BLOG
|
Halo ArcNesian!
Beberapa dari rekan-rekan developer aplikasi Android tentu sudah sering menggunakan Android Studio untuk mengembangkan aplikasi. Esri, dalam hal ini, menyediakan ArcGIS Runtime SDK for Android, yang dapat digunakan dalam membangun aplikasi terkait platform ArcGIS.
Pada kesempatan ini, ArcMin akan sedikit membahas mengenai ArcGIS Runtime SDK for Android, yang mencakup requirement yang diperlukan serta tahapan dalam penggunaannya. Pada artikel ini akan dicontohkan juga bagaimana membangun aplikasi berbasis peta pada Android Studio menggunakan ArcGIS Runtime SDK for Android dan cara menghilangkan watermark yang muncul pada aplikasi.
A. Pendahuluan
Rekan-rekan ArcNesian dapat mengembangkan aplikasi dengan ArcGIS Runtime SDK for Android menggunakan Gradle (direkomendasikan), atau dengan mengunduh SDK untuk selanjutnya diset pada local environment. Untuk mulai mengembangkan aplikasi, terlebih dahulu rekan-rekan harus memastikan bahwa komputer dan perangkat Android memenuhi spesifikasi sistem yang ditentukan untuk SDK, dan pada komputer anda sudah terinstall Android Studio versi terbaru.
Dalam mengembangkan aplikasi dengan ArcGIS Runtime SDK for Android, rekan-rekan tidak perlu memiliki lisensi apapun. Artinya, rekan-rekan tidak perlu melakukan autorisasi perangkat yang akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi. Esri menyediakan ArcGIS Developer Subscription (Essential Plan) secara gratis, dan dengan subscription ini Anda dapat mengunduh dan menginstall ArcGIS Runtime SDK dan mengakses seluruh fungsionalitas API untuk tujuan pengembangan.
B. Spesifikasi kebutuhan sistem untuk versi 100.8.0
Spesifikasi sistem minimum yang diperlukan untuk menggunakan ArcGIS Runtime SDK for Android versi 100.8.0 yang berkaitan dengan sistem operasi yang didukung, spesifikasi perangkat lunak, dan IDE dapat dilihat pada tautan berikut
C. Mengembangkan aplikasi dengan ArcGIS Runtime SDK for Android
Dalam membangun aplikasi menggunakan ArcGIS Runtime SDK for Android, direkomendasikan untuk menggunakan Gradle, yang akan menginstall dependensi dan SDK binaries yang dibutuhkan dari sebuah repositori Bintray Esri. Untuk informasi lebih lanjut terkait Gradle, anda dapat mengakses tautan ini.
I. Menambahkan dependensi ArcGIS Runtime for Android AAR
Dalam pembuatan aplikasi, rekan ArcNesian perlu memperbaharui gradle build script untuk menambahkan dependensi ArcGIS Runtime SDK for Android untuk modul aplikasi. Hal ini akan mengautomasi pengunduhan package Android Archive (AAR) dari repositori Esri public Bintray Maven pada saat membangun aplikasi.
Apabila belum membuat project baru di Android Studio, langkah-langkah pembuatan project dapat dilihat pada tautan ini.
1. Pada jendela project Android, di bagian bawah Gradle Script, klik dua kali pada gradle (Project: <nama project>).
2. Pada bagian allprojects/repositories, tambahkan maven block baru dengan value berupa URL 'https://esri.bintray.com/arcgis' seperti berikut:
Hal ini dilakukan untuk memberitahu Gradle dimana lokasi dependensi ArcGIS Runtime SDK for Android dengan cara menambahkan sebuah URL untuk maven Repository.
3. Pada Android project view, di bagian bawah Gradle Scripts, double klik pada build.gradle (Module: <nama modul>.
4. Di bagian dependencies, tambahkan kode seperti berikut:
*List dari dependencies yang ditampilkan akan bergantung pada versi dari Android Studio dan pengaturan project yang dipilih.
5. Selanjutnya pada toolbar Android Studio, klik Sync Project with Gradle Files ( ). Atau, apabila Anda melihat pesan Gradle files have changed since last project sync, klik Sync Now.
6. Pada jendela Android project view, di bagian bawah app > manifests, double klik pada file AndroidManifest.xml untuk membuka manifest file dari aplikasi Anda.
7. Tambahkan elemen XML berikut pada elemen <manifest>:
Hal ini dilakukan untuk menginformasikan Android launcher bahwa aplikasi membutuhkan izin untuk mengakses internet.
II. Menggunakan fitur Java 8 language
Android Studio 3.0 memperkenalkan dukungan untuk subset fitur Bahasa Java 8 yang bervariasi berdasarkan versi platform. Bahasa pemrograman ini digunakan pada seluruh dokumentasi dan sampel ArcGIS Runtime SDK for Android, sehingga untuk memastikan bahwa contoh code yang tersedia dapat berjalan dengan baik, Anda akan mengatur kompatibilitas dari modul untuk menggunakan fitur Java 8 language.
1. Buka kembali file tab build.gradle (Module: <nama modul>), lalu tambahkan kode pada blok android seperti berikut:
2. Lakukan sync kembali pada gradle script.
III. Menambahkan MapView pada Layout dan mengatur Map pada MapView
Setelah menyusun aplikasi dengan dependensi ArcGIS Runtime SDK for Android AAR, langkah selanjutnya adalah menambahkan MapView pada activity layout.
1. Pada jendela Android project view, di bagian bawah app, klik res > layout, kemudian klik dua kali pada activity_main.xml.
2. Seleksi keseluruhan elemen TextView, ganti dengan elemen MapView seperti berikut:
Secara default, sebuah MapView tidak menampilkan apapun, sehingga langkah selanjutnya adalah mendefinisikan sebuah peta yang akan ditampilkan. Anda akan mendefinisikan sebuah peta yang menampilkan basemap topografi dari ArcGIS Online. Selain itu Anda juga perlu mengatur agar peta menampilkan wilayah tertentu (dalam hal ini mengatur peta agar diperbesar ke titik pusat tertentu). Pada postingan ini, daerah yang ditampilkan adalah daerah Jakarta Pusat.
3. Buka kembali tab MainActivity pada Android Studio, lalu tambahkan pernyataan class variable di bagian atas kelas MainActivity seperti berikut:
4. Android Studio akan menandai MapView dengan warna merah, yang artinya harus diimpor ke class. Posisikan pointer pada teks yang berwarna merah lalu klik Alt+Enter untuk resolve simbol tersebut.
5. Lakukan penambahan kode pada metode onCreate, setelah pemanggilan kode eksisting setContentView seperti berikut:
Kode ini akan bereferensi ke MapView yang sudah terdefinisi pada layout. Sebuah ArcGISMap dibuat dengan Basemap.Type yang berpusat pada koordinat tertentu dan diperbesar dengan perbesaran tertentu. ArcGISMap kemudian akan di set ke dalam MapView.
6. Lakukan penambahan beberapa metode ke kelas MainActivity untuk menghindari metode onPause, onResume, dan onDestroy turun dari parent activity class yang menghentikan, melanjutkan, dan membuang MapView saat metode tersebut dipanggil seperti berikut:
IV. Menjalankan aplikasi
Untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat dapat dijalankan, Anda memerlukan perangkat Android yang tersambung dan siap untuk debugging atau sebuah emulator yang sudah di set up dan dinyalakan. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat membaca dokumentasi Android pada tautan menggunakan emulator atau menggunakan perangkat Android.
1. Dari toolbar Android Studio, pilih perangkat atau emulator yang akan digunakan, lalu klik Run.
2. Sebuah aplikasi baru yang menunjukkan peta wilayah Jakarta Pusat akan terbuka pada perangkat Anda.
V. Menghilangkan watermark pada aplikasi
Selama proses pengembangan aplikasi, Anda akan melihat watermark “Licensed for Developer Use Only” pada peta. Watermark ini dapat dihilangkan dengan cara menambahkan license key pada project yang dibuat pada Android Studio.
1. Log in ke akun ArcGIS Developer Account dan menampilkan bagian Dashboard.
2. Copy Runtime Lite license key yang ada pada Dashboard.
3. Lakukan pembuatan resource file app_settings.xml untuk menyimpan license key. Pada Project view, klik kanan folder app, kemudian pilih opsi New > Android resource file.
4. Pada jendela New Resource File, definisikan File name sebagai app_settings.xml. Biarkan opsi lain default dan klik OK.
5. Pada jendela app_settings.xml yang ditampilkan pada Android Studio, tambahkan elemen string seperti berikut:
Gantikan teks YOUR_LICENSE_KEY dengan Runtime Lite license key yang ada pada Dashboard.
6. Pada file app > java > {nama.package.anda} > MainActivity.java, temukan metode setMap dan tambahkan sebuah perintah pemanggilan ke ArcGISRuntimeEnvironment.setLicense dengan referensi ke sumber string yang telah ditambahkan pada tahap sebelumnya seperti berikut:
7. Run ulang aplikasi Anda. Apabila berhasil, pada saat aplikasi terbuka watermark “Licensed for Developer Use Only” tidak muncul.
Sekian pembahasan mengenai ArcGIS Runtime SDK for Android pada artikel ini. Jika terdapat pertanyaan, ArcNesian dapat menghubungi Tim Technical Support Esri Indonesia melalui email support@esriindonesia.co.id.
Sampai berjumpa pada artikel lainnya!
(Artikel ini dibuat oleh Pachira Eizza Paramitha dari Esri Indonesia Future Leaders Program)
... View more
07-19-2020
09:22 PM
|
1
|
0
|
4049
|
BLOG
|
Halo ArcNesian! Pada kesempatan kali ini ArcMin akan kembali membahas tentang penggunaan Statistical Analysis di dalam pengolahan data menggunakan bahasa pemrograman R. Sebelumnya sudah ada blog post tentang pemahaman, peng-installan dan penggunaan sederhana dari fungsi R di dalam ekosistem ArcGIS di dalam artikel di link ini. Untuk ArcNesian yang sudah cukup familiar dengan pengolahan data secara statistik, pengolahan data besar dan juga visualisasi dari hasil statistik, mungkin kaidah bahasa pemrograman R sudah tidak terlalu asing. R memang dikembangkan dengan misi untuk mempermudah usernya untuk melakukan operasi statistik. Dengan banyaknya komunitas pengembang R dan repository yang terus berkembang, library R sangat powerful dalam membantu analysis statistik. Hal inilah yang membuat R-ArcGIS Bridge sangat essensial bagi pengguna ArcGIS yang akan menggunakan analisis statisktik. A. Geoprocessing Toolbox Di dalam ArcGIS sendiri, operasi terhadap dataset yang berada di dalam content pane seringkali dilakukan melalui Geoprocessing Toolbox. Geoprocessing Toolbox adalah sebuah framework dan set dari tools yang dibuat untuk memproses data geografis. Tools-tools yang berada di dalam Geoprocessing Tools juga biasa digunakan untuk melakukan analisis spasial atau me-manage GIS data. Tools yang paling umum biasanya berfungsi untuk melakukan operasi dan analisa terhadap dataset seperti feature class, raster, table dan berfungsi memberikan output dataset. Tools dengan simbol seperti ini ( ) berarti adalah tools yang didasari oleh script dalam operasionalnya. Script ini bisa berdasarkan berbagai macam program, Python file (.py), AML file (.aml), executable (.exe or .bat) atau bahkan R (.R). Untuk mempelajari lebih lanjut, ArcNesian bisa mengunjungi link ini ya. Selain untuk melakukan analisa di dalam environment R (RStudio), R-ArcGIS Bridge juga memungkinkan user untuk melakukan analisa langsung di dalam ArcGIS Desktop melalui pembuatan R toolbox. R script yang akan kita buat akan menjadi referensi dari operasi toolsnya ketika di “Run” di dalam ArcGIS Desktop. Pada kesempatan kali ini, ArcMin akan mencoba membuat geoprocessing toolbox yang terbuat dari script R. B. Instalasi R-ArcGIS Bridge Untuk mengikuti langkah langkah dalam pembuatan R toolbox, ArcNesian perlu untuk menginstal R-ArcGIS Bridge terlebih dahulu. Secara umum program program yang akan digunakan oleh ArcNesian kali ini adalah: 1. ArcGIS Pro 2.5 (Basic, Standard, Advanced) 2. R 3.5.3 3. RStudio 4. Rtools (optional) Untuk informasi lebih lanjut tentang instalasi R-ArcGIS Bridge hingga proses testing jika R-ArcGIS Bridge sudah berjalan bisa ArcNesian lihat di dalam blog post di link ini. C. Package untuk Geoprocessing Toolbox Di dalam operasinya, semua operasi yang di lakukan di dalam R menggunakan tools tersendiri yang dinamakan sebagai package. Package adalah set tools yang memungkinkan R untuk melakukan berbagai macam operasi. Di dalam blog post sebelumnya, ArcMin sudah memberikan salah satu contoh package yang paling essensial dalam penggunaan R-ArcGIS Bridge. Package arcgisbinding yang digunakan untuk memulai koneksi antara R dan ArcGIS bridge yang berada di dalam ArcGIS. Selain package arcgisbinding, ada beberapa package lain yang umum untuk melakukan operasi sederhana. Salah satunya adalah sp yang digunakan untuk mengkonversii data R dan ArcGIS. Package package diatas bisa dipanggil kedalam R workspace kita melalui syntax library(...) sehingga kadang orang memanggilnya sebagai library. Kali ini ArcMin akan mencoba menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan salah satu package dari R dan akan mengimplementasikannya ke dalam toolbox sehingga tools yang kita gunakan dapat digunakan oleh organisasi, atau perorangan yang memerlukan. D. Package Raster untuk Perhitungan Semak Belukar Berbahaya Bayangkan jika ArcNesian adalah seorang GIS specialist di Gunung Merbabu. ArcNesian telah diminta untuk melihat data semak belukar yang tersebar disekitaran ngarai Gunung Merbabu yang sudah ditandai tingkat kebahayaannya berdasarkan tingkat kekeringannya. ArcNesian ditugaskan untuk membuat cluster yang menunjukan dimana saja konsentrasi dari semak belukar yang berhaya, karena akan dilakukan proses preventif terhadapap semak yang dinilai berbahaya. Untuk melakukan tugas ini, ArcNesian akan menggunakan kapabilitas R-ArcGIS Bridge untuk membuat data raster yang menunjukan konsentrasi semak berbahaya dan membuatnya sebagai toolbox. Untuk melakukan tugas ini, ArcNesian dapat mendownload data yang sudah ArcMin siapkan di link ini ya. E. Persiapan RScript sebagai Geoprocessing Toolbox Di dalam .zip file yang sudah di download dan extract, akan terdapat salah satu file bernama ScanStatistic.R. Untuk membukanya, ArcNesian bisa membuka program RStudio, kemudian mengklik open yang berada di bawah tanda ini: Lalu, ArcNesian akan melihat banyak bagian dari code yang dibagi kedalam beberapa proses operasi. Salah satu hal yang harus ArcNesian tahu, dalam script R yang akan digunakan sebagai tools, ada satu syntax khusus yang harus digunakan: tool_exec <- function(in_params, out_params) {................} Syntax ini memberitahu ArcGIS bahwa script ini memiliki function yang akan di proses dengan parameter input (in_params) dan output (out_params). Jika ArcNesian perhatikan juga, di row 30 kebawah terdapat beberapa argumen yang dimasukkan kedalam paramater masuk: occurence_dataset <- in_params[[1]] level <- in_params[[2]] out_raster <- out_params[[1]] out_feature <- out_params[[2]] dsb. Ini adalah parameter yang akan digunakan ketika ArcNesian menggunakan toolboxnya di dalam ArcGIS Pro. Jadi ketika memasukkan parameter parameter, R script akan dapat membaca datanya dan melakukan prosesnya di dalam R. Selain input parameter 1 dan 2, masih ada parameter 3 sampai 7 yang perlu diisi, ArcNesian bisa mencoba mengisi syntax-nya dengan mengikuti panduan dari tabel berikut: Variable name Parameter value occurrence_dataset in_params[[1]] level in_params[[2]] model_type in_params[[3]] dist_bands in_params[[4]] radius_min in_params[[5]] radius_max in_params[[6]] num_sims in_params[[7]] *ArcNesian juga bisa membuka ScanStatisticComplete.R untuk melihat code yang sudah terpenuhi sebagai referensi jika mengalami kesulitan. Untuk bagian lain yang ada di dalam script, ArcNesian bisa membiarkannya dan save dokumen scriptnya. Selanjutnya kita akan membuat toolbox di dalam ArcGIS Pro. F. Membuat Script Tool Baru dalam ArcGIS Pro Untuk menambahkan toolbox baru dalam ArcGIS Pro, ArcNesian dapat mengikuti langkah berikut ini: 1. Buka ArcGIS Pro, kemudian pilih tab Map dan namai project sesuai dengan yang diinginkan. 2. Di dalam tab Insert, klik Toolbox dengan tanda panah kebawah, lalu pilih New Toolbox. 3. Di dalam New Toolbox dialog, masukan path yang sama di kedalam folder zip extractnya agar memudahkan untuk di temukan (contoh D:\Downloads\ScanStats) 4. Lalu simpan data toolbox dengan menggunakan nama Scan Statistic Tool. 5. Pada jendela Catalog, expand bagian toolbox dan lihat tool Scan Statistic Tools yang baru saja di buat. Lalu klik kanan pada Scan Statistic Tools, arahkan kepada New dan pilih Script untuk membuat Script di dalam toolboxnya. 6. Di dalam dialog box, masukkan data sesuai dengan data yang ada di bawah. Pathnya harus mengarah ke dalam R script yang sudah di extract dan di save melalui RStudio tadi. (Contoh: D:\Downloads\ScanStats\ScanStatistic.R) 7. Di dalam dialog box, klik Parameters, dan masukan data sesuai dengan tabel berikut ini secara teliti, karena perbedaan sedikit saja akan membuat scriptnya tidak mengenali variable yang dimasukkan. Label Name Data Type Type Direction Default Occurrence Dataset Occurrence_Dataset Feature Layer Required Input Level Level String Required Input Model Type Model_Type String Required Input Number of Distance Bands Number_of_Distance_Bands Double Required Input 10 Beginning Distance Beginning_Distance Double Required Input Maximum Distance Maximum_Distance Double Required Input Simulations Simulations Double Required Input 100 Output Raster Output_Raster Raster Layer Required Output Output Feature Class Output_Feature_Class Feature Class Required Output 8. Jangan klik OK dahulu, fungsi Filter memungkinkan value yang sudah ditentukan sebelumnya agar bisa terpilih dan membatasi user untuk memasukkan jawaban mereka. 9. Di bagian Level tool parameter, klik bagian di bawah filter untuk mengaktifkannya. Setelahnya klik drop-down listnya kemudian pilih Value List. Masukkan kode berikut: 10. Untuk Model Type Parameter, masukkan value list berikut: 11. Untuk Beginning Distance, pilih Range dan masukkan nilai berikut: 12. Terakhir, masukkan nilai berikut sebagai filter di dalam Simulations filter: Jika ArcNesian sudah menkonfigurasi semua parameter ArcNesian seharusnya melihat 9 parameter yang sudah terkonfigurasi (0-8). Klik OK untuk menyimpan perubahannya. G. Run Geoprocessing Toolbox Kemudian, untuk test jika geoprocessingnya sudah bekerja kita akan mulai menganalisa data yang ada. Di file .zip yang sudah ArcNesian download sudah terdapat data yang dapat digunakan. 1. Buka geodatabase yang terdapat di dalam .zip file bernama gdb. Klik Map, lalu klik Add Data, lalu pergi ke folder ekstraksi dari yang sudah di download lalu ke folder Merbabu.gdb. 2. Add dataset point bernama “Semak”. Data semak yang berada di sekitar Gunung Merbabu kemudian akan muncul di dalam mapnya. 3. Di dalam jendela Catalog, expand Toolboxes lalu expand kembali Scan Statistics Tools.tbx. 4. Double-Click Scan Statistic, dalam interface Scan Statistic, masukkan data sesuai dengan contoh berikut: 5. Klik Run tool untuk mulai progress Scan Statistic toolnya. Di dalam Content, akan ada feature baru yang berisi hanya titik titik semak belukar yang memiliki attribute level = Berbahaya. 6. Untuk menambahkan Rasternya, pastikan bahwa path pada kolom output Raster di Scan Statistic memiliki folder yang sama sehingga ArcNesian dapat memasukkannya. (Contoh D:\Downloads\ScanStats) File raster yang dihasilkan harusnya memiliki ekstensi .tiff. 7. Jika dataset Rasternya sudah masuk ke dalam Catalog, untuk memudahkan pengguna membedakan konsentrasinya, ArcNesian bisa mengubah simbologi dari rasternya. Untuk menggantinya double klik pada Value dan ubah warna yang hitam putihnya menjadi hijau dan merah. Sekarang, data raster yang ArcNesian butuhkan untuk proses prevensi kebakaran lahan di gunung merbabu sudah selesai. Dan data raster ini bisa digunakan oleh pemangku kebijakan terkait. H. Cara Pembagian Geoprocessing Toolbox Untuk membagikan toolbox yang sudah dibuat, ArcNesian hanya perlu mengirimkan file ekstensi .tbx (dalam case ini Scan Statistic.tbx) dan juga R script yang digunakannya (dalam hal ini file ScanStatistic.R) ArcNesian cukup menggabungkan kedua filenya ke dalam .zip dan mengirimkannya kepada kolega yang akan menggunakan toolboxnya. Perlu diperhatikan juga bahwa untuk menggunakan toolbox ini, kolega ArcNesian harus menginstal R-ArcGIS terlebih dahulu sebelum menggunakan toolboxnya. Kemudian, setelah ArcNesian sudah mendapatkan .zip filenya dan mengekstraknya. ArcNesian hanya perlu pergi ke Insert, kemudian pilih toolbox dan pilih pilihan add toolbox. Begitulah cara agar ArcNesian dapat memanfaatkan kapabilitas dari R ke dalam ArcGIS, serta membungkusnya ke dalam sebuah Geoprocessing Toolbox. Sekarang ArcNesian semua sudah berhasil membuat Geoprocessing Toolboxnya dan dapat menggunakannya untuk dataset lainnya dan bahkan membagikannya kepada rekan rekan dan kolega ArcNesian semua! Stay tuned untuk tips dan trik lain terkait penggunaan produk ArcGIS maupun Esri di ArcNesia ya! See you! Jika ArcNesian memiliki pertanyaan, silahkan menghubungi Tim Support Esri Indonesia melalui e-mail support@esriindonesia.co.id. (Artikel ini dibuat oleh Arga Rana Ruseno dari Esri Indonesia Future Leaders Program)
... View more
07-02-2020
08:45 AM
|
0
|
0
|
4051
|
BLOG
|
Halo ArcNesian! Rekan ArcNesian tentu sudah tidak asing dengan ArcGIS Pro dan segala kapabilitas dan fungsinya yang beragam dan lengkap. Namun, bahkan sesuatu yang sangat lengkap sekalipun, masih bisa dilengkapi lagi. Nah, pada kesempatan kali ini, ArcMin ingin sharing tentang salah satu cara untuk memperkaya ArcGIS Pro dengan custom add-in menggunakan ArcGIS Pro SDK for .NET. ArcMin akan membahas mengenai instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET, mencakup requirements serta langkah-langkahnya. Kemudian, akan dibahas mengenai cara-cara mendapatkan add-ins untuk ekstensi dari ArcGIS Pro pada poin 3. Pada poin terakhir, akan dicontohkan penggunaan salah satu add-ins dari community samples sebagai ekstensi dari ArcGIS Pro. 1. Pendahuluan .NET merupakan suatu platform developer terbuka dan gratis untuk membuat berbagai macam aplikasi. Platform ini mendukung penggunaan bermacam bahasa pemograman, editor, dan library untuk membuat aplikasi web, mobile, desktop, game, serta IoT. ArcGIS Pro SDK for .NET merupakan SDK bagi .NET yang menyediakan kemampuan untuk melakukan kustomisasi dan menambah extension bagi ArcGIS Pro, seperti membuat add-in dan melakukan konfigurasi. Kemampuan ini memungkinkan pengguna ArcGIS Pro untuk memiliki fungsionalitas spesifik demi menyediakan solusi bagi organisasi atau industri. ArcGIS Pro SDK for .NET memanfaatkan fitur-fitur dan pattern .NET yang modern (Task Asynchronous Programming, LINQ, WPF Binding, dan WVVM) untuk membuat add-ins dengan menggunakan API terbaru dari ArcGIS Pro. SDK ini sendiri mulai tersedia di Microsoft Visual Studio 2017 dan 2019. 2. Instalasi ArcGIS Pro SDK untuk .NET A. Spesifikasi Kebutuhan Sistem Kebutuhan/requirement minimum bagi ArcGIS Runtime SDK for .NET versi 1008.0 dapat dilihat pada tautan berikut. B. Langkah Instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET Template dan utilities ArcGIS Pro SDK for .NET sudah tersedia pada ekstensi Visual Studio (.vsix files). Sehingga tidak diperlukan akun administrator ataupun persyaratan akun user untuk menginstal ArcGIS Pro SDK untuk .NET. Meskipun demikian, disarankan untuk melakukan instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET langsung pada Microsoft Visual Studio Langkah-langkah instalasi ArcGIS Pro SDK for .NET dapat diakses di tautan ini. Apabila Arcnesian belum mengunduh Microsoft Visual Studio, software ini dapat diunduh pada tautan ini. 3. Memperoleh Coding untuk Add-In A. Membuat Kode Add-In Menggunakan Microsoft Visual Studio Bahasa pemograman yang digunakan adalah C#. Terdapat berbagai referensi dan sumber untuk membantu dalam pemrograman antara lain home page SDK, SDK Wiki di GitHub, sample code SDK, SDK Snippets, dan lain-lain. 1. Klik File > New Project 2. Apabila ArcGIS Pro SDK sudah terinstal, maka akan muncul beberapa pilihan. Pilih ArcGIS Pro Module Add-In. Klik Next. 3. Lengkapi konfigurasi nama project serta nama solusi, lalu klik Create. 4. Akan muncul tampilan default, dengan window Solution Explorer berisi folder DarkImages, Images, Config.daml, dan Module1.cs Folder DarkImages dan Images digunakan untuk menyimpan ikon untuk theme terang (light) dan gelap (dark). Config.daml merupakan demo file yang digunakan untuk mengatur seluruh item pada solution, sedangkan Module1.cs digunakan untuk melakukan pemrograman atas solution itu sendiri. 5. Untuk menambah item pada Config.daml, klik kanan pada solusi di Solution Explorer > Add > New Item. 6. Pada window Add New Item, expand pilihan Visual C# dan pilih ArcGIS Pro Add-ins. Terdapat berbagai item template yang dapat digunakan untuk membuat solusi. Antara lain untuk membuat button, dock, atau tool yang ada di ArcGIS Pro. Keterangan lebih lanjut mengenai setiap item template dapat dilihat di dokumentasi berikut. 7. Pada contoh ini, ArcMin menambahkan item Button. Dapat dilihat bahwa penambahan item ini menambahkan beberapa gambar untuk theme pada folder, serta file Button1.cs. Baik kode pada Button1.cs maupun Config.daml dapat dilengkapi untuk mengatur kapabilitas dan fungsi dari item yang baru ditambahkan. 8. Apabila sudah selesai dengan tahap coding, dapat dilakukan compile dan built. Add-in yang baru dibuat akan muncul pula pada folder. <Data Directory>/ArcGIS/AddIns/ArcGISPro/xxxxxxxxx Sebagai Esri AddinX File. Add-in ini akan di-load oleh ArcGIS Pro ketika program tersebut dibuka dalam tab default yaitu Add-In. Tab ini dapat diatur apabila dibutuhkan. B. Menggunakan/Memodifikasi Sample Code dari GitHub Terdapat community samples untuk berbagai subjek di GitHub yang dapat diakses melalui link ini. Subyek yang dapat diakses mencakup Core Host, Data Reviewer, Editing, Geodatabase, Geoprocessing, Layouts, Map-Authoring, Map-Exploration dan Parcel Fabric di antara yang lain. Untuk membuka community samples untuk digunakan/dimodifikasi, berikut langkah-langkah yang dilakukan. 1. Buka https://github.com/Esri/arcgis-pro-sdk-community-samples dan unduh sampel-sampel yang ada sebagai ZIP dan kemudian ekstrak pada direktori pilihan rekan Arcnesian. 2. Buka Visual Studio, kemudian klik File > Open > Project/Solution dan arahkan ke file berekstensi .sln (Visual Studio Solution) di dalam folder dari zip yang sudah diekstrak sebelumnya. 3. Solusi akan di-load di dalam Visual Studio. C. Debug, Compile, Build, dan Menjalankan Add-Ins di ArcGIS Pro Rekan Arcnesian dapat melakukan debug pada tab Debug > Start Debugging. Compile dan build dapat dilakukan dari tab Build > Build Solution. Setelah solusi berhasil di-build, Arcnesian dapat menjalankan add-in secara langsung dengan men-klik Start. ArcGIS Pro akan terbuka dan add-ins akan ter-load. 4. Demo: Menggunakan Add In Colorizer dari Community Samples untuk Data Raster Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat banyak contoh add-in atau konfigurasi lain di dalam community sample, termasuk untuk bekerja dengan layer raster. Pada demo kecil ini, kita akan mencoba add-in Colorizer yang dapat mengubah warna piksel berdasarkan field/value tertentu. Add-in in ijuga bisa mengubah warna piksel berdasarkan value R, G, B dengan sekali pengaturan, sehingga cocok untuk mengatur simbologi bagi peta dengan color code yang pasti (misalnya peta geologi/peta umur geologi). 1. Buka solusi Colorizer dari folder Community Samples > Raster > Colorizer. 2. Lakukan perubahan yang diinginkan untuk solusi ini, atau langsung build kemudian Start untuk membuka ArcGIS Pro. 3. Klik New Blank Template - Map untuk menggunakan add-in di project baru. 4. ArcGIS Pro sudah terbuka dengan tab Add In berisi add-in. 5. Data yang digunakan dalam demo ini dapat diperoleh di tautan berikut. Buka data penggunaan lahan dari Modis di folder <directory>/Data/Raster/Landuse/Landuse.gdb/MODIS_Landcover.tiff 6. Buka attribute table untuk melihat field-field yang ada pada data ini, yaitu OBJECTID, Value, LandType, dan nilai RGB dalam kolom masing-masing Red, Green, dan Blue. 7. Ubah menu dropdown Use this attribute menjadi Attribute driven RGB. Klik OK bila muncul tulisan “In ArcGIS Pro 2.5 and older this method only works when using the ‘value’ field, unless you deploy the ‘RecalculateColorizer’ workaround." 8. Simbologi pewarnaan kategori pada data raster telah diatur sesuai dengan nilai RGB yang diberikan. Sekian secuil contoh dari sangat banyak contoh aplikasi ArcGIS Pro SDK for .NET untuk melakukan ekspansi fungsionalitas ArcGIS Pro. Semoga bermanfaat! Jika ada pertanyaan, ArcNesian dapat menghubungi Tim Support Esri Indonesia melalui e-mail support@esriindonesia.co.id (Artikel ini dibuat oleh Nadira Nanda Wijanarko dari Esri Indonesia Future Leaders Program)
... View more
07-02-2020
07:55 AM
|
1
|
0
|
2890
|
BLOG
|
Hi ArcNesian! Dalam postingan kali ini, ArcMin akan membahas mengenai integrasi Python dan ArcGIS Pro untuk otomasi alur kerja Tools Geoprocessing. ArcNesian bisa meningkatkan produktivitas dengan membuat skrip Python untuk mengotomatiskan tugas Geoprosesing ArcGIS. Di sini, ArcNesian akan belajar cara bekerja dengan ArcPy, site package yang dikembangkan Esri yang mengintegrasikan skrip Python ke dalam ArcGIS Desktop dan Pro. Python sendiri merupakan salah satu bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan dalam Data Science dengan komunitas pengguna yang sangat aktif terus melakukan pengembangan kemampuan bahasa ini dengan membuat Libraries, Modules, dan Application Programming Interface (API) baru hampir setiap hari. Dengan ekosistem sebesar itu, merupakan tantangan bagi analis untuk mengetahui Libraries mana yang harus dipelajari, diandalkan, dan tetap mengikuti perkembangan terbaru. Banyak dari ArcNesian yang sudah tahu ArcGIS Pro, kan? ArcGIS Pro sendiri bisa dikatakan sebagai “workstation” untuk Spatial Data Science, loh. Dengan menggabungkan Exploratory Data Analysis, Visualisasi, ArcPy, ArcGIS API for Python, Machine Learning, Deep Learning, serta Notebooks, ArcGIS Pro adalah sistem holistik untuk menyelesaikan permasalahan dalam Data Science. Hal ini tentunya menarik karena Tools tersebut sangat banyak diperbincangkan saat ini dan tentunya diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan kompleks berkaitan informasi spasial. Lalu, bagaimana cara memanfaatkan integrasi Python dengan ArcGIS Pro? Dalam tutorial ini, ArcNesian akan membuat otomasi beberapa proses seperti Join, Buffer, Union menggunakan Tutorial Data yang dikompilasi dan dimodifikasi dari OpenStreetMap Indonesia. Pertama, dibuat skrip untuk Buffer Feature Class “Jalan” berdasar nilai jarak dari tabel “TabelBuffer” sehingga juga butuh proses join. Kedua, kita akan melakukan Select Layer titik-titik “MenaraListrik” yang berada di area Buffer yang sudah dibuat untuk memodifikasi nilai kolomnya sebagai area prioritas. Terakhir, ArcNesian akan mempelajari bagaimana cara membuat skrip tool berdasar skrip yang sudah dibuat. Ikuti langkah-langkah di bawah setelah mempelajari datanya ya! Menjalankan Analisis di PyCharm Banyak tugas yang melibatkan analisis atau manajemen data GIS dalam ArcGIS Pro membutuhkan penggunaan beberapa alat Geoprocessing. Membuat skrip yang menjalankan alat ini menawarkan banyak manfaat. Skrip ArcNesian dapat dikembangkan dan dijalankan di jendela Python di ArcGIS Pro atau dengan editor Python eksternal seperti PyCharm. 1. Konfigurasi Project Baru di PyCharm Buat project baru di PyCharm lalu beralih ke File > Settings > Project: Scripts > Project Interpreter. Pada dialog box, klik tombol untuk memilih Add, lalu klik System Interpreter. Pilih folder C:\Program Files\ArcGIS\Pro\bin\Python\envs\arcgispro-py3\python.exe untuk menentukan interpreter yang terinstall Bersama ArcGIS Pro sehingga kita dapat menggunakan ArcPy. Kalau ArcNesian tidak melihat folder ArcGIS di folder Program Files, ArcGIS mungkin telah diinstal di folder Users. Jelajahi path berikut sebagai gantinya: C:\Users\<Your_Username>\AppData\Local\Programs\ArcGIS\Pro\bin\Python\envs\arcgispro-py3\python.exe. (Pada beberapa sistem, folder AppData disembunyikan; untuk membuka folder, pada toolbar, klik tombol Show Or Hide Hidden Files And Folders). 2. Mengatur Geoprocessing Environment pada Skrip Python Buka skrip BufferJalan.py untuk mempelajarinya. Setiap ArcNesian akan menjalankan skrip apapun untuk analisis dengan ArcPy, dibutuhkan pengaturan geoprocessing environment sebagai berikut (perhatikan baris 2-4). Dengan pertama lakukan Import Modul ArcPy terlebih dahulu, kita dapat mendefinisikan apakah skrip dapat melakukan Overwrite Output dengan arcpy.env.overwriteOutput. Kemudian, ArcNesian juga perlu definisikan workspace dengan menuliskan Geodatabase yang digunakan dengan arcpy.env.workspace. 3. Menjalankan Skrip Python Dari menu Run, pilih Run lalu BufferJalan.py pada Dialog Box. Buka ArcGIS Pro untuk cek apakah Buffer sudah berhasil dibuat di geodatabase. Menggunakan Geoprocessing Tool dengan Python di ArcGIS Pro Setelah ArcNesian sudah bisa mengembangkan alur kerja Python, langkah selanjutnya adalah mengakses data GIS yang dimiliki ArcNesian. ArcNesian akan memodifikasi nilai data di kolom “Priority” untuk Feature Class MenaraListrik yang berada di area BufferJalan. 1. Membuka Python Window Dari tab Analysis, pada grup Geoprocessing, klik tombol Python . Setelah itu, definisikan workspace seperti pada langkah di atas yaitu dengan arcpy.env.workspace. 2. Melakukan Select Layer by Location Pada Geoprocessing Pane, cari “Select Layer by Location”. Klik icon pada Tool select Layer tersebut dan drag menuju Python window. Kemudian, isi parameternya sehingga kode menjadi seperti berikut: arcpy.management.SelectLayerByLocation(‘MenaraListrik’, ‘INTERSECT’, ‘BufferJalan’) lalu tekan Enter untuk menjalankannya. 3. Memodifikasi Nilai pada Kolom Tabel Feature Class Modifikasi dilakukan dengan menggunakan Cursor Object. Cursor object memungkinkan kita untuk mengakses baris dalam sebuah tabel. Cursor dapat digunakan untuk membaca dan menulis atribut serta nilai geometri. Ketik kode berikut dan jalankan: with arcpy.da.UpdateCursor("MenaraListrik", "priority") as cursor: for row in cursor: row[0] = "YES" cursor.updateRow(row) Pastikan bahwa untuk feature class MenaraListrik, titik yang berada di area Buffer kini memiliki tulisan YES pada kolom priority. Membuat Script Tool di ArcGIS Pro dari skrip Python ArcNesian telah membuat skrip Python dan kemudian ingin membuatnya mudah dalam penggunaan parameter input berbeda sambil menciptakan user experience untuk individu yang tidak mengetahui Python. ArcNesian juga ingin memiliki cara untuk membaginya dengan orang lain, baik di workplace masing-masing atau melalui ArcGIS Online. Cara yang baik untuk membuat antarmuka pengguna dan membuatnya mudah untuk dibagikan adalah dengan Script Tool. 1. Membuat Skrip Python Buka skrip BufferTool.py untuk mempelajarinya. Jika sebelumnya input dan output ditulis secara eksplisit, kali ini diganti dengan arcpy.GetParameterAsText() dengan index diisi di dalam kurung. Index ini berguna ketika membuat script tool untuk membedakan variabel. 2. Membuat Script Tool dalam Toolbox di ArcGIS Pro Script Tool dibuat di dalam Toolbox dan dapat dijalankan dengan cara yang sama seperti alat Geoprocessing. Buka Catalog pane, klik kanan pada Toolboxes dan pilih New Toolbox. Pilih nama “BufferMenaraListrik” untuk toolbox baru dan klik Save. Setelah itu, klik kanan Toolbox BufferMenaraListrik pada Catalog pane, arahkan pada tulisan New, dan pilih Script. Ketik nama Script Tool “BufferMenaraListrik”. Klik Parameters di bawah General pada dialog box New Script tersebut. Kali ini ArcNesian definisikan variabel, baik input maupun output serta tipe datanya, yang bersesuaian dengan index yang ditentukan dalam skrip Python lalu klik OK. Script Tool berhasil dibuat! Dengan menggunakan Python dan diintegrasikan dengan ArcGIS Pro, pekerjaan ArcNesian bisa menjadi jauh lebih efektif, bukan? Semoga semakin tertarik untuk mengeksplor kapabilitas ArcGIS Pro yang keren ini ya, ArcNesian! Sekian penjelasan yang bisa ArcMin sampaikan melalui posting kali ini. Jika ada pertanyaan lebih lanjut mengenai artikel ini atau produk Esri, silahkan menghubungi Tim Support Esri Indonesia melalui e-mail support@esriindonesia.co.id. (Artikel ini dibuat oleh Dzulfiqar Naufal Fawwaz dari Esri Indonesia Future Leaders Program)
... View more
06-04-2020
10:15 PM
|
0
|
0
|
3432
|
BLOG
|
Hallo Yosi Andhika, untuk memperoleh keycodes.ecp, bisa diakses di C:\Program Files (x86)\Esri\License10.7\sysgen jika sudah memiliki license ArcGIS Server dan melakukan instalasi ArcGIS Server terlebih dahulu. Thankyou!
... View more
05-18-2020
09:06 PM
|
0
|
0
|
2248
|
BLOG
|
Hi ArcNesian! Kali ini ArcMin akan membahas tentang langkah-langkah untuk mengkoneksikan PostgreSQL dengan ArcGIS Pro dan juga memasukkan Feature Class ke PostgreSQL tersebut. Sebelumnya, ayo Kita bahas tentang PostgreSQL. Apa itu PostgreSQL? PostgreSQL adalah sistem database yang kuat untuk urusan relasi data dan bersifat open source. PostgreSQL menggunakan Bahasa SQL yang dikombinasikan dengan berbagai fitur dengan penyimpanan yang aman dan dapat menangani beban kerja terhadap data dari sebuah mesin menuju layanan web yang bisa diakses banyak orang secara bersamaan. Lalu kenapa perlu melakukan koneksi PostgreSQL dengan ArcGIS Pro? Dalam dunia geospasial, data adalah kunci, kehilangan data maka akan menimbulkan kerugian yang besar bagi user maupun suatu perusahaan. Maka dari itu perlunya penyimpanan yang aman serta akses yang mudah merupakan pilihan dalam melakukan management data, terlebih jika kita berurusan dengan data yang banyak dan ukuran yang besar. Laptop atau PC kita tekadang tidak memiliki space untuk menyimpan data tersebut dan tentunya apa bila harddisk rusak maka data tersebut juga ikut hilang. Nah disini ArcGIS Pro memberikan kemudahan untuk mengakses database yang disimpan pada PostgreSQL, data tersebut dapat diunggah, diedit, ataupun divisualisasikan pada ArcGIS Pro dengan berbagai tampilan Peta yang menarik tentunya. Oke tanpa berlama-lama lagi mari kita ikuti langkah-langkah berikut untuk bisa melakukan koneksi PostgreSQL dari ArcGIS Pro! Beberapa produk yang perlu dipersiapkan: ArcGIS Pro ArcGIS Server (ArcGIS Enterprise Edition) PostgreSQL Install PostgreSQL 1. Sebelum melakukan instalasi PostgreSQL ada baiknya ArcNesian melakukan pengecekan database requirement untuk PostgreSQL agar dapat menyesuaikan versi dari ArcGIS Pro. Nah berikut merupakan contoh PostgreSQL Database Requirements untuk ArcGIS 10.7.x dan ArcGIS Pro 2.3 - 2.4 PostgreSQL 11.2* PostGIS 2.5.1* PostgreSQL 10.7 (64 bit) PostGIS 2.4 PostgreSQL 9.6.12 (64 bit) PostGIS 2.3 PostgreSQL 9.5.12 (64 bit)** PostGIS 2.2** * Dukungan dimulai dengan ArcGIS 10.7.1 dan ArcGIS Pro 2.4. ** Dukungan berakhir setelah ArcGIS 10.7 dan ArcGIS Pro 2.3. Supported Operating Systems Latest Update or Service Pack Tested Windows Server 2016 Standard and Datacenter April 2019 updates Windows Server 2012 R2 Standard and Datacenter April 2019 updates Windows Server 2012 Standard and Datacenter April 2019 updates Windows Server 2008 R2 Standard, Enterprise, and Datacenter SP1 with April 2019 updates Supported Operating Systems Latest Update or Service Pack Tested Red Hat Enterprise Linux (RHEL) Server 7 Update 5 Red Hat Enterprise Linux Server 6 Update 10 SUSE Linux Enterprise Server 12 Service Pack 3 Ubuntu Server LTS 16.04.4 Untuk lebih jelasnya silahkan ArcNesian menuju ke laman: PostgreSQL Database Requirement for ArcGIS Pro. 2. Kemudian download PostgreSQL sesuai requirement pada ArcGIS Pro pada laman Download PostgreSQL. 3. Install PostgreSQL > klik next sampai selesai. Apabila ArcNesian diminta melakukan pengisian password simpan password tersebut karena akan digunakan di tahap selanjutnya. Untuk port isikan sesuai default saja (5432). 4. Setelah instalasi PostgreSQL berhasil maka Langkah selanjutnya yaitu copy file: st_geometry.dll dan pgsqlengine.dll dari C:\Program Files (x86)\ArcGIS\<Versi Desktop>\DatabaseSupport\PostgreSQL\<Versi>\Windows64. Copy isi file tersebut kemudian paste ke library PostgreSQL: C:\Program Files\PostgreSQL\<Versi>\lib 5. Selanjutnya jalankan PostgreSQL untuk memastikan bahwa PostgreSQL telah terkonfigurasi dengan baik, dengan cara membuka PgAdmin4 pada Windows Search. Oke ArcNesian sekarang Arcmin akan lanjut ke bagian pembuatan Enterprise Geodatabase! Create Enterprise Geodatabase 1. Buka ArcGIS Pro lalu Create a New Project atau gunakan Project yang sudah pernah ArcNesian gunakan. 2. Setelah masuk ke halaman berikut, maka selanjutnya ArcNesian dapat memulai membuat Basis Data pada ArcGIS Enterprise. Pada Analysis Tab > Pilih Tools > Ketik Create Enterprise Geodatabase. 3. Selanjutnya isikan data sesuai dengan perintah, contohnya seperti berikut. Kemudian klik Run Apabila pembuatan database berhasil maka akan ada notifikasi di bagian bawah layer ArcNesian. Perlu diketahui password yang diisikan pada Database Administrator Password dan Geodatabase Administrator Password sama seperti password pada PostgreSQL. 4. Apabila mengalami error seperti gambar berikut: ArcNesian memerlukan file ST_Geometry yang sesuai dengan versi ArcGIS Pro yang ArcNesian gunakan. ArcNesian bisa mengunduh file ST_Geometry.dll dari ArcGIS Pro Database Support di Akun My-Esri ArcNesian pada laman Database Support Files > extract isi file tersebut kemudian copy file st_geometry.dll dari folder \PostgreSQL\<Versi>\Windows64 dan paste di library PostgreSQL > lakukan Create Enterprise Geodatabase ulang. 5. Database ArcNesian yang telah ArcNesian buat akan muncul pada laman PostgreSQL sebagai database tersendiri. 6. Selanjutnya hubungkan database pada PostgreSQL dengan database pada ArcGIS Pro. Klik kanan pada folder Database kemudian pilih New Database Connection. Hingga mucul jendela Database Connection. 7. Apabila jendela Database Connection telah muncul maka cek dan isilah kolom sesuai dengan database yang telah dibuat pada PostgreSQL. Jangan lupa uncheck Save User/Password agar ArcNesian dapat mengakses database tanpa ijin dari server. 8. Berikutnya berikan akses pada Enterprise Geodatabase dengan mengetikkan Enable Enterprise Geodatabase pada Tab Analysis Tools. Setelah selesai membuat Enterprise Geodatabase sekarang ArcMin akan membuat Feature Class untuk mengisi database PostgreSQL ArcMin! Membuat Feature Class 1. Setelah memiliki geodatabase pada server PostgreSQL ArcNesian, maka ArcNesian dapat membuat dan mengedit Feature Class dalam bentuk titik, garis dan polygon. ArcNesian dapat membuat Feature Class dengan cara seperti berikut: 2. Apabila jendela Create Feature Class telah muncul maka isikan data dari laman 1 hingga 6 sesuai kebutuhan ArcNesian. Klik finish apabila ArcNesian telah selesai mengisikan informasi yang ingin ArcNesian buat. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat buat temen-temen ArcNesian! Sekian post kali ini, jika ada pertanyaan silahkan ArcNesian menghubungi Tim Support Esri Indonesia melalui e-mail support@esriindonesia.co.id. (Artikel ini dibuat oleh Muhammad Zayyanul Afwani dari Esri Indonesia Future Leaders Program)
... View more
05-15-2020
12:14 AM
|
2
|
2
|
3258
|
POST
|
Hallo Rivan Aji, Sorry for the late response, but for your reference to authorize ArcGIS for Personal Use, you can read our article at https://community.esri.com/groups/arcnesia/blog/2019/12/10/how-to-buy-install-and-authorize-arcgis-for-personal-use. Good luck!
... View more
02-27-2020
10:51 PM
|
0
|
0
|
1336
|
BLOG
|
Hallo ArcNesian! Kali ini ArcMin akan membahas tentang ArcGIS Free Trial, dimulai dari definisi, fungsi, cara membuat akun, dan cara menggunakannya nih mengingat banyak pertanyaan dari ArcNesian perihal ArcGIS Free Trial ini. OK, lets start! Jadi apa itu ArcGIS Free Trial? ArcGIS Free Trial merupakan produk dari ArcGIS yang disediakan secara gratis dan dapat digunakan selama 21 hari. ArcNesian dapat menggunakannya untuk membuat peta dan aplikasi yang informatif maupun solusi GIS yang ArcNesian inginkan, namun hanya untuk penggunaan non-produksi. Lalu, apa saja yang ArcNesian bisa dapatkan dari ArcGIS Free Trial? Akses pada ArcGIS Online dengan maksimal 5 named users ArcGIS Pro desktop software Serangkaian aplikasi yang siap digunakan untuk office, field, dan community yang dapat diakses di browser, desktop, dan perangkat seluler. ArcGIS Living Atlas of the World yang mencakup peta dan data tentang ribuan topik. 400 kredit layanan ArcGIS Online yang dapat digunakan untuk penyimpanan data, akses data premium, melakukan geocoding, analisis, dan banyak lagi. Bagaimana cara membuat akun ArcGIS Free Trial? Langkah-langkah membuat akun ArcGIS Free Trial yaitu: ArcNesian buka link ArcGIS Trial | Free 21-Day Trial Pada Tab Sign Up for the ArcGIS Trial, isi bagian First Name hingga Organization Role, centang I agree to Esri's Privacy Statement lalu klik Start Trial. Setelah ArcNesian mengisi form tersebut, e-mail confirmation akan masuk ke e-mail ArcNesian yang terdaftar dan klik dibagian https://www.arcgis.com/features/login/activation.html?activationcode=xxxxxxx yang ada pada e-mail tersebut. Isi bagian username hingga Security Question lalu centang I accept the terms & conditions dan klik Create My Account. Setelah itu, ArcNesiam akan terdirect ke laman https://www.arcgis.com/home/setup.html dan isi Organization Name dan seterusnya lalu klik Save and Continue. ArcNesian akan automatis masuk ke laman ArcGIS Online yang sudah dibuat. Terlihat bahwa kredit ArcGIS Online untuk ArcGIS Free Trial adalah sebesar 400 kredit. Untuk mengunduh installer ArcGIS Pro, klik di bagian username ArcNesian yang terdapat di kanan atas dari ArcGIS Online ArcNesian, lalu klik Trial Downloads. Anda akan terdirect ke laman https://learn.arcgis.com/en/trial/ dan Anda dapat mengunduh ArcGIS Pro. Jika ArcNesian ingin menggunakan extensions dari Data Interoperability, ArcNesian diwajibkan untuk mengunduh Data Interoperability. Selain ArcGIS Pro, ArcNesian juga dapat mengunduh beberapa aplikasi seperti Collector for ArcGIS, Survey123 for ArcGIS, dll. Setelah berhasil terunduh, Anda dapat melihat artikel Kami mengenai cara melakukan instalasi dan autorisasi pada ArcGIS Pro, di https://community.esri.com/groups/arcnesia/blog/2019/12/10/how-to-buy-install-and-authorize-arcgis-for-personal-use pada bagian Cara menginstall dan mengautorisasi ArcGIS for Personal Use (ArcGIS Pro), lalu ArcNesian dapat melakukan sign-in dengan credentials yang sudah ArcNesian buat. Persyaratan Teknis ArcGIS Pro
ArcGIS Pro membutuhkan Microsoft .NET Framework 4.5 dan Microsoft Internet Explorer 8 atau yang lebih baru. Sebelum menjalankan program instalasi untuk ArcGIS Pro, pastikan mesin ArcNesian memenuhi persyaratan ini. Tinjauan umum tentang pemasangan dan pengaturan telah disediakan di ArcGIS Pro 2.5 system requirements—ArcGIS Pro | Documentation. Apa yang terjadi jika masa ArcGIS Free Trial telah habis? Setelah masa ArcGIS Free Trial berakhir, ArcNesian dapat menghubungi Esri untuk membeli. Berikan Subscription ID pada saat menggunakan ArcGIS Free Trial saat ArcNesian menelepon dan semua pekerjaan yang ArcNesian simpan di ArcGIS Online menjadi bagian dari akun berbayar ArcNesian yang baru. ArcNesian tidak akan kehilangan apapun yang ArcNesian buat! Subscription ID dari ArcGIS Free Trial oleh beberapa individu dan konten yang dibuat selama masa Free Trial tidak dapat digabungkan dengan ArcGIS Online Subscription ya. Selamat mencoba! Sekian post kali ini, jika ada pertanyaan silahkan ArcNesian menghubungi tim support Esri Indonesia melalui Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id).
... View more
02-27-2020
10:46 PM
|
0
|
0
|
1598
|
BLOG
|
Hai ArcNesian! Kali ini kita akan membahas tentang permasalahan mengenai pembayaran dengan Kartu Kredit ketika ingin membeli produk Esri terutama ArcGIS for Personal Use. Jadi, ketika kita ingin membeli produk Esri, ArcNesian harus memiliki Kartu Kredit untuk menyelesaikan pembayaran tersebut. Tetapi banyak juga nih dari para ArcNesian yang mengalami kegagalan ketika ingin melakukan pembayaran dengan menggunakan Kartu Kredit. Blog kali ini akan membahas hal-hal yang harus diperhatikan agar kegagalan tersebut tidak terjadi. Ketika ArcNesian melakukan pembayaran dan pembayaran tersebut gagal, akan muncul informasi seperti dibawah ini pada Platform Pembayaran Kami, yaitu: Expired Card Insufficient Funds Amount Error Invalid Card Number CVV Error Format Error Issuer Unavailable Restricted Card Do Not Honor System Technical Error Lost/Stolen/Pick Up Card Untuk mencegah kegagalan tersebut, ArcMin akan memberikan tips sebelum ArcNesian melakukan pembayaran menggunakan Kartu Kredit! Pastikan Kartu Kredit tersebut aktif atau tidak kadaluwarsa. Kartu Kredit ArcNesian yang sudah tidak aktif akan langsung ditolak pada Platform Pembayaran Kami dan akan muncul error Expired Card. Pastikan batas kredit yang sudah ditetapkan pada Kartu Kredit ArcNesian memenuhi untuk melakukan pembayaran atau Kartu Kredit tersebut memiliki dana yang cukup, jika batas kredit tersebut tidak cukup pasti pembayaran ArcNesian akan gagal dan muncul error Insufficient Funds. Pastikan juga jumlah pembayaran yang ArcNesian masukkan sama dengan jumlah yang tertera pada keranjang produk Esri yang ArcNesian beli untuk mencegah error Amount Error. Hal-hal kecil seperti ini kerap kali menjadi masalah utama dari kegagalan pembayaran menggunakan Kartu Kredit. Ketika memasukkan informasi Kartu Kredit, sebelum ArcNesian kirim, periksa kembali nama dan nomor Kartu Kredit, tanggal kadaluwarsanya, serta kode CVV yang tertera pada belakang Kartu Kredit ArcNesian, serta alamat dari pemilik Kartu Kredit tersebut. Pastikan informasi yang ArcNesian masukkan sudah benar dan sesuai dengan informasi Kartu Kredit ArcNesian. Banyak kegagalan terjadi karena salah memasukkan kode CVV, jadi periksa kembali ya! Error yang akan muncul dapat berupa Invalid Card Number / CVV Error / Format Error. Pastikan jenis Kartu Kredit yang digunakan merupakan Kartu Kredit Internasional sebagai alat pembayaran yang berlaku di seluruh dunia. Jika Kartu Kredit ArcNesian hanya berlaku dan bisa digunakan dalam wilayah tertentu, contohnya hanya berlaku di wilayah Indonesia, maka error Restricted Card / Do Not Honor / System Technical akan muncul. Yang terakhir, pastikan Kartu Kredit yang akan ArcNesian gunakan mendapatkan izin dari Pemilik Kartu Kreditnya, ya. Dalam artian bukan Kartu Kredit yang sudah hilang lalu ArcNesian temukan atau sering disebut dengan Kartu Kredit curian, atau Kartu Kredit yang memang sudah diambil alih oleh Penerbit Kartu Kreditnya. Ketika hal ini terjadi, error yang muncul adalah Lost / Stolen / Pick Up Card. Jika hal-hal diatas sudah dilakukan dan dipastikan kembali oleh ArcNesian namun tetap gagal dalam melakukan pembayaran, ArcNesian dapat langsung mengubungi Penerbit Kartu Kredit ArcNesian ya. Selamat mencoba! Sekian post kali ini, jika ada pertanyaan silahkan ArcNesian menghubungi tim support Esri Indonesia melalui Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id)
... View more
02-27-2020
10:44 PM
|
0
|
1
|
2116
|
BLOG
|
Halo ArcNesian! Di post kali ini, ArcMin akan membahas bagaimana caranya melakukan instalasi dan konfirgurasi untuk Portal for ArcGIS versi 10.8. Sebelum melakukan instalasi dan konfirgurasi, ArcNesian harus memahami mengenai System Requirements untuk Portal for ArcGIS itu sendiri dan dapat dibaca pada Dokumen Esri di Portal for ArcGIS 10.7.x system requirements—ArcGIS Enterprise system requirements. Setelah memahami System Requirements, mari kita teruskan langkah-langkah untuk melakukannya! Buka file installer pack Portal for ArcGIS 10.8, lalu klik Setup.exe. Setelah windows Portal for ArcGIS 10.8 Setup muncul, klik Next. Ketika windows Master Agreement muncul, ArcNesian dapat mencentang bagian I accept the master agreement lalu klik Next. Lalu pilih destinasi folder penyimpanan dari file installer tersebut, jika ingin lokasi penyimpanan secara default terletak pada C:\Program Files\ArcGIS\Portal\, klik Next. Pilih pula destinasi folder direktori untuk menyimpan data log, index, dan temporary, jika ingin lokasi penyimpanan secara default pada C:\arcgisportal\, ArcNesian dapat klik Next. Masukkan nama akun dan password untuk Portal for ArcGIS. Jika ArcNesian memiliki file konfigurasi, pilih I have a configuration file with the account information generated by a previous run of this setup. Lalu klik Next. ArcNesian dapat menyimpan hasil konfigurasi akun seperti yang sudah disebutkan diatas dengan memilih Export configuration File. This file should be placed in a secure directory. Lalu pilih lokasi destinasi dari file konfigurasi tersebut dan klik Next. Instalasi akan siap dilakukan, klik Install. Ketika proses instalasi sudah selesai, klik Finish dan akan secara otomatis masuk ke web-browser dan terbuka laman https://localhost:7443/arcgis/home untuk membuat portal yang baru, dan klik Create New Portal. Pilih license untuk Portal for ArcGIS 10.8 yang memiliki format .json, lalu klik Open, dan setelah terpilih klik Next. Buat Initial Administrator Account, dengan memasukkan username dan password yang ArcNesian inginkan, lalu pilih User Type sebagai Creator. Akun ini berguna untuk membuka Portal for ArcGIS. Isi informasi akun ArcNesian hingga Security Question beserta jawabannya, lalu klik Next. Pilih folder untuk direktori konten ArcNesian, jika ingin default maka lokasinya adalah C:\arcgisportal\content Periksa kembali kesimpulan dari konfigurasi tersebut, jika sudah, klik Create, dan tampilan Account Created akan muncul. ArcNesian dapat melakukan Sign In pada Portal for ArcGIS yang sudah dilakukan instalasi dan konfigurasi. Selamat mencoba! Sekian post kali ini, jika ada pertanyaan silahkan ArcNesian menghubungi tim support Esri Indonesia melalui Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id)
... View more
02-27-2020
10:38 PM
|
0
|
0
|
1276
|
BLOG
|
Halo ArcNesian! Kali ini ArcMin akan membantu teman-teman ArcNesian mengenai cara membeli, menginstall, dan mengautorisasi ArcGIS for Personal Use. ArcGIS for Personal Use itu sendiri merupakan suatu platform yang dapat digunakan untuk pengguna GIS (Geographic Information System) yang ingin mendalami ilmu GIS dan melakukan penelitian secara pribadi yang bersifat non-komersil. Jika para ArcNesian telah membeli ArcGIS for Personal Use, maka akan mendapatkan: ArcGIS Desktop Advanced ArcGIS Online Named User level 2 dengan kredit sebesar 100 service credits https://doc.arcgis.com/en/arcgis-online/administer/credits.htm ArcGIS Pro dengan extensions: ArcGIS 3D Analyst ArcGIS Data Interoperability ArcGIS Data Reviewer ArcGIS Geostatistical Analyst ArcGIS Network Analyst ArcGIS Publisher ArcGIS Schematics ArcGIS Spatial Analyst ArcGIS Tracking Analyst ArcGIS Workflow Manager Akses ke My Esri Lisensi yang didapatkan berlaku selama 12 bulan dan jenis Technical Support yang akan didapatkan adalah bantuan dalam instalasi dan autorisasi untuk ArcGIS for Personal Use. Ayo kita mulai! Cara Membeli ArcGIS for Personal Use ArcNesian harus melakukan registrasi terlebih dahulu untuk akun myEsri dengan cara buka link http://my.esri.com > klik Create a public account > isi data nama dan e-mail Anda, lalu centang License Agreement > klik Create an Account dan akun myEsri Anda sudah dibuat. Selanjutnya e-mail aktivasi dan konfirmasi dari Esri akan dikirimkan ke e-mail ArcNesian yang tertera ketika melakukan registrasi > pada e-mail tersebut, klik Activate Your Account > ketika tab baru muncul, masukkan username dan password yang ArcNesian inginkan untuk akun myEsri, dan lengkapi bagian Personal Information hingga Security Question > lalu proses registrasi akun myEsri selesai. Setelah proses registrasi selesai, Anda dapat masuk ke akun tersebut dengan memasukkan username dan password yang telah dibuat. Ketika sudah berhasil Sign In, tampilan akun myEsri akan menampilkan layar Dashboard, My Profile dan My Organizations. Akun myEsri ini dapat digunakan untuk mengelola informasi akun Anda seperti: memperbarui informasi kontak, membuat kasus untuk dukungan teknis, meninjau riwayat pesanan dan status pemeliharaan, mengakses informasi lisensi, mengakses unduhan perangkat lunak, menambahkan pengguna dengan tingkat akses yang dapat disesuaikan, termasuk menambahkan pengguna untuk pelatihan dari Esri. Kini kita mulai ke tutorial untuk membeli ArcGIS for Personal Use. Klik tombol search pada tampilan akun myEsri Anda > ketik ArcGIS for Personal Use > pilih ArcGIS for Personal Use Program | ArcGIS for Desktop Advanced for Personal Use > pada tab baru yang sudah terbuka tampilan ArcGIS for Personal Use, scroll kebawah dan klik Get it Now > klik Buy Now dan akan langsung ke akun myEsri Anda. Setelah akun myEsri terbuka, klik Create new global Esri customer number > klik I am Purcasing for myself as an individual, jika Anda akan menggunakan untuk diri sendiri, klik I am Purchasing on behalf of an organization, jika Anda menggunakan ArcGIS for Personal Use sebagai bagian dari suatu organisasi > konfirmasi detail informasi Anda > klik Continue > pilih produk yang ingin dibeli, yaitu Auto Renewal atau Manual Renewal. Perbedaannya adalah untuk Auto Renewal, lisensi yang diberikan akan diperbarui setiap tahun, untuk Manual Renewal, konfirmasi akan dibutuhkan untuk perpanjangan lisensi setiap tahun > ketik jumlah produk yang ArcNesian akan dibeli > klik Add to Chart. Untuk melakukan pembayaran, klik tombol Cart pada kanan atas > klik Proceed to checkout > isi informasi mengenai Credit Card Anda > klik Review Order > centang I agree to Esri’s Terms Conditions and Esri Distributor Terms of Sale > klik Submit Order > akan muncul tampilan terimakasih dan e-mail konfirmasi dikirimkan dari Esri ke e-mail Anda yang terdaftar. Lalu ArcNesian bisa membuka e-mail konfirmasi dari Esri yang berisikan Reference ID > klik link yang tertera pada e-mail tersebut. Link tersebut akan menghubungkan ke halaman Product Information for Your Order yang mengandung informasi Esri Order Number, Order Date, Reference Number, dan Customer Number. Pembelian produk ArcGIS for Personal Use telah selesai. Mari kita lanjutkan dengan cara menginstall ArcGIS for Personal Use! Cara menginstall ArcGIS for Personal Use (ArcGIS Online) Untuk mengaktivasi ArcGIS Online, klik Activate ArcGIS Online Organization pada Product Information for Your Order > klik Activate Subscription > pada tab Activate your organizational subscription, Anda dapat memilih By creating a new account untuk membuat akun ArcGIS Online yang berbeda dengan akun myEsri atau By converting an existing ArcGIS Public Account jika ingin menggunakan akun myEsri yang sama, kali ini ArcMin akan menggunakan pilihan akun yang sama > klik Next. Tab sign in with Esri akan terbuka, lalu masukkan username dan password akun myEsri Anda > lakukan Sign In > tab Set Up your Organization akan terbuka > lalu isi nama organisasi dan nama url yang akan digunakan untuk ArcGIS Online Anda > pilih Bahasa yang Anda inginkan serta Region Anda, dalam hal ini ArcMin akan memilih Indonesia > pada Esri User Experience Improvement Program, centang Allow ArcGIS Online to collect usage information from organization members to improve its user experience > klik Save and Continue. Tab profil organisasi Anda akan terbuka dan tampilan berisikan log aktivitas, jumlah kredit, anggota, dan lisensi yang Anda miliki. Pada tab lisensi add-on, Anda dapat mengelola lisensi apa saja yang diinginkan, contohnya untuk ArcGIS Pro Advanced > klik Tetapkan > tetapkan pula akun Anda agar mendapatkan lisensi ArcGIS Pro Advanced. Jenis Pengguna yang didapatkan untuk ArcGIS for Personal Use adalah sebagai creator. Jika ArcNesian klik pada tab Peta, maka Peta Indonesia akan langsung muncul dikarenakan Region yang kita pilih adalah Indonesia. Maka ArcGIS Online Anda sudah siap untuk digunakan. Lanjut ke cara menginstall dan mengautorisasi ArcGIS Desktop! Cara menginstall dan mengautorisasi ArcGIS for Personal Use (ArcGIS Desktop) Untuk mengaktivasi ArcGIS Desktop, ArcNesian dapat membuka Product Information for Your Order > klik Download software > klik Go to Download Page > pada tab tersebut akan ada 3 pilihan yang dapat di download, yaitu ArcGIS Pro, ArcGIS Desktop, dan ArcGIS for Desktop. ArcMin menyarankan untuk mengunduh file ArcGIS Pro dan ArcGIS Desktop, karena ArcGIS for Desktop merupakan versi lama dari ArcGIS Desktop. Untuk mengunduh ArcGIS Desktop, klik View Downloads > unduh ArcGIS Desktop versi terbaru yaitu 10.7.1 dengan cara klik Download > klik Save File. Jika ArcNesian ingin menggunakan extensions yang ada, silahkan lakukan hal yang sama dengan cara mengunduh lalu menyimpan file tersebut. Jika file yang diunduh telah selesai, Anda dapat memulai menginstall ArcGIS Desktop dengan cara klik file unduhan > klik Run > pilih lokasi folder tujuan unduhan > klik Next > setelah selesai, centang Launch the setup Program > klik Close. Selanjutnya tampilan User Account Control akan muncul lalu klik Yes > klik Next > Anda dapat membaca Master Agreement, jika Anda setuju maka centang I accept the master agreement, klik Next > pada setup type, pilih Complete > klik Next hingga pilihan Install muncul. Tab ArcGIS Administrator Wizard akan muncul ketika proses menginstall telah selesai. Tab ArcGIS Administrator Wizard berguna untuk menentukan lisensi apa yang akan kita gunakan. Karena ArcNesian sudah membeli ArcGIS for Personal Use, maka lisensi yang didapatkan adalah Advanced (ArcInfo) Single Use > klik Authorize Now > akan muncul Tab Software Authorization Wizard dan muncul pilihan Authorization untuk menginstall. Anda dapat memilih I have installed my software and need to authorize it > klik Next, lalu pilih Authorize with Esri now using the Internet dan masukkan biodata diri dan jenis organisasi Anda > masukkan Software Authorization Number Anda. Software Authorization Number Anda dapat dilihat di akun myEsri di bagian Licensing, pilih View Authorization lalu pilih Personal Use dan klik Tab Licensing dan Authorizations dan akan muncul kode lisensi untuk ArcGIS for Personal Use. Kode tersebut dimasukkan ke Software Authorization Number > klik Next dan pilih I do not want to authorie any extensions at the time > klik Next > lalu proses mengautorisasi ArcGIS Desktop sudah selesai. Setelah autorisasi selesai, makaArcNesian telah berhasil melakukan instalasi dan autorisasi untuk ArcGIS Desktop versi 10.7.1. Untuk menggunakannya, ArcNesian dapat membuka ArcMap pada perangkat Anda dan menggunakan fitur-fitur yang ada di dalamnya. Yang terakhir, cara menginstall dan mengautorisasi ArcGIS Pro! Cara menginstall dan mengautorisasi ArcGIS for Personal Use (ArcGIS Pro) Lakukan hal yang sama ketika ArcNesian ingin menginstall ArcGIS Dekstop, yaitu klik Download software pada Product Information for Your Order > klik Go to Download Page > klik View Downloads > unduh ArcGIS Pro dengan cara klik Download > klik Save File. Setelah proses mengunduh selesai, klik Run > pilih lokasi folder tujuan unduhan > tunggu sampai proses Unpacking selesai dan ketika sudah selesai, centang Launch the setup program, lalu klik Close. Tab ArcGIS Pro Setup akan muncul lalu klik Next > Anda dapat membaca Master Agreement, jika Anda setuju maka centang I accept the master agreement, klik Next > pilih Anyone who uses this computer (all users) agar ArcGIS Pro dapat dipakai oleh semua user pada perangkat Anda, klik Next > klik Install agar proses instalasi dapat dimulai > ketika proses instalasi sudah selesai, klik Finish, maka ArcNesian berhasil melakukan instalasi ArcGIS Pro. Setelah melakukan proses instalasi, ArcNesian buka kembali halaman ArcGIS Online pada link https://www.arcgis.com/home/index.html > lakukan Sign In dengan memasukkan username dan password akun myEsri Anda > lalu klik Tab Organization > pilih Tab Licenses > pada tautan ArcGIS Pro klik Manage > pilih profil ArcGIS Online yang akan diassign penggunaan ArcGIS Pro. ArcNesian sudah dapat membuka ArcGIS Pro dan ketika masuk Anda diharuskan sign in terlebih dahulu. Masukkan username dan password yang sudah Anda dibuat, maka ArcGIS Pro sudah siap untuk digunakan. Selamat mencoba! Sekian post kali ini, jika ada pertanyaan silahkan ArcNesian menghubungi tim support Esri Indonesia melalui Esri Indonesia Technical Support (support@esriindonesia.co.id).
... View more
12-09-2019
09:15 PM
|
0
|
1
|
4849
|
Title | Kudos | Posted |
---|---|---|
1 | 07-19-2020 09:22 PM | |
1 | 07-02-2020 07:55 AM | |
2 | 05-15-2020 12:14 AM |
Online Status |
Offline
|
Date Last Visited |
06-24-2022
04:40 AM
|