengan mudah memanfaatkan kemampuan SIG yang sudah ada. Anda cukup mengkonfigurasi. Tidak perlu proyek berbulan-bulan, dengan template-template yang ada, Anda bisa membuat aplikasi SIG dengan mudah dan cepat—tanpa coding! Sederhanakan model data Anda. Kebanyakan data bersifat redundant. Anda tidak perlu mereplikasi data, cukup satu saja di dalam sistem. Data-data yang tidak perlu hanya akan membebani sistem dan mengurangi efektivitas. Tidak perlu membuat peta dasar sendiri. Kini Esri sudah menyediakan berbagai peta dasar yang bisa Anda gunakan. Atau bila tersedia, gunakan peta dasar yang seragam yang telah disetujui oleh Badan Informasi Geospasial. Perbaiki data Anda. Bila data Anda jelek, SIG Anda tidak akan bekerja dengan maksimal. Jadi dedikasikan waktu dan sumber daya Anda juga untuk menghasilkan data-data yang berkualitas agar sistem Anda dapat bekerja dengan baik. Demikianlah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk meninjau ulang SIG di organisasi Anda, sehingga SIG Anda dapat menjadi lebih maju dan modern by lusi_suwandi
... View more
06-07-2017
12:13 AM
|
0
|
0
|
852
|
BLOG
|
Apakah Anda merasa kecepatan tampilan peta Anda di web map cukup lama? Pada dasarnya, setiap layer yang Anda tambahkan di peta digambarkan secara dinamis (dynamic). Artinya, setiap kali Anda melakukan zoom in atau zoom out peta Anda, layer tersebut akan digambarkan ulang. Itulah mengapa bila koneksi internet Anda lambat, maka tampilan peta tersebut akan terasa lebih lambat. Salah satu cara untuk meningkatkan kecepatan tampilan peta Anda adalah dengan menggunakan fitur cache tiling di ArcGIS. Dengan cache tile, layer vektor Anda akan dikonversi menjadi raster dan disimpan untuk setiap level zoom yang Anda tentukan, sehingga setiap kali Anda menampilkan peta di web map, layer Anda tidak digambar ulang (static). Untuk layer-layer peta yang bersifat peta dasar (misal jalan, guna lahan, POI) yang tidak akan diedit secara langsung di web map, cache tiling ini akan sangat membantu untuk meningkatkan kecepatan tampilan peta. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk membuat cache tiling peta yang dapat langsung dipublish di Portal maupun ArcGIS Online. Buka ArcGIS Desktop dan siapkan layer-layer yang akan dibuat cache tile-nya. Pastikan layer-layer ini adalah layer yang nantinya bersifat statis atau tidak perlu diedit di web map. Di bagian service properties saat Anda mempublikasikan map service, buka tab Caching dan aktifkan opsi Using tiles from a cache. Anda juga bisa menentukan zoom level maksimum dan minimum untuk cache tile tersebut. Publish map service tersebut dan pastikan berjalan di Server Manager. Add layer map service tersebut di web map yang sudah Anda buat di Portal atau ArcGIS Online. Bila Anda ingin menjadikan cache tiles Anda sebagai basemap, Anda tinggal mencentang pilihan add as a basemap ketika Anda hendak memasukkan layer tersebut. Save peta tersebut dan share! Bandingkan hasilnya dengan layer peta bila digambar secara dinamis. by Lusiana Suwandi
... View more
05-30-2017
02:26 AM
|
0
|
0
|
773
|
Title | Kudos | Posted |
---|---|---|
1 | 02-19-2018 01:40 AM | |
1 | 02-16-2017 10:56 PM | |
3 | 03-23-2017 01:09 AM | |
1 | 02-09-2017 02:32 AM |
Online Status |
Offline
|
Date Last Visited |
11-11-2020
02:24 AM
|